1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Swedia Ambil Alih Kepresidenan Uni Eropa

2 Juli 2009

Mulai 1 Juli 2009, giliran Swedia mengisi jabatan Ketua Dewan Eropa. Swedia mengambil alih posisi ini dari Ceko, dan dipucuk pimpinan Dewan Eropa hingga akhir tahun ini. Tampaknya setumpuk tantangan yang dihadapi Swedia

https://p.dw.com/p/IfFL
Perdana Menteri Swedia Fredrik Reinfeldt (kiri)bersama Ketua Komisi Eropa, Jose Manuel Barroso (kanan) di Stockholml, Rabu, 1 July 2009Foto: AP

Untuk kedua kalinya Swedia mengisi posisi Ketua Dewan Eropa. Tak luput lagi, perkembangan di Iran, perubahan iklim, krisis ekonomi global dan pengunduran diri Perdana Menteri Kroasia Ivo Sanader yang tak disangka-sangka, menjadi pembicaraan para diplomat dan pejabat Komisi Eropa yang berada di Stockholm. Mereka berada di sana menemui Perdana Menteri Swedia Fredrik Reinfeldt, yang mulai hari Rabu (01/07) berperan sebagai pucuk pimpinan Dewan Eropa.

Perdana Menteri Reinfeldt menjabarkan prioritasnya sebagai Ketua Dewan: "Masalah terbesar seluruh dunia, juga Eropa, berada dalam resesi, jumlah tunakarya meningkat dan krisis keuangan belum terselesaikan. Tapi ini juga merupakan saat bagi dunia untuk memecahkan masalah perubahan iklim global. Kita telah menunjukan kepemimpinan Eropa, namun kita sebagai Uni Eropa perlu berdiri kukuh bersama, dan menjadi bagian kesepakatan di Kopenhagen Desember mendatang."

Terkait KTT Iklim Global m di Kopenhagen nanti, Reinfeldt menegaskan pentingnya untuk melangkah dari koalisi negara-negara pendukung protokol Kyoto, menuju solusi yang secara prinsip meliputi semua negara produsen terbesar emisi gas rumah kaca. Kepada pers, Perdana Menteri Swedia ini juga mengatakan, bahwa bersama Ketua Komisi Eropa Jose Manuel Barosso, ia telah membahas posisi Eropa, sehubungan masalah iklim itu dan krisis keuangan global.

Sementara itu, jabatan Ketua Komisi Eropa masih menjadi pertanyaan. Barosso yang baru-baru ini menerima dukungan para kepala negara Eropa untuk menjalani masa jabatan kedua, masih harus mendapat persetujuan dari Parlemen Eropa. Selain ketidak jelasan mengenai jabatan Ketua Komisi Eropa, juga pejabat khusus Urusan Luar Negeri Uni Eropa bakal harus ditetapkan dalam enam bulan berikut. Di samping itu, Swedia akan harus mengatasi persoalan-persoalan yang berkenaan dengan perjanjian Lissabon. Perjanjian reformasi Uni Eropa ini diharapkan nantinya bisa memperkuat pengaruh Uni Eropa di dunia .

"Kami siap berkutat dengan jawaban yang dibutuhkan, apabila perjanjian Lissabon diratifikasi. Tapi masih banyak hambatan. Irlandia masih harus menggelar referendum. Juga, diperlukan tandatangan dari tiga presiden Uni Eropa, sebelum ratifikasinya bisa dituntaskan. Saya harap hal ini akan rampung musim gugur mendatang", begitu ungkap Reinfeldt.

Swedia yang bergabung pada tahun 1995 merupakan salah satu negara yang mendukung perluasan Uni Eropa. Karenanya dalam masa jabatan ini, Swedia mungkin akan membahas sengketa perbatasan Slovenia dan Kroasia, yang sampai kini menghambat bergabungnya Kroatia dalam Uni Eropa. Selain itu, Swedia diperkirakan akan turut menengahi proses negosiasi masuknya Turki ke dalam Uni Eropa.

Terkait dengan Iran, Perdana Menteri Reinfeldt dan Ketua Komisi Eropa Barosso, mengatakan bahwa protes yang merebak merupakan pernyataan jelas menuntut reformasi dan kebebasan. Disebutkan, Uni Eropa mengikuti perkembangan di negara itu secara seksama, tapi belum ada rencana untuk segera me-recall para diplomatnya dari Iran.

EK/DK/dw/dpa/afp/rtr