1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

060111 Deutschland Dioxin-Skandal

6 Januari 2011

Untuk kesekian kalinya skandal makanan mengguncang Jerman. Tahun 1997, berjangkit penyakit sapi gila BSE akibat makanan ternak yang terkontaminasi. Dan tahun 2009 lalu juga muncul residu dioxin dalam telur.

https://p.dw.com/p/zuIY
Gambar simbol peringatan bahaya dioksin dalam telur ayamFoto: picture-alliance/dpa

Sejatinya, yang menjadi persoalan adalah pakan ternak, kata Christiane Groß dari organisasi perlindungan konsumen, Foodwatch. Kasus terbaru menyangkut telur ayam yang tercemar dioxin adalah bukti terbaik.

"Kita sangat tahu dari mana dioxin itu berasal, dari pakan dan memang dari situlah lazimnya dioxin masuk. Bahkan sering lewat lemak atau minyak yang dicampur dalam pakan ternak. Ini yang harus diatur dan peraturannya diubah, agar tidak terulang lagi di masa depan," dikatakan Christiane Groß.

Sekitar 3.000 ton lemak pakan yang tercemar dioxin diberikan pada ternak ayam dan babi di sedikitnya delapan negara bagian. Dinas pemerintah menyelidiki perusahaan pemasok di Schleswig-Holstein, yang diduga mencampur lemak tercemar, dan bukannya lemak campuran khusus untuk pangan, ke dalam pakan ternak. Lemak yang mengandung dioxin, biasa digunakan untuk campuran oli pelumas atau dalam industri kimia. Besar kemungkinan di sinilah pangkal munculnya skandal baru-baru ini.

Britta Noras mewakili Perhimpunan Pakan Ternak Jerman, beranggotakan para produsen pakan dan perusahaan pemasok. Menurut Noras, kasus terbaru dioxin juga menunjukkan bukti berfungsinya sistem pengawasan sendiri. "Ada dua tingkat pengawasan, salah satunya dari pihak pemerintah. Tetapi, dalam 10-15 tahun terakhir, ada perbaikan besar-besaran dalam kontrol sendiri dari pihak perusahaan, agar dapat mengenali kejadian seperti ini sedini mungkin."

Walau demikian, ratusan ribu telur ayam yang tercemar sudah muncul di pasar. Kalangan politisi berupaya meredam kerusakan yang diakibatkan. Menteri Pertanian Jürgen Reinholz mendesak agar pelaku dijatuhi hukuman lebih berat.

Menteri Perlindungan Konsumen Ilse Aigner mengumumkan penetapan standar kontrol yang lebih ketat. Produksi campuran lemak yang penting bagi pakan harus dipisahkan secara tegas dengan produksi untuk industri lain, misalnya biosolar. Bahaya tertukar, seperti terjadi dalam kasus baru-baru ini, terlalu tinggi. Persatuan para petani Jerman, kelompok lobi sektor pertanian, menyambut baik konsekuensi pemisahan proses produksi untuk bahan pangan dan keperluan industri lain.

Di pihak lain, Hubert Weiger, ketua perhimpunan organisasi lingkungan Jerman, BUND, menuntut perubahan radikal bagi poltiik agraria Eropa. Reaksi menteri perlindungan konsumen hanya menyentuh permukaan masalah, kata Weiger. "Peternak tidak tahu lagi, pakan apa yang ia berikan pada ternaknya. Apa yang tertulis dalam kemasannya pun belum tentu benar. Dan pada akhirnya dia juga yang menjadi korban karena peternakannya akan ditutup dan ternaknya dimusnahkan."

Produksi massal yang selaras dengan politik pertanian Eropa mengakibatkan perusahaan besar menternakkan ayam, babi dan sapi untuk industri. Hal itu menyebabkan dibutuhkannya lebih banyak lagi pakan, yang hanya bisa dipenuhi dalam jumlah besar.

Reformasi yang akan datang bagi politik agraria Uni Eropa harus menjamin agar tidak lagi mensubsidi perusahaan yang menggunakan sebanyak mungkin pakan. Dukungan harus diberikan pada pertanian atau peternakan yang memelihara ternak hanya dalam jumlah yang mampu mereka beri pakan sendiri. Hanya dengan demikian skandal dioxin bisa lenyap, demikian diyakini Hubert Weiger, ketua perhimpunan organisasi lingkungan Jerman, BUND.

Richard Fuchs/Renata Permadi

Editor: Yuniman Farid