1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

171111 Dresen Film

26 November 2011

Sutradara Jerman, Andreas Dresen, aktif di berbagai panggung. Ia tidak hanya membuat film dokumenter dan layar lebar, tapi juga menggarap karya teater dan opera.

https://p.dw.com/p/13GBm
Foto: picture-alliance/dpa

Berhenti di jalur bebas, itulah kira-kira terjemahan judul film terakhir Andreas Dresen. „Halt auf freier Strecke“, sebuah film menggugah mengenai kematian. Diceritakan, bagaimana seorang ayah menghadapi keterangan dokter bahwa ia mengidap penyakit kanker yang tak bisa disembuhkan.

Halt auf freier Strecke
Foto: Pandora

Dalam film itu digambarkan si dokter yang berusaha menyampaikan kabar buruk  kepada pasiennya, dengan menunjuk pada hasil rontgen  bagian kepala pasiennya,  "Ini otak, bagian kanan otak, dan ini belah kiri otak. Di sini semuanya beres. Tapi di sini, Anda juga bisa melihatnya, ini adalah tumor. Saya harus katakan, bahwa ini adalah tumor ganas."

Keterangan soal kanker yang diidap Frank muncul di awal film. Ayah yang baru berusia 40 tahun itu, harus menghadapi kenyataan bahwa ia tak bisa disembuhkan. Ia hanya akan hidup untuk beberapa bulan saja. Lalu bagaimana ia harus bersikap dengan keluarganya, apa yang bisa ia katakan kepada anak-anaknya? Bersama istrinya, Frank memutuskan untuk pulang dan menjalani sisa hidupnya di rumah, daripada di rumah sakit.

Tema yang masih tabu

Warna film karya Andreas Dresen memang beragam, terlihat pada karyaebelumnya. "Wolke 9“ atau "Awan ke Sembilan“ adalah film yang serius. Di film itu, Dresen mengangkat tema yang  di Jerman masih tabu. Yakni, tentang seksualitas di usia lanjut, persisnya pengalaman cinta  generasi diatas 60 tahun.  Filmnya "Whisky mit Wodka“ atau "Whisky dengan vodka" adalah sebuah komedi tragis, tentang seorang bintang tua yang kesepian dan kekacauan yang terjadi pada set film.

Mengenai tema film „Halt auf freier Strecke“,  Andreas Dresen bertutur,  "Saya bisa bayangkan, ada orang yang sengaja memilih untuk tidak menontonnya. Karena sulit bagi sebagian orang untuk menghadapi masalah kematian."

"Ada sejumlah orang, yang mengatakan langsung kepada saya, bahwa mereka takut menonton film itu. Saya berusaha membangun keberanian mereka untuk menonton karena memang ini tema berat, yang biasanya ditekan, meskipun sebenarnya proses yang biasa saja. Karena bila tidak ada rasa sakit atau sedih, maka tidak ada juga rasa senang dan bahagia. Saya kira, bila orang berhasil menonton seluruh film ini, maka orang itu pasti menilainya sebagai tidak terlalu gelap. Karena ada unsur rasa pembebasan.“

Auszeichnugn für Andreas Dresen in Cannes
Andreas Dresen di Festival Film Cannes ke-21Foto: picture-alliance/dpa

Spontanitas Dan Kejujuran

Yang dikuatirkan Andreas Dresen hanya satu hal. Yakni membuat film yang minim kejutan dan membosankan.  Seperti beberapa karya sebelumnya, film „Halt auf freier Strecke“ dibuat tanpa naskah skenario. Dresen sebagai sutradara mengembangkan ceritanya secara spontan bersama para pemeran filmnya, Milan Peschel, sebagai Frank yang sakit dan Steffi Kühnert, istrinya.

Andreas Dresen ingin agar penontonnya terbawa arus emosi kisah ini, turut tertawa dan turut menangis. Ia mencapainya, karena tidak mengesampingkan banalitas maupun kompleksitas kehidupan sehari-hari si tokoh yang menghadapi kematian itu. Dengan jujur ia menyoroti ketegangan, kemarahan dan pertengkaran yang mencuat.

Dresen juga menampilkan kelucuan dalam situasi yang tragis. "Kita harus berhati-hati agar penyampaiannya dilakukan penuh perasaan, tapi tidak norak. Juga supaya tidak menceritakan hal yang sudah diduga. Misalnya kalau kita lihat adegan ketika si anak berdiri di samping tempat tidur ayahnya dan bertanya, „apakah betul, kamu akan mati?“ Kalau itu didiamkan, adegan itu akan menjadi sangat sentimental. Tapi beberapa menit kemudian, si anak bertanya lagi, „Kalau gitu, bolehkah saya mendapatkkan i-Phone ayah?“. Dengan begitu, adegannya menjadi agak lucu“

Flash-Galerie Cannes Filmfestival 2011 Andreas Dresen Halt auf freier Strecke
Foto: Cannes Filmfestival 2011

Kemampuan Andreas Dresen inilah yang tidak tersaingi oleh sutradara Jerman lainnya. Dalam „Halt auf freier Strecke“, Dresen menggunakan aktor dan orang-orang biasa, yang bukan aktor, seperti si dokter yang memang betul-betul seorang dokter.

Pemutaran perdana film „Halt auf freier Strecke“ di Cannes tahun ini disambut dengan tepuk tangan panjang dan air mata penonton. Kini film-nya tengah diputar di bioskop-bioskop Jerman.

Jörg Taszman /Edith Koesoemawiria
Editor: Hendra Pasuhuk