1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Silvia Neid Tetap Latih Timnas Perempuan Jerman

14 Juli 2011

Silvia Neid akhirnya memutuskan untuk tetap menjadi pelatih tim nasional sepakbola perempuan Jerman. Hujan kritik pasca kekalahan dari timnas Jerman sempat membuatnya bimbang, sebelum kembali membulatkan tekad.

https://p.dw.com/p/11viu
Pelatih timnas perempuan Jerman, Silvia Neid
Pelatih timnas perempuan Jerman, Silvia NeidFoto: picture-alliance/dpa

Empat hari dibutuhkan oleh pelatih tim nasional sepakbola perempuan Jerman, Silvia Neid, untuk berefleksi dan mengumumkan keputusannya, "Saya akan memenuhi kontrak sebagai pelatih timnas hingga tahun 2016. Karena itu juga saya yakin."

Usai kekalahan dini timnas Jerman di babak perempat final Piala Dunia Perempuan FIFA 2011, Neid dihujani kritik mulai dari tudingan gaya manajemen tim yang payah hingga kesalahan taktik. Silvia Neid sudah tidak gentar, "Saya dapat mengatasi kritik dengan baik. Kalau kritiknya faktual. Kalau sifatnya personal akan menyakitkan. Saya berterima kasih kepada Tuhan, teman-teman baik, dukungan dari para pemain dan staf saya. Masa yang berat, tapi saya akan melihat ke depan."

Target Berikut Euro 2013

Dalam Piala Eropa 2013 di Swedia, tim asuhan Neid masih harus melewati babak kualifikasi meski berstatus juara bertahan. Sekjen Asosiasi Sepakbola Jerman DFB Wolfgang Niersbach, kembali menyatakan dukungan penuh bagi Neid, "Silvia hanya kalah sekali dalam satu turnamen selama melatih timnas. Sayangnya, kekalahan 0-1 itu atas Jepang karena performa yang sangat sangat buruk. Ya itu terjadi, tapi harus bisa dilihat secara obyektif. Kami yakin Silvia masih pelatih yang tepat bagi timnas perempuan."

Selama berefleksi, Neid tidak hanya memikirkan masa depan timnas, namun juga mengapa mereka gagal dalam Piala Dunia kali ini, "Mungkin juga didorong fakta bahwa para pemain terlalu santai karena di babak kualifikasi mereka bermain baik." Atau justru tekanan dari tingkat ekspektasi yang sangat tinggi mempengaruhi pemain-pemain asuhannya? "Jelas ada tekanan. Penontonnya mencapai 75 ribu orang. Para pemain membaca surat kabar. Mereka tahu dorongannya sekuat apa. Mereka sadar ada minat yang besar. Para pemain dielu-elukan di Jerman. Jelas mereka ingin bermain sebaik mungkin. Dan otomatis menjadi tekanan," ujar Neid.

Stefan Nestler/Carissa Paramita

Editor: Renata Permadi