1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Serangan Udara NATO Perburuk Hubungan AS dengan Pakistan

26 November 2011

Menyusul serangan udara NATO terhadap pos pengawasan Pakistan, hubungan Amerika Serikat dengan pemerintah di Islamabad semakin memburuk mencapai titik yang yang cukup rendah.

https://p.dw.com/p/13Hrv
Pakistani security personnel stop trucks carrying supplies for NATO forces in neighboring Afghanistan at Takhtabeg check post in Pakistani tribal area of Khyber, Pakistan, on their way to Torkham border post on Saturday, Nov 26, 2011. Pakistan on Saturday accused NATO helicopters of firing on two army checkpoints in the northwest and killing 25 soldiers, then retaliated by closing a key border crossing used by the coalition to supply its troops in neighboring Afghanistan. (Foto:Muhammad Sajjad/AP/dapd)
Truk suplai NATO ke Afghanistan ditahan aparat keamanan Pakistan di perbatasan setelah serangan NATOFoto: dapd

Hari Sabtu (26/11) tokoh politik dan militer Pakistan dengan berang menanggapi serangan pesawat dan helikopter tempur NATO di perbatasan Pakistan-Afghanistan yang menewaskan 28 dan melukai sebelas serdadu Pakistan. Serangan tampaknya dilancarkan tengah malam menjelang hari Sabtu (26/11) di wilayah, di mana pejuang Taliban dan Al Qaida aktif dan tempat menyeberang ke Afghanistan untuk melancarkan serangan terhadap pasukan barat.

Pemerintah di ibukota Islamabad kemudian menghentikan jalur logistik NATO ke Afghanistan, dan meminta Amerika untuk mengosongkan pangkalan militer Shamsi di barat daya provinsi Baluchistan. AS diduga menggunakan fasilitas tersebut untuk meluncurkan pesawat tak berawak  dan pesawat pengintai dalam upaya meningkatkan tekanan terhadap Taliban dan militan Al-Qaida di wilayah Pakistan.

©Philippe Sterc/Wostok Press/MAXPPP France, Paris 04/05/11/11 Yousouf Raza Gilani Premier ministre de la Republique Islamique du Pakistan est recu a l Elysee M. Yousouf Raza Gilani prime minister of islamic republique of Pakistan is received at the Elysee Palace
Perdana Menteri Pakistan Yusuf Raza GilaniFoto: picture alliance/dpa

NATO benarkan serangan, namun tidak berikan rincian

Serangan terhadap pos pengawasan di wilayah rawan di barat daya Pakistan itu merupakan yang terparah sejak pemerintah di Washington dan Islamabad akhir tahun 2001 membentuk aliansi Anti Teror. Pembunuhan terhadap pemimpin Al-Qaida, Osama Bin Laden oleh pasukan khusus AS awal musim panas lalu membuat retaknya hubungan kedua negara.

Pakta militer Atlantik NATO membenarkan serangan tersebut, namun tidak menyebutkan detilnya. Komandan pasukan NATO di Pakistan, John Allen berjanji untuk melakukan pemeriksaan secara teliti dan mengungkapkan belasungkawa atas tewasnya dan terlukanya tentara Pakistan. Seorang jurubicara NATO di Kabul mengatakan, akibat sebuah insiden di perbatasan, NATO diminta untuk memberikan dukungan dari udara.

Marine Lt. Gen. John Allen, President Obama's choice to lead the military in Afghanistan, right, is seen on Capitol Hill in Washington, Tuesday, June 28, 2011, prior to the start of the Senate Armed Services Committee hearing on his nomination. Navy Vice Adm. William H. McRaven, nominee to become commander of the U.S. Special Operations Command, sits at left. (AP Photo/J. Scott Applewhite)
Komandan NATO-ISAF di Afghanistan, John AllenFoto: AP

Gilani: "Serangan terhadap kedaulatan Pakistan"

Setelah serangan udara, hari Sabtu (26/11) Perdana Menteri Pakistan Yousuf Raza Gilani melakukan rapat kabinet darurat dan menyebut kejadian itu sebagai "serangan terhadap kedaulatan Pakistan."  Panglima angkatan bersenjata Ashfaq Kayani menyatakan akan memberikan "ganjaran yang dapat dirasakan terhadap tindakan yang tidak bertanggung jawab itu." Sementara Menteri Informasi Firdous Ashiq Awan mengatakan: "Pasukan ini adalah pembela perbatasan Pakistan secara geografis dan ideologis. Setiap agresi terhadap pasukan itu merupakan agresi langsung terhadap Pakistan. Tak satu pemerintah pun dapat mentolerir serangan semacam itu terhadap aparat keamanan."

Pakistan menuntut NATO dan pasukan ISAF untuk menghukum yang bertanggung jawab terhadap serangan udara tersebut. Militer Pakistan mengatakan, pada pos pemeriksaan di perbatasan itu ditempatkan 40 tentara, dan di antara 28 yang tewas terdapat dua perwira. Pada September 2010 dua tentara Pakistan tewas dalam serangan udara NATO. NATO meminta maaf atas peristiwa itu dan Pakistan menutup jalur logistik NATO ke Afghanistan selama sepuluh hari. Pakta militer tersebut mengatakan, sekitar separuh suplai bagi tentaranya di Afghanistan dikirim lewat Pakistan.

Christa Saloh/ape/rtrd/afpd

Editor: Ayu Purwaningsih