1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Swedia Luncurkan Simbol Iklim Pertama di Eropa

Agnes Bührig / Dyan Kostermans7 Desember 2009

Di Swedia label iklim baru, yakni simbol pohon hijau dengan tulisan CO2 semakin banyak ditemui. Simbol itu terlihat di bagian bahan pangan di pasar swalayan dan pada daftar menu di restoran.

https://p.dw.com/p/KvsA
Label ekologis dan keterangan jumlah pelepasan CO 2 untuk produk hamburgerFoto: Max.se

Siapa yang ingin makan makanan yang ramah lingkungan, di Swedia kini orang dapat berorientasi pada simbol baru yang menunjukkan berapa banyak emisi gas rumah kaca yang dilepaskan untuk produksi suatu bahan pangan. Ini terpampang pada produk terpilih pasar swalayan. Demikian dijelaskan Eva Eiderström, aktivis perhimpunan perlindungan lingkungan Swedia.

„Sebuah lambang hijau dengan lambang pohon dan tulisan CO2. Di sini tampaknya menyangkut iklim. Namun tidak ada informasi lebih lanjut apa artinya itu. Hanya pohon dan perasaan yang nyaman. Saya menyebut hal itu Greenwashing."

Hal yang menyesatkan konsumen dengan janji melakukan sesuatu untuk lingkungan. Demikian kritik Eiderström. Sementara itu simbol iklim di Swedia semakin bertambah banyak. Simbol itu terpampang di bahan-bahan pangan di pasar swalayan dan pada daftar menu di restoran-restoran. Dan di masa depan akan didaftar secara rinci, berapa emisi gas rumah kaca yang diproduksi sebuah produk. Demikian janji Anna Richert dari perusahaan sertifikasi "Svenskt sigill"

"Label iklim kami menjamin konsumen, bahwa kami mengupayakan perbaikan di seluruh rangkaian produksi bahan pangan. Tidak hanya dalam kemasannya melainkan juga dalam transportasi dan dalam penyelesaian akhirnya. Semua itu diawasi pihak independen. Kami tahu bahwa konsumen memiliki rasa tanggung jawab. Dan juga kami ingin membantu produsen, melakukan sesuatu untuk iklim"

Gagasan untuk label iklim beranjak dari studi Dewan Lingkungan Swedia. Para pakar melakukan perhitungan bahwa suatu negara industri seperti Swedia melepaskan 25 persen emisi karbondioksida untuk produksi dan transportasi bahan pangan. Dengan mengubah kebiasaan secara sederhana, emisi ini dapat dikurangi seperempat bahkan separuhnya. Sebuah kenyataan yang ditanggapi secara serius oleh Max, jaringan rumah makan hamburger Swedia. Dikatakan Pär Larshans, penanggung jawab untuk isu lingkungan pada perusahaan tersebut

"Kami tahu bahwa kami harus menurunkan kadar daging sapi yang kita makan. Dan daging yang kita makan harus diproduksi lebih ramah lingkungan. Langkah pertama ke arah ini adalah menjelaskan kepada pelanggan kami apa yang mereka makan. Kemudian mereka sendiri dapat memutuskan apakah mereka ingin makan makanan yang ramah lingkungan atau tidak. Mungkin mereka akan memilih produk yang lebih sedikit melepaskan emisi gas rumah kaca."

Untuk mempercepat proses ini pada daftar menu penjual hamburger tampak simbol jeruk besar dengan tulisan "sedikit CO 2" di samping gambar burger yang besar. Siapa yang memutuskan memilih hamburger biasa yang beratnya 0,8 kilogram, melepaskan CO 2 empat kali lebih besar dibandingkan jika ia memilih roti falafel yang sebagian besar terdiri dari kacang arab. Di kalangan para pelanggan gagasan ini mendapat sambutan positif

„Jika orang juga disodorkan alternatif vegetaris yang juga diberi tanda, hal ini akan menimbulkan penambahan besar kelompok vegetaris. Kacang kedelai misalnya memiliki bentuk protein murni. Ini terletak pada bagan terbawah piramida makanan bergizi. Pilihan yang bodoh untuk makan daging."

Sementara pengunjung lainnya berkomentar:

„Saya paling suka makan hamburger vegetaris di sini di Max. Rasanya lebih enak daripada McDonalds. Max adalah perusahaan Swedia, jalur transportnya lebih singkat. Saya pikir, mereka memproduksi lebih sedikit unsur yang merusak lingkungan ketimbang jaringan rumah makan hamburger besar lainnya."

Juga perhimpunan petani Lantmännen ingin ikut ambil bagian. Dari anggotanya mereka di masa depan meminta teknik baru untuk memperluas aspek iklim dari label ekologis KRAV yang sudah ada. Rumah kaca untuk tanaman mereka diharapkan akan dipanaskan dengan biomassa, kacang kedelai tidak boleh lagi diimpor dari Brasil yang jauh letaknya. Jika itu terjadi, ini merupakan langkah berikutnya ke arah yang benar.