1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Separatis Serbu Bandara Donetsk

26 Mei 2014

Kelompok bersenjata menyerang bandar udara internasional di Donetsk, Ukraina timur. Sementara Rusia menerangkan siap berdialog dengan presiden terpilih Ukraina, Petro Poroshenko.

https://p.dw.com/p/1C70i
Foto: Reuters

Kelompok pemberontak yang menyatakan diri sebagai pasukan "Republik Rakyat Donetsk" menyerang bandar udara internasional di kota Donetsk. Serangan tersebut dilakukan hanya beberapa jam setelah miliarder Ukraina Petro Poroshenko dinyatakan menang pemilu presiden di Kiev.

Situasi di lapangan masih belum jelas. Kantor-kantor berita melaporkan, terdengar suara tembakan dan asap kelihatan membubung. Pasukan Ukraina diberitakan berusaha mempertahankan bandara.

"Jam 3 pagi hari, kelompok bersenjata mulai berdatangan. Tidak terjadi pertempuran (saat itu)", kata jurubicara bandara Dmytro Kosinov.

Setelah itu bandar udara dinyatakan tertutup. Pesawat terakhir meninggalkan bandara jam 7 pagi waktu setempat. "Kami tidak tahu kapan kami bisa bekerja lagi", tutur Kosinov.

Seorang jurnalis melaporkan kepada kantor berita AFP, ada tiga truk militer mendatangi bandara mengangkut pasukan bersenjata yang mengenakan simbol-simbol pro Rusia. Mereka mengepung jalan utama ke bandara.

Kelompok separatis pro Rusia di Donetsk dan Luhansk menolak pemilihan presiden di Ukraina yang diselenggarakan hari Minggu (25/05). Mereka menyerbu tempat-tempat pemungutan suara, memusnahkan material pemilu dan mengancam pemilih yang ingin ikut pemilu.

Rusia siap berdialog

Pemerintah Rusia menyatakan siap berdialog dengan pimpinan Ukraina yang baru, Petro Poroshenko. Namun Rusia menuntut agar operasi militer terhadap kelompok separatis dihentikan.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan, kunci penyelesaian krisis di Ukraina adalah dialog antara Kiev dan kawasan timur yang menentang pemerintah pusat.

"Seperti yang sudah disampaikan presiden (Putin) lebih dari satu kali, kami siap berdialog dengan perwakilan Ukraina, kami siap berdialog dengan Petro Poroshenko", kata Lavrov menanggapi hasil pemilu di Ukraina.

Lavrov selanjutnya mengatakan, warga Ukraina sudah menyatakan kehendaknya, "kami akan menghormati dan kami siap melakukan hubungan pragmatis dan dialog berdasarkan kesepakatan yang ada, artinya semua kesepakatan harus dipenuhi, termasuk perjaniian dagang dalam sektor gas".

Petro Poroshenko menerangkan hari Senin (26/05), prioritas utama pemerintahannya adalah mengembalikan ketertiban dan mengakhiri kekacauan di kawasan timur.

"Langkah pertama saya adalah berusaha mengakhiri perang, mengakhiri kekacauan, dan membawa kembali perdamaian kepada Ukraina yang bersatu dan merdeka", kata Poroshenko.

Menurut komisi pemilu, pemungutan suara di 24 dari seluruhnya 213 distrik terpaksa dibatalkan karena ancaman kelompok militan. Hasil perhitungan resmi akan diumumkan 5 Juni mendatang.

hp/rn (afp, rtr)