1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

NATO Russland

19 November 2010

Setelah puluhana tahun ketidakpercayaan diatara kedua belah pihak, hubungan NATO dan Rusia kini berangsur membaik. NATO dan Rusia dinilai harus mengembangkan sebuah kemitraan sejati jangka panjang.

https://p.dw.com/p/QDqy
Gambar simbol NATO-RusiaFoto: AP GraphicsBank/DW

Pada konferensi tingkat tinggi di Lissabon,Portugal, tanggal 19 dan 20 November, NATO akan menetapkan strategi baru dan memperbaiki hubungannya dengan Rusia. Ini bukan pertama kalinya sejak perang dingin berakhir NATO dan Rusia mendekatkan diri. Dan kali ini juga tidak ada jaminan keberhasilan.

Tapi prospeknya tidak buruk. Bukan hanya karena hubungan antara Rusia dan negara-negara di benua Eropa yang sejak bertahun-tahun membaik. Tapi lebih karena politik awal baru yang diproklamirkan Presiden Amerika Serikat Obama terhadap Rusia menbawa hasil prositif pertama. Misalnya START, perjanjian pengurangan senjata nuklir yang baru, atau penolakan Rusia untuk menjual rudal anti pesawat S-300 kepada Iran.

Selain itu, pada semua pihak juga tumbuh kesadaran bahwa rancangan keamanan di Eropa menunjukkan kelemahan yang membahayakan. Perang Rusia-Georgia, Agustus 2008 adalah indikasi nyata, apa yang terjadi jika 'konflik yang membeku' akhirnya pecah. Dan masih ada dua di Eropa, di Transnistria serta di pegunungan Karabach. Selain tiu tak boleh dilupakan, bahwa di negara-negara Eropa Timur dan Tengah serta kawasan Baltik, masih ada ketakutan terhadap Rusia. Di pihak lain, pendekatan negara-negara bekas Soviet terhadap NATO, menimbulkan perasaan terancam dan terkepung.

Inti persoalannya, setelah perang dingin berkahir, tidak muncul aturan keamanan yang stabil di Eropa, yang cukup memperhatikan kepentingan semua negara, termasuk Rusia. Karena itu, tujuan KTT NATO-Rusia di Lisabon harus menghubungkan Rusia lebih erat lagi dengan struktur Eropa dan transatlantik yang sudah ada.

Langkah penting bagi sebuah kemitraan dan saling percaya dapat berupa sistem pertahanan anti rudal bersama. Berdasarkan analisa terhadap ancaman, sistem pertahanan ini bukan hanya melindungi Eropa tapi juga Rusia dari Iran yang dilengkapi senjata atom. Namun, bukan hanya sulitnya kesepakatan dalam soal perlindungan anti rudal perjanjian yang merintangi jalan menuju kemitraan. Kemungkinan tidak diratifikasiinya perjanjian START oleh Senat AS atau politik Iran yang dijalankan Rusia, juga merupakan batu penghalang.

Bagaimana tampilan konstruksi politik bagi kemitraan NATO-Rusia, perjanjian baru, charta baru atau entah kapan masuknya Rusia dalam NATO, bukan hanya terbuka, tetapi juga tidak terlalu penting. Bagi kedua pihak, perkembangan ini sama sekali bukan langkah mudah. Suara yang menentang akan muncul baik di negara-negara NATO maupun di Rusia. Sebagian akan menunjuk pada fakta kurangnya demokrasi di Rusia dewasa ini. Lainnya akan mengkuatirkan hilangnya keaslian nasional Rusia.

Tetapi, apa alternatif bagi sebuah kemitraan? Kelanjutan persaingan yang laten dan tidak sesuai jaman antara NATO dan Rusia, sementara dunia terus berputar?

Deutsche Welle Russische Redaktion Ingo Mannteufel
Ingo MannteufelFoto: DW

Ingo Mannteufel

Editor: Renata Permadi