1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Terperangkap dalam Anonimitas. Internet di Cina dan Iran

14 Mei 2010

Internet sudah menjadi sarana komunikasi masyarakat di sejumlah negara. Di Iran dan Cina internet digunakan sebagai sarana politik, baik oleh pemerintah maupun penentangnya.

https://p.dw.com/p/NN6y
Gambar simbol. Internet dan sensor di IranFoto: picture-alliance/ dpa / DW Montage

Kemenangan masyarakat pengguna internet atas sensor pemerintah Iran tampaknya sudah hampir berhasil Juni tahun lalu. Sebelum pemilu, rejim Iran secara ketat mengontrol politisi yang menentang pemerintah serta semua surat kabar. Akibatnya secara tiba-tiba kampanye kubu oposisi berkembang dengan pesat di berbagai jaringan Twitter, Facebook dan Blogger.

Internet Sarana Baru bagi Warga Muda Iran

Iran Wahlen Proteste Demonstration
Demonstran yang mendukung oposisi di IranFoto: mehr

Terutama orang-orang muda mengadakan pertemuan di internet. Kemudian mereka turun ke jalan-jalan dalam jumlah besar, dan dengan mengenakan warna hijau, baik bendera maupun syal, menuntut pergantian kekuasaan di negaranya. Ketika itu, sebagai salah seorang dari sejumlah kecil wartawan, Peter Mezger mengamati jalannya kampanye dan pemilu di Iran.

Ia menceritakan apa yang dilihatnya. "Penutup kepala tambah lama hanya menutupi rambut saja. Rok tambah lama tambah pendek. Di stadion-stadion orang menari-nari. Warna hijau menjadi elemen yang menguasai Iran. Dan mereka mengira, mereka sudah berhasil, karena adanya internet dan lain-lainnya. Sekarang ditarik kesimpulan yang salah. Mereka tidak memperhitungkan, bahwa mereka menipu diri sendiri, karena mereka hanya memandang diri sendiri. Mereka tidak melihat lagi realita di negara, melainkan melipatgandakan impian mereka."

Mahmoud Ahmadinedjad, yang waktu itu sudah menjadi presiden kembali keluar sebagai pemenang. Kemungkinan ia menang karena menjalankan manipulasi besar-besaran. Yang jelas itu menjadi pukulan keras bagi impian "kaum hijau". Oposisi mengadakan demonstrasi untuk waktu lama di jalan-jalan. Sekarangpun di internet masih ada perlawanan besar.

Dampak Negatif Penggunaan Internet

Symbolbild Iran Zensur Medien Internet Zeitungen
Gambar simbol. Sensor di Iran dan penggunaan media internet serta koranFoto: DW/dpa

Namun demikian gerakan oposisi segera merasakan dampak negatif kebebasan di internet. Maryam Mirza adalah aktivis hak perempuan. Ia juga menjadi penulis Blog terkenal di Iran, dan sejak kerusuhan tahun lalu ia hidup di pengasingan di Jerman. Maryam Mirza bercerita, "Dua bulan yang lalu diumumkan, bahwa 30 orang, yang menyatakan dukungan bagi nilai-nilai kebebasan di internet, ditangkap. Sayangnya kami tidak tahu apapun mengenai mereka. Kami tidak tahu apa yang sekarang terjadi atas mereka, karena sebagian besar bekerja dengan nama samaran."

Kebebasan di internet menjadi jebakan bagi mereka. Awalnya, eforia dirasakan para penentang pemerintah karena kemudahan berkomunikasi dalam internet. Belakangan mereka mulai mendapat peringatan akan bahaya yang terselubung di baliknya. Dulu, dinas rahasia Iran harus menyiksa penentang pemerintah, jika mereka ingin mendapatkan informasi. Sekarang, dengan mudah mereka dapat memperoleh informasi melalui jaringan sosial di internet. Demikian gambaran situasi yang diberikan wartawan Evgeni Morosov. Morosov bekerja sebagai wartawan di internet. Ia berasal dari Belarusia, yang memiliki pemerintah otoriter, dan sekarang tinggal di AS.

Masalah Penggunaan Internet di Cina

China Google in Peking und chinesische Flagge
Bangungan yang menjadi kantor pusat Google di Beijing, sebelum perusahaan itu pindah ke Hong KongFoto: AP

Situasi seperti di Iran juga dapat dilihat di Cina. Maret lalu, perusahaan AS Google menutup kantornya di Cina dan pindah ke Hong Kong. Menurut keterangan Google, alasannya karena para hacker Cina secara terarah berusaha membaca e-mail dari orang-orang yang anti pemerintah, yang disimpan dalam program Google.

