Tersangka Bom Boston Sangkal Tuduhan
11 Juli 2013Tersangka pelaku bom Boston, Dzhokhar Tsarnaev (19 tahun) tampil dalam sidang pertama kasus tuduhan penggunaan senjata pembunuh massal, pembunuhan empat orang, menyebabkan sejumlah korban luka saat lomba maraton digelar di Boston. Selain itu dia juga dituduh melakukan konspirasi. Sambil melemparkan senyuman kecil kepada dua saudara perempuannya yang menghadiri persidangan, Tsarnaev menolak ke-30 tuduhan yang dilontarkan kepadanya di pengadilan perdana di Boston dengan kata-kata "Not guilty" atau tidak bersalah.
Sekitar 30 korban dan keluarga korban tewas serta cedera menghadiri proses tersebut. Dzhokhar Tsarnaev dan kakaknya Tamerlan diduga meletakkan dua bom rakitan. Menurut tuduhan yang dibaca dalam proses, kedua pelaku mengkoordinasi peledakan melalui telpon genggam.
Saat itu ratusan ribu orang datang ke Boston untuk melihat lomba maraton pada 15 April lalu. Seorang bocah usia delapan tahun, seorang perempuan (29 tahun) dan seorang mahasiswi China tewas dan lebih dari 260 luka-luka akibat ledakan bom tersebut. Selain itu Tsarnaev juga dituduh membunuh seorang polisi.
Dzhokhar Tsarnaev berhasil ditangkap setelah berhari-hari diburu. Saat ditangkap ia luka berat dan harus cukup lama menjalani perawatan di rumah sakit, sementara kakaknya Tamerlan tewas dalam baku tembak dengan polisi ketika sedang berusaha kabur. Ketika muncul di pengadilan, tangan kiri Dzhokhar kelihatan dibalut gips.
Pihak kejaksaan menyatakan akan memanggil sekitar 80 sampai 100 saksi. Proses ini diperkirakan akan berlangsung tiga sampai empat bulan. Pengadilan berikutnya dijadwalkan untuk tanggal 23 September mendatang,
Karena Dzhokhar Tsarnaev diadili menurut hukum federal AS, dia terancam hukuman mati,meski negara bagian Massachusetts sendiri tidak mengijinkan hukuman mati. Pakar hukum memperkirakan, tim penuntut dan pembela sebelumnya sudah sepakat untuk menjatuhkan vonis penjara seumur hidup sebagai imbalan pengakuan yang luas dari tersangka mengenai latar belakang tindakannya.
csf/hp (rtr, afp)