1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tajuk: Optimis Namun Waspada Usai KTT Iran

16 April 2012

Setahun lebih dialog mengenai program nuklir Iran tertunda. Redaktur DW, Jamsheed Faroughi, menilai KTT Iran di Istanbul pekan lalu sebagai pertanda baik.

https://p.dw.com/p/14eVa
Menlu Turki Ahmet Davutoglu (kanan) menyambut juru runding Iran Saeed Jalili (kedua dari kanan)
Menlu Turki Ahmet Davutoglu (kanan) menyambut juru runding Iran Saeed Jalili (kedua dari kanan)Foto: Reuters

Komunitas internasional mencermati pertemuan di Istanbul dengan penuh harapan dan rasa cemas. Harapan bahwa perundingan setidaknya mendorong perkembangan menuju solusi damai atas konflik menyangkut ambisi nuklir Iran. Rasa cemas terhadap eskalasi situasi apabila perundingan gagal.

Eskalasi lebih lanjut kemungkinan besar memiliki konsekuensi yang susah diprediksi terhadap situasi yang sudah tidak stabil di Timur Tengah.

Tentu ada alasan untuk merasa cemas: sejumlah upaya negosiasi serupa telah gagal di masa lalu. Putaran terakhir perbincangan di Istanbul digelar sekitar 15 bulan lalu, dan sudah berakhir bahkan sebelum dimulai secara resmi.

Hasil positif dari pertemuan akhir pekan lalu memberi harapan bahwa para penguasa di Teheran telah meninggalkan ilusi bahwa mereka dapat terus menunda tanpa batasan waktu.

Juru runding Iran Saeed Jalili membawa 'proposal konstruktif' ke Istanbul, yang menunjukkan bahwa kepemimpinan ultra-konservatif di Teheran telah memahami pertanda waktu.

Tampaknya Teheran sudah menyadari bahwa mereka harus siap untuk berkompromi. Namun apa yang mendorong perubahan cara pandang tersebut?

Habis kesabaran

Salah satunya adalah kenyataan bahwa bermain dengan waktu sudah tidak dapat lagi digunakan. Selama bertahun-tahun, Iran sukses menjalani strategi tersebut, namun sekarang sudah lewat waktunya. Bermain dengan waktu hanya ampuh apabila seseorang berhasil menipu, hingga orang lain percaya bahwa kompromi sebenarnya menjadi pilihan.

Namun begitu tipu daya tersebut terungkap, komunitas internasional langsung kehilangan kesabaran.

Ketegangan menyangkut proyek nuklir Iran juga terus meningkat dalam beberapa bulan terakhir. Eskalasi yang terjadi juga bukan hanya bersifat retorika.

Amerika Serikat telah mengirim lebih banyak pasukan dan kapal tempur termasuk kapal induk ke Teluk Persia. Ancaman perang tidak pernah seakut sekarang ini.

Kemudian sanksi-sanksi internasional mulai menggigit Teheran. Permintaan utama yang diajukan Iran dalam perundingan Istanbul adalah pencabutan sanksi, yang menunjukkan betapa efektifnya sanksi-sanksi tersebut.

Dalam beberapa bulan terakhir, sanksi terus diperluas termasuk terhadap bank-bank Iran serta sektor minyak dan gas. Ini berakibat pada anjloknya penghasilan bagi rezim di Teheran.

Lebih dari 80 persen pendapatan publik datang dari ekspor minyak bumi. Lebih banyaknya gangguan akan berujung pada pukulan berat bagi Teheran.

Jamsheed Faroughi adalah kepala redaksi Farsi
Jamsheed Faroughi adalah kepala redaksi FarsiFoto: DW

Optimis namun waspada

Berlanjutnya perundingan setelah hampir 15 bulan menjadi pertanda baik. Namun cukup naif untuk berasumsi bahwa putaran baru negosiasi sudah menandai titik balik penting dalam konflik. Masih ada jalan panjang yang harus dilewati hingga ketegangan dapat benar-benar terselesaikan.

Rezim di Teheran kini harus bersungguh-sungguh dalam mengungkap program nuklirnya. Mereka harus menciptakan transparansi dan rasa percaya. Dua hal yang justru menjadi tantangan terbesar.

Kepemimpinan Iran sudah terlalu sering mengkhianati rasa saling percaya di masa lalu.

Jamsheed Faroughi/Carissa Paramita

Editor: Yuniman Farid