1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Sportifitas Yang Hilang

3 Agustus 2012

Dua atlet bulutangkis ganda putri Indonesia didiskualifikasi dari Olimpiade London. Kecurangan seperti ini bukan yang pertama. Beberapa tahun silam, Indonesia pernah dikenal "main sabun" lewat sepakbola gajah.

https://p.dw.com/p/15jYT
Foto: Reuters

Apa jadinya jika kejujuran hilang dari dunia olahraga?

Itulah yang terjadi dengan dua atlet ganda putri bulutangkis kita: Meiliana Jauhari dan Greysia Polii.

Dalam ajang Olimpiade yang terhormat, hal memalukan itu terjadi. Dua atlet Indonesia itu sengaja „mengalah“ dalam pertandingan, agar bisa berjumpa lawan yang lebih ringan di babak berikutnya.

Mereka berdua curang. Tapi rasanya, tak mungkin mereka melakukan itu atas inisiatif sendiri. Pelatih atau official team yang ada di pinggir lapangan pasti segera menyadari keganjilan itu: service yang menyangkut net, pukulan yang sengaja dibuat terlalu keras agar bola out atau melebar dari lapangan.

Lebih memalukan lagi karena Indonesia sempat banding atas keputusan diskualifikasi dua atlet tersebut. Meski belakangan banding itu dicabut.

Lihatlah, bagaimana ketua kontingen Olimpiade Indonesia Erick Thohir, lebih suka mempersoalkan format pertandingan sambil menuding tim lain juga melakukan kecurangan.

Mengapa perbuatan curang masih dibela?

Sportifitas adalah semangat, sebuah gagasan yang dianggap suci dan ingin dipelihara dalam dunia olahraga.

Dan kita: Indonesia, gagal memahami itu.

Albert Camus bilang bahwa ia belajar moral dari dunia olahraga. Kita, merusak moralitas itu karena mementingkan tujuan dengan menghalalkan segala cara.

Andy Budiman

Editor: Hendra Pasuhuk