Sebelumnya selama empat tahun Google berusaha untuk menjaga keseimbangan antara undang-undang Cina yang restriktif dan prinsip perusahaan Google, yaitu menjalankan aliran data sebebas mungkin. Demikian dikatakan Kai Oberbeck, jurubicara perusahaan Google di Jerman. Ia menjelaskan, "Karena alasan ini, sejak kami aktif di Cina, kami tidak menawarkan servis yang membutuhkan data pribadi orang. Supaya pemerintah di negara itu tidak dapat meminta pengguna internet untuk menyerahkan data-data pribadi seperti itu."

China Internet Schriftart
Sebuah internet cafe di BeijingFoto: picture alliance/dpa

Sarana Propaganda Pemerintah

Potensi internet sekarang juga sudah disadari beberapa aparat propaganda pemerintah. Mereka tidak hanya mensensor situs tertentu, mereka juga berusaha menangkap orang-orang yang aktif mengkritik pemerintah di internet. Di samping itu mereka juga berupaya mempengaruhi diskusi di internet. Pemerintah Cina adalah pemerintah pertama yang diduga membayar sejumlah besar pengguna internet untuk menulis komentar-komentar yang pro pemerintah.

"Partai 50 sen", begitu sebutan mengejek yang diberikan kepada partai yang berkuasa di Cina. Karena menurut desas-desus, untuk setiap tulisan yang dimasukkan ke internet, setiap orang mendapat uang 50 sen. Tetapi sekarang, pemerintah mulai merasa takut karena taktiknya itu juga digunakan pihak oposisi. Demikian dikatakan wartawan lepas asal Cina, Shi Ming yang juga bekerja di Deutsche Welle. Beberapa waktu lalu, dalam sebuah koran terpandang departemen kehakiman Cina memperingatkan adanya pengaruh atas pengadilan yang dilancarkan lewat media internet.

Juga Digunakan Oposisi

Shi Ming (DW-RADIO/Chinesisch) beim Dialog der Welt "Modell China?"
Wartawan Shi MingFoto: DW/B.Frommann

Shi Ming mengutarakan lebih lanjut, "Departemen kehakiman punya banyak pegawai yang tugasnya menulis. Dengan uang sedikit saja, seorang pengacara dapat membayar 50.000 penulis yang dalam satu hari menulis dengan penuh konsentrasi di berbagai forum diskusi. Sehingga mereka dapat mempengaruhi pendapat umum untuk menentang atau mendukung keputusan pengadilan tertentu."

Forum-forum internet sudah lama mempengaruhi pandangan masyarakat seperti halnya diskusi apapun. Internet sudah menjadi media yang sangat penting di Cina, sehingga persaingan kekuasaan sudah lama tidak lagi hanya antara pemerintah dan jaringan tertentu yang kritis di internet. Demikian dikatakan Shi Ming.

Pengaruhi Pandangan Masyarakat

Symbolbild China Internet Internetcafe lan party zensur
Gambar simbol. Penggunaan internet di CinaFoto: AP

Ia menjelaskan, "Pergerakan dari bawah ke atas ini menyebabkan timbulnya berbagai suara, yang pada akhirnya menunjukkan keanekaragaman suara dari pelobi. Juga dalam media-media klasik. Sekarang para pelobi tidak menjalankan permainan mereka di belakang layar. Mereka semakin menunjukkan peranan mereka di depan masyarakat umum."

Dalam hal ini, internet hampir serupa dengan media tradisional. Akibat sulitnya membeda-bedakan kabar di internet, pemerintah tidak lagi hanya melancarkan sensor yang terarah. Diskusi-diskusi yang tampaknya akan sulit dikendalikan, dicegah sepenuhnya. Bukan hanya pendapat yang disensor pemerintah Cina, melainkan tema-tema secara keseluruhan, yang biasanya, setelah disensor kemudian menerobos ke masyarakat dan mendapat perhatian sangat besar.

Di Iran situasinya berbeda dari di Cina. Bagi masyarakat muda pengguna internet di Iran, pola-pola seperti itu belum terbentuk. Setelah gelombang terakhir penangkapan para penentang pemerintah, situasi sekarang sangat tenang di situs-situs internet berbahasa Persia. Demikian dikatakan penulis Blog asal Iran Maryam Mirza.

Mathias Bölinger / Marjory Linardy

Editor: Edith Koesoemawiria