1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

The Fed: Seabad Mengawal Dollar

Anje Passenheim/Rizki Nugraha23 Desember 2013

Sejak 100 tahun the Fed mengawasi mata uang Dollar. Kekuasaan bank sentral Amerika Serikat itu nyaris tak mengenal batas. Tapi kiprahnya yang kerap kotroversial menjaring musuh-musuh berkuasa di Washington.

https://p.dw.com/p/1Af3d
Foto: picture-alliance/John Greve

Bangunan bergaya Beaux Arts dengan dinding marmer itu menjulang kokoh di Constitution Avenue, antara Gedung Putih dan Capitol Hill - sebuah pojok mentereng di ibukota Washington D.C. Jendelanya yang jangkung dan berwarna gelap melindungi bagian dalam dari intipan orang tak diundang. Selain lusinan petugas keamanan berseragam hitam, tidak seorangpun terlihat berjejak di sekitar gedung.

Siapapun yang bekerja di sini, laki-laki atau perempuan dengan setelan hitam yang necis, sudah terbiasa dibawa oleh supir langsung ke garasi bawah tanah. Mereka adalah centeng mata uang Dollar.

Bahkan di Washington sekalipun, Eccles Building masih menimbulkan tanda-tanya buat pejalan kaki. "Saya tidak tahu," kata seorang perempuan. Ia tidak sendirian, cuma sebagian kecil yang mendapati tulisan kecil di sisi kanan gedung, "ini adalah Federal Reserve," kata seorang pria. Perempuan lain menambahkan,"gedung ini adalah bank sentral Amerika. Direkturnya adalah Ben Bernanke," ujarnya.

Terlahir dari Petaka

Sudah sejak seratus tahun the Fed mengawasi aktivitas keuangan di Amerika Serikat dan belahan bumi lain. Kisah kelahirannya memadukan kompromi politik, bencana keuangan dan sekelompok bankir yang gugup.

Musim dingin 1913 adalah masa-masa pelik di Amerika Serikat. Ekonomi belum sepenuhnya pulih dari krisis keuangan kendati enam tahun sudah berselang. Pengangguran membengkak, kriminalitas merajalela. Sementara Eropa masih bergejolak, membibit perang terbesar yang pernah terjadi di muka bumi kala itu.

Pada saat seperti itulah lima bankir paling berkuasa di Amerika memutuskan bertemu diam-diam di Jekyll Island, dekat Georgia. Bersama mereka adalah Nelson Aldrich, senator asal New York, yang berteman dekat dengan JP Morgan. Aldrich adalah tangan kanan Presiden Wodrow Wilson. Kader Partai Demokrat itu bersekutu dengan JP Morgan dan John D. Rockefeller. Mereka membiayai Wilson memenangkan pemilu. Sebagai gantinya sang presiden mendirikan Bank Sentral.

Dalam buku hariannya Wilson kemudian menyesali tindakannya itu, "saya secara tidak bijak menghancurkan negeri ini. Sebuah negara industri besar diatur oleh sistem kreditnya sendiri. Semua aktivitas kita bergantung pada sekelompok orang."

Privatisasi Pengawasan Mata Uang

Undang-undang Federal Reserve Act yang diloloskan oleh Wilson memang akhirnya meletakan pengawasan mata uang Dollar kepada sekelompok bankir swasta. Mereka mengatur dunia keuangan dari markas besarnya di Washington dan diwakili 12 cabang yang tersebar di seluruh negeri. The Fed yang membebaskan diri dari politik, berfungsi sebagai lembaga keuangan terakhir yang mengucurkan kredit untuk sektor perbankan dalam situasi darurat.

Misi awal eksperimen besar ini adalah untuk menjaga stabilitas mata uang dollar," kata Direktur Bank Sentral, Ben Bernanke. Bersama the Fed, mata uang Dollar yang nilainya dipatok dengan harga emas itu menjelma menjadi cadangan devisa internasional.

Sejak didirikan seratus tahun silam, Bank Sentral Amerika sudah menghadapi berbagai krisis keuangan, kata Bernanke dalam sebuah pesta ulang tahun di Washington, "Depresi di era 1930-an, inflasi 1970-an, resesi global menyusul krisis keuangan 2008," katanya menyebut sebagian.

Intervensi Politik

Kritikus menghujat bank sentral justru membibit krisis-krisis tersebut dengan kebijakannya sendiri. Antara lain karena the Fed dianggap sering mencampuri sesuatu yang bukan menjadi urusannya, yakni politik.

Bernanke baru-baru ini misalnya menelurkan kebijakan bunga nol persen untuk menurunkan angka pengangguran di Amerika Serikat. Namun di sisi lain, bank sentral juga dikritik lantaran membeli obligasi negara jangka panjang dan kredit perumahan selama berbulan-bulan. Kendati berjanji akan mengurangi volume pembelian menjadi cuma 75 milliar US Dollar tahun depan, the Fed dianggap mencampuri kebijakan fiskal negara yang berada di luar kewenangannya.

Kucuran dana tak terbatas yang dilakoni the Fed menggiring pasar keuangan dan ekonomi global ke pinggir jurang, kata John Alison, Direktur Cato-Institute di Washington. "Mereka yang bertanggungjawab. Kalau the Fed memanipulasi cadangan devisa, mereka membuat pergerakan ekonomi mustahil diprediksi," kata ekonom yang sempat menggawangi bank BB&T itu.

"Setiap krisis keuangan dalam karir saya menjadi lebih parah lewat kebijakan bank sentral," katanya menambahkan. "Jika saya boleh mengusulkan, kita sebaiknya menghapus Federal Reserve." Hal senada diungkapkan politikus-politikus kanan.

Awal 2014 Janet Yellen bakal menjadi perempuan pertama yang menjabat direktur bank sentral AS. Tugas pertamanya adalah menghadapi upaya Partai Republik mengkaji ulang Undang-undang Federal Reserve Act di Senat.

IWF-/Weltbank-Tagung: Ben Bernanke liest Zeitung
Direktur Bank Sentral AS, Ben BernankeFoto: Jim Watson/AFP/Getty Images
US-Notenbank in Washington DC
Eccles Building, markas Bank Sentral Amerika Serikat, Federal ReserveFoto: picture-alliance/dpa