1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Serangan Brutal Dini Hari di Kepolisian Hamparan Perak, Deli Serdang

22 September 2010

Kantor Kepolisian Sektor Hamparan Perak, Deli Serdang Sumatera Utara, Rabu dini hari diserang oleh sekelompok orang tak dikenal. Polisi menduga penyerangan itu dilakukan kelompok teroris Aceh.

https://p.dw.com/p/PJ5A
Foto: DW

Tiga anggota kepolisian sektor Hamparan Perak tewas diberondong senjata dalam serangan brutal itu. Juru bicara Polda Sumatera Utara, Baharudin Djafar menceritakan: “Pada saat mereka datang turun dari sepeda motor, langsung menembak secara membabi buta, pada saat itu yang jaga piket sedang kedalam, melihat tahahan. Setelah mereka menembak disitu, kemudian tiga dari pelaku masuk ke dalam dan melihat seorang petugas sedang berbicara sama tahanan itu langsung ditembak tanpa berbicara, sedangkan yang satu sedang beristirahat juga ditembak mengenai dada. Setelah iu ada satu ruangan reserse atas nama Riswanto ditembak di ruangan itu”

Sejauh ini polisi belum berhasil menangkap pelaku dan mengungkap motifnya. Namun polisi menduga, belasan pelaku penyerangan itu terkait dengan kelompok teroris Aceh.

Kecurigaan ini didasarkan pada temuan sejumlah selongsong peluru dari senjata yang sama dengan milik kelompok teroris yang sebelumnya diringkus polisi.

Hari Minggu kemarin, polisi menangkap 18 orang tersangka teroris di Tanjung Balai, Sumatera Utara menyusul perampokan bersenjata Bank CIMB Niaga Medan, Agustus lalu.

Polisi telah memastikan kelompok ini terkait dengan jaringan teroris Aceh. Juru Bicara Polda Sumatera Utara, Baharudin Djafar menambahkan: “Kita hanya membandingkan antara kasus CIMB itu adalah terkait dengan kasus teroris, kemudian fakta yang kita temukan dilapangan pagi tadi bahwa senjata yang digunakan untuk aksi di CIMB itu hampir sama dengan jenis sejata yang digunakan pada penyerangan pagi tadi. Kemudian untuk mereka cukup terlatih dan telah dipersiapkan ini yang membuat kemungkinan besar ini ada kaitannya dengan kasus yang kemarin.”

Ketua Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Ansyad Mbay mendukung dugaan polisi. Terutama, menurut dia karena kesamaan pola gerakan dan senjata yang digunakan kelompok ini. Ia mengungkapkan, serangan ini sebetulnya tidak terlalu mengejutkan, kuncinya antara lain karena bergabungnya sejumlah bekas kombatan Gerakan Aceh Merdeka ke dalam jaringan teroris.

Soal bergabungnya mantan kombatan GAM dengan jaringan teroris, pengamat Al Chaidar tak sependapat. Alasannya perbedaan idelogis antara GAM dengan kelompok teroris yang berbasis agama. Betapapun pengamat terorisme asal Aceh ini memandang, serangan ini menunjukan bahwa kaum teroris telah memindahkan basisnya dari Jawa ke Sumatera.

“Di Lampung ada, kemudian di belawan, Tanjung Balai, Riau, Padang dan Jambi. Palembang juga ada bahkan sel di Palembang yang dulu dianggap sudah non aktif saya kira masih aktif juga. Jadi saya kira ini peralihan yang dulunya berbasis di Banten, Jawa Tengah dan Jawa Timur mereka sekarang pindah ke Sumatera.”

Lebih jauh, Al Chaidar menyebut serangan ini sebagai semacam deklarasi perang dari kelompok teroris kepada pemerintah. Ia merujuk fatwa yang telah beredar tahun lalu dalam kelompok teroris yang menyebut kepolisian sebagai target domestik teroris selain target internasional dan Amerika. Al Chaidar menduga serangan semacam ini akan terus berlanjut ke daerah lain.

Zaki Amrullah

Editor: Ayu Purwaningsih