1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

090811 Türkei Syrien

9 Agustus 2011

Tindakan brutal pemerintah di Damaskus mengatasi gerakan aksi protes rakyat Suriah, tidak hanya dikritik tajam seluruh dunia. Tapi juga membuat marah mitra lamanya Turki. Menlu Davutoglu Selasa (09/08) kunjungi Suriah.

https://p.dw.com/p/12DU5
Masa harmonis saat Presiden Assad bertemu PM Erdogan di Istanbul (16/09/2009)Foto: AP

Kini sebuah kisah sukses yang tiada bandingannya berakhir. Hubungan dagang antara Turki dan Suriah, dalam 10 tahun naik 900 persen. Ankara dan Damaskus menyepakati kebebasan visa dan berkunjung. Investasi perusahaan-perusahaan Turki di Suriah untuk tahun ini diperkirakan sebesar satu milyar Euro dan sekarang Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan "Kesabaran kami habis. Saya mengirim menteri luar negeri Turki ke Suriah untuk melakukan pembicaraan yang penting di sana. Kami akan memberi keterangan jelas kepada duta besar kami selama kunjungan ini dan proses kelanjutannya. Langkah kami berikutnya tergantung dari jawaban yang diberikan."

Dan bagaimana jawaban yang mungkin diberikan pemerintah di Damaskus? Terhadap kantor berita Suriah SANA penasihat Presiden Assad, Buthaina Shaaban menjelaskan, Suriah akan memberi jawaban lebih jelas terhadap pesan jelas dari Ankara. Penasihat presiden Suriah itu sendiri senang memberi petunjuk-petunjuk ke arah barat dan Turki. "Apa yang harus dilakukan Amerika Serikat dan negara-negara lainnya adalah membantu Suriah ke arah demokratis bukannya mengritik."

Jalan demokratis yang ditempuh Assad secara jelas dibangun dengan demonstran-demonstran yang tewas, lawan pemerintah yang terbunuh dan penangkapan massal. Sejak lama Turki berusaha membujuk rezim Assad untuk mengubah sikap. Pekan lalu Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoglu untuk pertama kalinya mengungkapkan kemarahannya, setelah terjadinya pembunuhan massal di Hamar pada malam menjelang bulan Ramadhan. "Karena berlangsungnya operasi tersebut kami sangat kecewa dan prihatin. Baik waktu maupun tindakannya tidak dapat diterima. Kami mengecam operasi ini."

Perdana Menteri Turki Erdogan dan Presiden Suriah Assad membina persahabatan sejati, sampai pecahnya demonstrasi di Suriah. Dengan terjadinya pertumpahan darah di selatan Suriah, pimpinan Turki melihat hubungan politik yang awalnya tidak bermasalah dengan tetangganya Suriah, kini benar-benar terancam. Menteri Luar Negeri Davutoglu menyampaikan permintaan Ankara kepada Damaskus sebagai berikut "Tidak ada kekerasan terhadap rakyat Suriah, permintaan legitim warga harus diperhatikan, reformasi harus dilaksanakan tanpa ditunda-tunda."

Seandainya Partai Baath yang berkuasa di Suriah mengabaikan anjuran tetangganya di utara itu, Ankara harus secara konsekuen mengambil langkah seperti yang dilakukan Arab Saudi dan menarik duta besarnya dari Damaskus.

Reinhard Baumgarten/Dyan Kostermans

Editor: Vidi Legowo