1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Suriah Membara

9 Desember 2015

Rusia tembakkan roket ke sasaran di Suriah dari sebuah kapal selamnya. Sementara itu sejumlah tokoh oposisi Suriah bertemu hari Rabu di Arab Saudi, dengan tujuan membentuk kelompok oposisi yang bersatu.

https://p.dw.com/p/1HJgC
Syrien Homs Zerstörung
Foto: picture-alliance/AP Photo

Rusia untuk pertama kalinya meluncurkan peluru kendali dari kapal selamnya yang ditempatkan di Laut Tengah. Demikian keterangan dari Moskow. Di samping itu pejabat pemerintahan juga memberikan keterangan, mereka telah berhasil menemukan black box dari jet tempur Rusia yang ditembak Turki bulan lalu.

Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan, serangan Selasa (08/12) dilancarkan atas 300 sasaran di wilayah Suriah. Peluru kendali ditembakkan dari kapal selam Rostov-on-Don. Dinyatakannya, serangan tersebut sukses.



Dua pusat komando Islamic State (IS) di sekitar kota Raqqa juga dihancurkan, demikian keterangan selanjutnya dari departemen pertahanan. Presiden Vladimir Putin mengatakan, peluru kendali yang ditembakkan juga mampu mengangkut kepala nuklir, tetapi ia berharap, itu tidak akan diperlukan dalam perang terhadap teror.

Rusia menyatakan juga, telah memberikan informasi kepada Washington tentang serangan mereka. Pemerintah AS membenarkan hal itu, dan mengatakan menghargai langkah Rusia karena Rusia sebenarnya tidak dituntut untuk memberikan informasi dalam persetujuan dengan AS.



AS memimpin koalisi dari sekitar 60 negara yang berupaya mengenyahkan IS dari Irak dan Suriah. Moskow yang bersekutu dengan Presiden Suriah Bashar al Assad mulai melancarkan serangan terhadap IS di Suriah 30 September lalu, setelah sebuah pesawat penumpang Rusia jadi sasaran serangan teror di Mesir. 244 tewas dalam serangan itu

Sejak Sabtu lalu, Moskow menyatakan menjatuhkan 1.920 bom dan menghancurkan 70 pusat komando IS, 21 lokasi latihan dan 43 gudang senjata milik IS.

Upaya persatuan oposisi Suriah

Lebih dari 100 oposisi Suriah berkumpul di Arab Saudi, Rabu (09/12). Pertemuan itu bertujuan untuk membentuk visi bersama untuk masa depan Suriah, juga untuk membentuk komite bersama yang akan mewakili seluruh oposisi di masa depan. Demikian keterangan Diaa al Husseini, seorang anggota Koalisi Nasional Suriah. Ia mengatakan, pertemuan putaran pertama sudah dimulai di Riyadh.

16 orang yang hadir juga mewakili kelompok-kelompok bersenjata di Suriah, termasuk yang berhaluan Islam garis keras yang juga jadi dua kekuatan pemberontak terbesar, Army of Islam dan Ahrar al Sham. Kedua kelompok yang biasanya berafiliasi dengan kelompok Al Qaeda di Suriah, yaitu Fron al Nusra, jarang mengadakan pertemuan dengan oposisi yang berhaluan lebih moderat.

Konferensi di Riyadh menjadi kelanjutan pertemuan tentang Suriah yang diadakan diplomat dari 20 negara, bulan Oktober lalu di Wina. Dalam pertemuan tersebut, Iran yang jadi sekutu Presiden Suriah Bashar al Assad, ikut untuk pertama kalinya.

Pengungsi Suriah

Badan Urusan Pengungsi PBB, UNHCR menyatakan Selasa kemarin, sekitar 12.000 orang yang berusaha melarikan diri dari Suriah ke Yordania berada dalam keadaan tidak menentu di dekat perbatasan. UNHCR mengimbau pemerintah Yordania untuk membuka perbatasan bagi mereka.



Sementara itu, Presiden Jerman Joachim Gauck mengunjungi sebuah kamp pengungsi di Azrak, yang berlokasi di daerah gurun Yordania. Sebagai negara tetangga Suriah, awal 2015 saja di Yordania sudah tercatata lebih dari 600.000 pengungsi Suriah. Dan negara itu terus kedatangan pengungsi baru.

Putin präsentiert Blackbox von abgeschossenem Kampfflugzeug
Putin tunjukkan black box dari jet tempur Rusia yang ditembak TurkiFoto: picture-alliance/dpa

Berikut lima negara Islam yang tampung pengungsi.

ml/as (ap, afp, twitter)