1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tak Ada Kendali Pilot Saat MH370 Menukik Jatuh

2 November 2016

Laporan terbaru misteri hilangnya pesawat MH 370 menunjukkan, tidak ada pilot atau pilot berada dalam kondisi tak sadar ketika pesawat menukik jatuh.

https://p.dw.com/p/2S0pI
Australien Untersuchung von Wrackteilen eines Flugzeugs
Foto: Reuters/Australian Transport Safety Bureau

Misteri hilangnya pesawat MH370 memasuki babak baru. Laporan terkini menyebutkan, pesawat itu jatuh setelah kehabisan bahan bakar, tanpa ada campur tangan manusia.

Penerbangan MH370 menghilang  pada bulan Maret 2014 dalam perjalanan dari Kuala Lumpur menuju Beijing. Pesawat Malaysia Airlines tersebut mengangkut 239 penumpang dan awak kapal. Hilangnya pesawat ini menjadi salah satu misteri penerbangan terbesar di dunia.

Dalam laporan Biro Keselamatan Transportasi Australia (ATSB) yang dirilis pada hari Rabu (02/11) disebutkan berdasarkan analisa terhadap puing-puing sayap MH370, pesawat itu sebenarnya tidak akan mendarat. Namun karena kehabisan bahan bakar pesawat itu jatuh begitu saja.

ATSB  juga menyatakan berdasarkan laporan komunikasi satelit, pesawat itu berada dalam "ketinggian dan adanya peningkatan tajam penurunan" ketika pesawat itu menghilang.

Direktur pencarian ATSB Peter Foley mengatakan kepada media, ”Pesawat MH370 tidak bermaksud mendarat atau terpaksa mendarat di laut. Tak ada rencana mendarat sama sekali meski di laut," ujarnya mengacu pada analisa kondisi sayap pesawat. "Anda dapat menarik kesimpulan sendiri, apakah berarti ada seseorang dibalik kontrol pesawat itu atau tidak."

Dengan adanya analisa ini, pihak berwenang menganggap ketika turun dari posisi ketinggian, berarti tidak ada pilot atau pilot dalam kondisi tidak sadar. Sayap Pesawat MH370 tidak dikembangkan untuk mempersiapkan diri mendarat atau mengurangi kecepatan. 

Tak Ada Kendali Pilot Saat MH370 Menukik Jatuh

Kepala Aviasi Universitas New South Wales, Jason Middleton menyebutkan, bisa jadi sayap MH370 tak dikepakkan karena pilotnya tak sadar pesawat akan jatuh, sehingga ia tak mempersiapkan diri untuk melakukan pendaratan. "Namun analisa terhadap sayap ini hanya memberikan gambaran yang sangat terbatas dan tak bisa memberikan gambaran menyeluruh mengenai nasib pesawat ini," tandasnya.

Pertanyaan apakah adanya intervensi manusia selama pesawat mengalami penurunan posisi sangatlah penting  untuk memfokuskan lokasi pencarian. Zona pencarian MH370 saat ini mencakup perairan di Samudera Hindia bagian selatan seluas 120 ribu kilometer persegi.

Sementara itu, seorang pengacara untuk keluarga empat korban warga Australia mengatakan kepada Reuters bahwa Malaysia Airlines telah setuju untuk merilis informasi tentang pesawat yang hilang sebagai bagian dari kompensasi kasus.

Pengacara tersebut, John Dawson,yang bekerja untuk kantor pengacara Carneys & Partners, mengatakan ia  akan menerima informasi baru mencakup catatan medis yang dimiliki oleh awak pesawat.

ap/vlz (rtr/dpa/ap)