1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tentara Libya Rebut Bani Walid

25 Oktober 2012

Pasukan yang pro pemerintah Libya hari Kamis (25/10) akhirnya menguasai Bani Walid, salah satu benteng terakhir yang selama ini masih dikuasai pendukung rezim Muammar Gaddafi yang telah terguling.

https://p.dw.com/p/16WDP
Foto: picture-alliance/dpa

Ratusan pejuang, sebagian besar bekas pemberontak yang berasal dari kota saingan yakni Misrata, berkumpul di pusat Bani Walid, menembakkan senjata ke udara dan menaikkan bendera Libya.

Beberapa pejuang meledakkan dinding dan jendela dengan roket anti tank dan senapan AK-47. “Situasi di Bani Walid kini sudah sepenuhnya kami kuasai,” kata juru bicara Angkatan Darat Libya Mohammed al-Qunduz sambil menambahkan bahwa “Tentara angkatan darat telah menguasai semua instalasi vital kota.”

Serangan Besar

Tentara Libya sejak Sabtu lalu melancarkan serangan besar-besaran atas Bani Walid setelah pengepungan selama lebih dari dua pekan.

Kepala Staf Angkatan Bersenjata Libya Yussef al-Mangouch, secara resmi mengumumkan berakhirnya semua operasi militer di kota itu. Dalam konferensi pers, Mangouch mengatakan bahwa pasukannya masih memburu sejumlah loyalis Gaddafi yang melarikan diri melewati padang pasir.

Pesawat temputr terlihat di atas pinggiran kota yang kini sepi setelah warga dan pekerja asing di tempat itu melarikan diri menghindari pertempuran. Pasukan pro pemerintah berpatroli di kota kosong itu dengan kendaraan bersenjata berat.

Juru bicara pemerintah Nasser al-Manaa mengatakan bahwa sekitar 100 orang anggota pasukan loyalis Gaddafi ditangkap di Bani Walid atas tuduhan melakukan kejahatan selama revolusi tahun lalu.

Warga Mengungsi

Manaa menyebut bahwa 50 anggota pasukan pemerintah tewas dan ratusan lainnya terluka dalam pertempuran dengan para kombatan di Bani Walid yang terlatih baik dan memiliki persenjataan modern.

Pemerintah lokal menyebut pertempuran selama empat hari itu mengakibatkan sepuluh ribu keluarga yang tinggal di Bani Walid mengungsi ke kota tetangga Tarhuna.

Pertempuran sengit di Bani Walid yang dituduh sebagai tempat persembunyian para loyalis geras keras pro Gaddafi, menandai peringatan tergulingnya rezim itu dalam revolusi berdarah satu tahun silam.

Balas Dendam

Serangan besar atas Bani Walid sejak akhir pekan lalu adalah jawaban atas kematian Omran Shaaban, 22 tahun, seorang bekas anggota kelompok pemberontak yang dianggap berjasa karena menangkap Gaddafi.

Shabaan menghabiskan waktu berminggu-minggu menjadi tahanan di Bani Walid, tempat di mana dia akhirnya ditembak dan diduga sebelumnya disiksa sebelum akhirnya pemerintah baru Libya berhasil mengatur pembebasannya.

Tapi dia kemudian tewas akibat luka-luka yang dia derita, dan mengakibatkan ketegangan antara warga kampung halamannya di Misrata dengan Bani Walid., rival lama yang bertempur di sisi lawan selama konflik tahun 2011.

Para pejuang, hari Kamis membawa poster besar Shaaban dan Ramadan al-Swihli yang merupakan seorang pahlawan gerakan perlawanan yang berjuang melawan penjajahan Italia dan terbunuh pada tahun 1920 di Bani Walid.

AB/ CP (afp, dpa)