1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Seoul Akan Tanggapi Keras Provokasi Pyongyang

Edith Koesoemawiria/afp/dpa/rtr1 April 2013

Ketegangan meruncing antara Korea Utara dan Selatan. Pesawat Tempur AS dikerahkan dari Jepang.

https://p.dw.com/p/187aJ
Foto: Reuters

“Provokasi dari Korea Utara akan dibalas segera oleh Seoul”. Begitu ungkap Presiden Korea Selatan, Park Geun-hye Senin (01/04). Sikap keras ini ia tunjukkan membalas ancaman perang Korea Utara. Pada pertemuan pejabat tinggi di Seoul, presiden baru Korsel itu menegaskan bahwa provokasi terhadap rakyat Korea Selatan akan ditanggapi keras, tanpa mempertimbangkan dampak politik. Begitu ungkap Presiden Park Geun-hye.

Dua Korea Yang Bersitegang

Peringatan presiden Korea Selatan disampaikan setelah parlemen Korea Utara mengumumkan akan menjamin hak negaranya atas senjata nuklir. Ketegangan meruncing akhir pekan lalu, ketika pemimpin Korut, Kim Jong Un menyatakan bahwa Korea Utara dan Selatan berada dalam kondisi perang dan menyesuaikan protokol hubungan kedua negara itu.

Nordkorea erklärt Kriegszustand
Kim Jong UnFoto: picture-alliance/dpa

Sehari sebelumnya Kim Jong Un memerintahkan agar rudal nuklir di negaranya diarahkan ke Amerika Serikat. Dikatakannya, “Korea Utara akan meluncurkan perang nuklir apabila diprovokasi oleh Amerika Serikat atau Korea Selatan.”

Seoul awalnya menepis ancaman-ancaman Pyongyang sebagai retorika usang. Disebutkan, perbatasan antara kedua negara tetangga itu masih terbuka, sehingga pekerja Korea Selatan masih bisa melakukan perjalanan ke zona kerjasama, tempat mereka bekerja. Sebelumnya, pabrik-pabrik Korea Utara di zona tersebut pernah mengancam tutup, apabila Korea Selatan tidak berhenti merusak nama baik tetangga di utara itu. Namun, ancaman itu tidak dilaksanakan.

Kedua negara di Semenanjung Korea itu menyepakati gencatan senjata tahun 1953, setelah berperang selama 3 tahun, namun belum pernah menandatangani perjanjian perdamaian. Karenanya, secara teknis kedua negara bertetangga ini selama 60 tahun terakhir masih bermusuhan.

AS kirim pesawat tempur ke Korea Selatan

Dua pesawat tempur Amerika jenis Raptor F-22 telah tiba di pangkalan udara militer Osan di Korea Selatan. Pesawat yang akan disertakan dalam latihan militer “Foal Eagle” diterbangkan dari pangkalan AS di Okinawa, Jepang. Pengerahan kedua pesawat tempur ini diharapkan menunjukkan kekuatan negara itu dan mampu meyakinkan Korea Utara agar tidak memulai perang.

F22 Kampfjet
Pesawat tempur F-22 RaptorFoto: picture-alliance/dpa

Korea Selatan dan Amerika Serikat setiap tahunnya, mulai 1 Maret hingga 30 April, menjalankan latihan militer bersama Foal Eagle. Latihan militer ini melibatkan 10.000 anggota pasukan Amerika Serikat dan pasukan Korea Selatan yang lebih besar. Pyongyang kerap melihat latihan bersama ini sebagai provokasi. Sementara Seoul dan Washington menyebutnya sebagai latihan pertahanan.

Februari 2013, Pyongyang untuk ketiga kalinya melancarkan tes nuklir dan menuai kritik luas dari dunia internasional, termasuk dari mitranya yang terdekat Cina.

Perhatian internasional semakin tajam terhadap konflik Korea Utara dan Selatan, karena sebuah perang nuklir akan menggoncang keras seluruh kawasan. Paus Fransiskus dalam pesan Paskahnya hari Minggu (31/03), mengimbau solusi diplomatis dan rekonsiliasi untuk krisis hubungan kedua Korea itu.

EK/DK/afp,dpa