1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Setahun Tragedi Loveparade Duisburg

24 Juli 2011

21 orang tewas dalam tragedi pesta musik Loveparade di Jerman, 24 Juli 2010. Penyebabnya adalah diabaikannya peraturan keselamatan. Penyelenggara acara harus menanggung akibatnya.

https://p.dw.com/p/122Vy
Seorang perempuan merapikan jejeran lilin mengenang korban Tragedi Loveparade Duisburg 2010, Sabtu (23/7).
Seorang perempuan merapikan jejeran lilin mengenang korban Tragedi Loveparade Duisburg 2010, Sabtu (23/7).Foto: picture alliance/dpa

Tepat setahun lalu, puluhan remaja dan anak muda tewas akibat terinjak-injak dan terhimpit. Lebih dari 500 orang luka-luka. Jalan masuk menuju acara pesta musik Loveparade terlalu sempit. Waktu itu juga terlalu sedikit jalan keluar darurat atau ditutup pada waktu yang keliru. Kejaksaan negeri Duisburg berusaha menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi pada saat kejadian. Laporan mengenai kekeliruan ternyata sangat sensitif sehingga pemerintah negara bagian Nordrhein-Westfalen merahasiakannya. Jaksa penuntut tidak memberikan komentar dan tidak memberikan wawancara mengenai hasil penyelidikan. Ulli Tückmantel, kepala bagian reportase harian Rheinische Post, adalah satu dari sedikit orang yang bisa membaca laporan setebal lebih dari 400 halaman itu. Kesimpulannya adalah,"Ini adalah laporan mengenai kegagalan dan kecelakaan."

Panik massa saat acara musik Loveparade di Duisburg, Jerman, 24 April 2010.
Panik massa saat acara musik Loveparade di Duisburg, Jerman, 24 April 2010.Foto: picture-alliance/dpa

Penyelenggaraan Loveparade tahun lalu tidak seharusnya disetujui. Sampai pada kesimpulan ini Tückmantel mengomentari hasil penyelidikan kejaksaan. Lokasi acara waktu itu adalah stasiun kereta api barang yang dipagari dan lokasi itu tidak dirancang untuk massa. Izin penyelenggaraan Loveparade waktu itu diberikan untuk 250 ribu pengunjung. Namun yang datang lebih dari 900 ribu orang. 700 kereta api khusus dipesan untuk mengangkut pengunjung acara tersebut.

Bencana yang Bisa Diramalkan

Bencana itu bisa diprediksi. Para pengamat ahli mengatakan pada pemerintah kota Duisburg bahwa terdapat situasi rawan bahaya dalam acara yang sama sebelumnya di Essen dan Dortmund. Tetapi pemerintah kota Duisburg tidak mempersoalkan masalah yang disebut itu, demikian dilaporkan Tückmantel. Satu-satunya jalan masuk menuju lokasi acara adalah terowongan. Terbukti bahwa jalan masuk tersebut terlalu sempit untuk pengunjung sebanyak itu. Sebenarnya aparat pemerintah kota yang bertugas memberikan izin itu meminta jalan keluar darurat selebar 440 meter. Panitia acara berdalih bahwa lebar jalan 150 meter sudah cukup. Terowongan jalan masuk dan keluar bagi pengunjung ternyata hanya selebar 30 meter.

Kesalahan Awal

Panik massa saat acara musik Loveparade di Duisburg, Jerman, 24 April 2010.
Panik massa saat acara musik Loveparade di Duisburg, Jerman, 24 April 2010.Foto: AP

Menurut laporan kejaksaan, banyak pihak yang bertanggung jawab dari pemerintah kota yang tidak menghiraukan masalah dan saling melempar tanggung jawab sejak sebelum pelaksanaan acara. Akhirnya konsep keselamatan yang sederhana yang disodorkan penyelenggara acara diterima begitu saja. Tückmantel menilai, selain panitia, pejabat pemerintah kota juga bertanggung jawab atas kejadian itu. „Mereka sudah melakukan semuanya agar bisa menyelenggarakan Loveparade di Duisburg.“ Sebenarnya pemerintah kota kekurangan dana untuk bisa menjadi tuan rumah acara semacam itu.

Panitia penyelenggara Loveparade adalah Lopavent GmbH, yang sangat menekan pemerintah kota, agar mengizinkan pelaksanaan acara itu di tengah kekhawatiran aparat. "Kerugian finansial dan moral tidak hanya diderita penyelenggara, tapi juga kawasan Ruhr dan kota Duisburg, jika acara harus dibatalkan karena kekhawatiran," demikian isi surat kantor hukum Härting kepada Walikota Duisburg Adolf Sauerland. Kantor hukum Härting mewakili Lopavent GmbH. Surat Izin dikeluarkan hanya tiga hari sebelum pelaksanaan Loveparade. Batas jalan juga baru diperluas pada hari pelaksanaan acara, agar bisa dilewati ambulans.

Kewalahan Pada Saat Acara

Kelalaian sebelum acara. Kegagalan pada saat pelaksanaan Loveparade. Jumlah petugas pengamanan terlalu sedikit. Banyak yang kewalahan dalam pengaturan buka-tutup saluran arus pengunjung. Hal serupa berlaku untuk polisi yang dibuktikan dalam protokol komunikasi mereka. Mereka menyaksikan kesalahpahaman, keputusan buruk dan ketidakberdayaan. Terjadi pula masalah komunikasi karena banyak anggota polisi yang bermasalah dengan jaringan ponsel. Jaringan itu tiba-tiba terputus sementara. Tidak ada jaringan istimewa ponsel yang bisa mencegah kelebihan beban pada jaringan itu. Tidak ada pula permintaan untuk itu. Di lokasi acara seluas itu juga tidak ada pengeras suara khusus pengumuman mendesak. Rupanya panjang kabel tidak mencukupi.

Amankah Pelaksanaan Acara Hiburan Besar di Jerman?

Polisi dan petugas penyelamat ketika mengamankan korban selamat Loveparade 2010.
Polisi dan petugas penyelamat ketika mengamankan korban selamat Loveparade 2010.Foto: AP

Kekhawatirannya adalah acara besar berikutnya di Jerman juga bisa berakhir dengan kegagalan. Beberapa hari lalu terjadi kepanikan missal dalam festival musim panas di Freiburg „Sea of Love“ yang bisa diatasi pada menit-menit terakhir. Jumlah pengunjung lebih banyak dari yang diperkirakan. Pagar yang seharunya mengatur arus pengunjung malah menutup jalan keluar darurat. Sejak peristiwa Loveparade Duisburg, di Jerman dikeluarkan peraturan baru mengenai keamanan dan keselamatan. Pertunjukan atau acara besar hanya boleh diadakan jika konsep keamanan dan keselamatan ditulis secara rinci.

Kini semua akses jalan masuk ke lokasi acara pertunjukan atau festival diperlebar dan akses jalan keluar darurat diperbanyak dan dilengkapi dengan lampu penerang. Sistem kamera pengawas juga ditempatkan di mana-mana mengamati arus masuk dan keluar pengunjung. Jumlah petugas keamanan juga ditingkatkan drastis, sehingga jumlah petugas penyelamat mencukupi jika terjadi kecelakaan, guna memandu para pengunjung. Malapetaka Loveparade di Duisburg tahun lalu meninggalkan jejak berat sehingga banyak pihak berwenang di berbagai kota Jerman lebih baik membatalkan acara pertunjukan besar dengan pertimbangan kekhawatiran.

Wolfgang Dick/Luky Setyarini

Editor: Christa Saloh-Foerster