1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Senat Australia Tolak Rencana Upaya Perangi Pemanasan Global

2 Desember 2009

Senat Australia kembali menolak rancangan undang-undang pemerintah dalam jual beli karbon dioksida dalam upaya memerangi pemanasan global. Ini merupakan pukulan keras bagi Perdana Menteri Kevin Rudd.

https://p.dw.com/p/Kp4T
PM Australia Kevin RuddFoto: picture-alliance/dpa

Setelah melewati debat tajam selama berhari hari, senat Australia mengadakan pemungutan suara. Hasilnya adalah 33 setuju dan 41 suara menolak. Hasil ini menunjukkan bahwa kubu oposisi melihat program perubahan iklim dengan skeptis. Padahal, rancangan pola jual beli karbon Australia ini merupakan skema terbesar di luar negara-negara Eropa, yang menangani 75 persen emisi karbon Austalia dan akan dimulai pada 2011.

Rancangan undang-undang pemangkasan emisi karbon pemerintah Australia ini pernah ditolak Senat pada awal tahun 20009 ini. Kevin Rudd tadinya berharap dapat mempertemukan keperdulian pihak industri dan meyakinkan cukup kalangan oposisi untuk mendukung RUU tersebut. Sebelumnya pimpinan oposisi dari kubu liberal Malcolm Turnbull setuju dengan RUU itu. Tapi Partai Liberal memecat Turnbull dan menggantinya dengan Tony Abbot yang skeptis tentang perubahan iklim.

Kevin Rudd sekarang bisa saja membubuarkan parlemen dan menyelenggarakan pemilu baru. Namun pemerintah Australian memilih untuk tidak membesar-besarkan kekacauan politik dan mengatakan bahwa rancangan undang-undang itu akan kembali diajukan ke Parlemen tahun 2010 depan. Kegagalan ini telah mempermalukan Partai Hijau pendukung Kevin Rudd, yang telah berjanji akan menjadi pemain utama dalam konferensi tingkat tinggi iklim PBB di Kopenhagen.

Australia dikenal sebagai salah satu negara yang memiliki emisi polutan perkapita tertinggi di dunia. Tadinya rancangan reduksi polusi karbon Australia untuk memerangi pemanasan global, berkisar antara 5 hingga 25 persen pada tahun 2020 berdasarkan nilai di tahun 2000, tergantung hasil pertemuan pada KTT iklim di Kopenhagen yang akan diselenggarakan pada pertengahan bulan Desember ini.

Rencana ini mendapat protes keras dari pihak industri dan agrikultur Australia, juga dari pihak oposisi konservatif sehingga membuat pemimpinnya, Malcolm Turnbull menghentikan dukungan terhadap rancangan reduksi emisi tersebut.

Kegagalan Perdana Menteri Kevin Rudd di Parlemen Australia mendapat kecaman dari berbagai pihak. Direktur eksekutif Australian Conservation Foundation atau Yayasan Konservasi Australia, Don Henry, mengatakan bahwa penundaan setiap tahun akan membuat Australia membayar lebih banyak. Kegagalan anggota parlemen dalam menetapkan sebuah pola jual beli emisi yang kokoh, merupakan hal yang mengecewakan.

Don Henry menambahkan, bahwa jual beli emisi bukan satu-satunya jalan dalam mengatasi perubahan iklim, namun dengan menetapakn satu pola emisi dan harga karbon akan memicu penurunan emisi gas rumah kaca dalam aktifitas perekonomian Australia.

Direktur organisasi Australian Climate Exchange, Tim Hanlin, juga menanggapi dengan mengatakan bahwa dalam pandangan bisnis Australia, situasinya sekarang tidak jelas. Tidak ada yang tahu, apa yang akan terjadi pada masa mendatang. Dengan tidak adanya standar harga karbon, sulit bagi banyak perusahaan yang akan mengadakan keputusan investasi, apalagi dalam situasi resesi seperti ini.

Dengan kegagalan RUU iklim itu, Perdana Menteri Australia Kevin Rudd akan hadir di Konferensi Iklim Kopenhagen tanpa prakarsa yang jelas.

Miranti Hirschmann

Editor: Hendra Pasuhuk