1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Serangan Sporadis Tak Halangi Warga ke TPS

20 Agustus 2009

Bangga bercampur ragu dan takut mewarnai perasaan warga Afghanistan pada pemilu, Kamis (20/08). Serangkaian ledakan bom dan serangan roket, kebanyakan berskala kecil, dilaporkan terjadi di berbagai wilayah.

https://p.dw.com/p/JEl3
Suasana di salah satu TPS di Afghanistan. Pemilih diperiksa sebelum diperbolehkan masuk.Foto: DW

Laporan mengenai insiden dan serangan datang dari berbagai penjuru Afghanistan, pada hari dilaksanakannya pemilihan presiden dan parlemen tingkat provinsi.

Di Pol-e Khomri, ibukota Provinsi Baglan, terjadi tembak menembak dengan militan yang menyerbu kota dari berbagai arah. Sumber resmi kepolisian menerangkan, 22 teroris tewas.

Aparat keamanan menewaskan dua pria bersenjata Taliban yang mengenakan rompi dilengkapi bahan peledak, di sebuah gedung di timur ibukota Kabul. Dua pemantau pemilu cedera ketika sebuah roket mengenai TPS di utara Provinsi Kundus.

Enam TPS di distrik Baraki Barak, provinsi Logar, diserang militan, mengakibatkan antrian pemilih bubar menyelamatkan diri. Namun mereka lalu kembali dan mengantri lagi.

Gerilyawan Taliban juga menembakkan sejumlah roket ke kota-kota di selatan dan utara Afghanistan. Toh, semakin banyak pemilih yang datang setelah siang untuk memilih presiden dan anggota parlemen tingkat provinsi.

Jurnalis Afghanistan Saber Yosofi menuturkan, "Saya mengunjungi tujuh TPS. Semuanya didatangi banyak pemilih, termasuk kaum perempuan.“

Tak kurang dari 200.000 aparat keamanan Afghanistan dan lebih dari 100.000 tentara internasional mengamankan jalannya pemilu yang dibayangi ancaman Taliban.

Komandan ISAF Stanley McChrystal mengatakan, "Kami melakukan segala yang kami bisa. Kami bekerjasama dengan polisi dan tentara Afghanistan. Kami membantu pengawasan dengan pesawat udara. Kami menyiapkan tentara yang akan segera bereaksi jika pemberontak mencoba menghentikan pemilu."

Utusan khusus PBB untuk Afghanistan, Kai Eide, menyatakan gembira, karena secara umum pemilu berjalan relatif lancar. Walau terjadi beberapa serangan, namun jumlahnya lebih sedikit dari yang dikuatirkan.

Para petugas pemilu berharap, separuh dari 17 juta pemilih akan mendatangi TPS dan menggunakan hak mereka.

Bill Gallery dari Democracy International, salah satu kelompok pemantau pemilu, mengatakan, sejumlah pengamat di selatan Afghanistan terkejut melihat banyaknya warga yang datang, melebihi perkiraan mereka. Namun ia menambahkan, masih telalu dini untuk mengambil kesimpulan utuh tentang partisipasi pemilih.

Banyak warga Afghanistan mengatakan, serangan tak menghalangi mereka datang ke TPS.

Tetapi, koresponden DW Aqil Fazil melaporkan adanya ketidakberesan, terutama yang terkait dengan pemilu parlemen tingkat provinsi.

"Saya melihat sangat banyak ketidakberesan dibanding pemilu sebelumnya. Para caleg provinsi sebagian ikut campur secara langsung dalam pemberian suara. Bahkan petugas pemilu dan pemantau mencoba mempengaruhi pemilih.Saya mendatangi sejumlah TPS. jelas terlihat ada kecurangan tapi tak ada seorangpun yang bertindak“, kata Fazil.

Hasil penghitungan sementara pemilu di Afghanistan diperkirakan dapat diketahui paling cepat Sabtu lusa (22/08).

RP/HP/afp/dpa/rtr