1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tarik Ulur Presiden Baru Jerman

1 Juli 2010

Dalam proses yang sangat alot, calon koalisi pemerintahan Jerman Christian Wulff baru terpilih setelah tiga kali putaran pemungutan suara.

https://p.dw.com/p/O8Pv
Presiden baru Jerman Christian Wulff (CDU)Foto: AP

Pemilihan presiden di Jerman hari Rabu (30/06) diangkat dalam tajuk sejumlah harian Eropa. Harian Bulgaria Dnewnik yang terbit di Sofia menulis:

"Belum pernah ada pemilihan presiden yang begitu dramatis di Jerman, yang mempengaruhi stabilitas koalisi pemerintahan dan terutama sekali kepercayaan rakyat pada Kanselir Angela Merkel. Sebagian anggota partai Uni Kristen malah tidak memilih calon yang diajukan Merkel. Pemungutan suara ini membuktikan bahwa landasan koalisi Merkel tidak terlalu kuat."

Harian Polandia Rzeczpospolita yang terbit di Warsawa mengomentari pemilihan presiden Jerman sebagai berikut:

"Kanselir Jerman Angela Merkel harus membayar mahal untuk menggolkan pencalonan Christian Wulff sebagai presiden Jerman. Sebagian anggota partainya berontak dan perdebatan dengan mitra koalisi FDP membuka satu medan pertengkaran baru. Ada kemungkinan, Merkel harus membayar harga yang lebih tinggi lagi - diskusi mengenai jalannya pemilihan presiden dapat menggoyahkan posisi Merkel sebagai pemimpin Partai CDU dan kepala pemerintahan Jerman. Merupakan tamparan bagi Merkel, bahwa belasan politisi dari kubunya sendiri menyimpang dari haluan partai dan tidak memberikan suaranya bagi Christian Wulff dalam dua putaran pemilihan pertama. Debat kusir di Majelis Musyawarah Nasional kembali menggarisbawahi masalah yang timbul karena pemilihan tidak langsung. Hasilnya diputuskan di balik pintu yang tertutup, sama dengan proses pengambilan keputusan di Uni Eropa. Kadang proses ini tidak berfungsi sehingga sama seperti kemarin para pelaku utamanya malah makin ragu. Jerman mulai mempertimbangkan apakah sudah tiba waktunya untuk menggelar pemilihan presiden di mana rakyat langsung memberikan suaranya."

Harian Italia Corriere della Sera yang terbit di Milan berpendapat setelah tarik ulur pemilihan presiden ini, posisi Kanselir Merkel melemah:

"Belum pernah Angela Merkel begitu dipermalukan secara politis seperti yang terjadi dalam pemilihan presiden. Kalau masih ada pihak yang ragu, peristiwa kemarin membuktikan adanya krisis dalam koalisi pemerintahan Jerman. Politisi perempuan yang selalu menang, yang mampu mengatasi badai politik dan dengan mudah memimpim koalisi yang begitu beragam, harus duduk dan mengikuti proses pemilihan selama sembilan jam. Untuk pertama kalinya sejak mengambil alih tampuk pemerintahan tahun 2005 Merkel harus membuktikan bahwa di saat-saat sulit pun ia adalah pemimpin yang handal. Hidup Merkel di pekan-pekan mendatang tidak akan mudah. Di hari pemilihan presiden mulai terlihat tanda-tanda bahwa koalisi pemerintahan Merkel mulai goyah."

Sementara harian Austria Die Presse yang terbit di Wina menulis:

"Titik lemah Christian Wulff adalah: Ia bukan tipe presiden yang saat ini diinginkan warga Jerman. Ini dibuktikan oleh tingginya dukungan bagi pendahulu Wullf, Presiden Horst Köhler, juga betapa semangatnya dukungan bagi saingan Wulff yaitu Joachim Gauck yang disanjung seperti seorang Obama versi Jerman. Keengganan politik ini merupakan gejala tren yang sama di seluruh Eropa. Partai rakyat yang besar kehilangan suara dan anggotanya, hanya kelompok golput yang terus bertambah jumlahnya. Horst Köhler begitu disukai rakyat Jerman karena - meski ia anggota Partai Uni Kristen Demokrat - tidak terlibat tarik ulur politik partai. Köhler berhasil menyakinkan orang akan sikap netralnya karena tak tak enggan untuk mengkritik mereka yang mencalonkannya sebagai presiden."

ZER/CS/dpa