1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Semenanjung Korea Kembali Memanas

19 Desember 2010

Adu otot antara Korut dan Korsel berlanjut. Korut kembali mengeluarkan ancaman, karena Korsel akan lancarkan manuver artileri di wilayah perbatasan kedua negara.

https://p.dw.com/p/Qg2q
Foto: AP

Ketegangan di Semenanjung Korea semakin memuncak setelah Korea Utara menembaki pulau Yeonpyeong tanggal 23 November lalu. Dua tentara Korsel dan dua warga sipil tewas pada serangan artileri Korut itu.

Kini angkatan bersenjata Korea Selatan merencanakan latihan militer di pulau Yeonpyeong yang terletak di Laut Kuning dan di dekat perbatasan kedua negara. Pada manuver itu Korsel akan menggunakan amunisi tajam. Bila cuaca mengijinkan manuver artileri itu dilaksanakan hari Senin ini (20/12) atau Selasa (21/12). Seorang pejabat tinggi militer Korsel mengatakan, mereka siap untuk menjawab setiap provokasi terhadap negerinya.

Nordkorea Südkorea Konflikt
Angkatan Laut Korsel patroli di pulau Yeonpyeong, 19 Desember 2010Foto: AP

Korut tingkatkan kewaspadaan

Warga Yeonpyeong merasa khawatir untuk tetap tinggal di rumah mereka. Banyak penduduk sudah meninggalkan pulau itu. Hanya sedikit yang tetap memilih untuk tinggal. Seorang warga mengatakan: "Saya tahu bahwa militer kami punya alasan untuk manuver ini. Tetapi sebagai penduduk saya ingin perdamaian. Saya ingin, kedamaian kembali ke pulau ini."

Sementara itu, Korea Utara meningkatkan tingkat kewaspadaan ke level yang lebih tinggi. Selain itu, jumlah pasukan di wilayah pesisir di perbatasan kedua negara ditingkatkan. Sejumlah pesawat tempur dikeluarkan dari hangar dan siap untuk beroperasi. Demikian menurut kantor berita Korea Selatan Yonhap.

Sedangkan militer Korea Utara menyatakan akan melancarkan serangan "tanpa ampun", bila terjadi pelanggaran perbatasan wilayah maritimnya. Demikian ditegaskan Kementrian Luar Negeri di Pyongyang. Rencana manuver Korsel semakin menggoyahkan stabilitas di semenanjung Korea. Militer Korut tidak menyampaikan kata-kata kosong. Demikian menurut media Korut yang mengutip kementrian luar negeri negeri itu.

UN Sicherheitsrat Irak Sanktionen Sitzung
Sidang Dewan Keamanan PBBFoto: AP

DK PBB cari jalan keluar

Pimpinan di Pyongyang juga mengkritik bahwa Amerika Serikat akan mengirimkan sekitar 20 tentaranya yang ditempatkan di Korsel, ke Yeongpyeong untuk mendukung manuver Korsel. Sekitara 28.500 tentara AS kini ditugaskan di Korsel.

Cina dan Rusia juga merasa khawatir akan rencana manuver Korsel. Atas prakarsa Rusia, Dewan Keamanan PBB melakukan sidang khusus mengenai konflik ini hari Minggu (19/12) waktu setempat. Mengenai pertikaian kedua negara Korea, Duta Besar Rusia bagi PBB, Vitali Tshurkin mengutarakan : "Kami pikir, Dewan Keamanan akan mengirimkan sinyal untuk menahan diri dan harus membantu untuk memulai penyelesaian diplomasi. Targetnya harus berupa upaya agar semua butir-butir pertikaian antara kedua negara Korea diselesaikan melalui jalan politik."

Sidang khusus DK itu dikatakan menegaskan kekhawatiran masyarakat internasional. Wakil Cina dan Rusia menyebut situasi di semenanjung Korea saat ini sangat sulit dan ibarat bom waktu yang dapat meledak setiap saat. Dubes Rusia bagi PBB Vitali Tshurkin mengatakan, Dewan Keamanan PBB harus mencari jalan keluar agar konflik antara Korea Utara dan Selatan diselesaikan secara tuntas.

Sebelumnya Cina dan Rusia mengimbau Korea Selatan untuk membatalkan manuver artileri tersebut. Tetapi seruan kedua negara itu tidak dihiraukan Korsel.

Christa Saloh/afpd/rtrd/afpe

Editor: Rizki Nugraha