1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Semakin Banyak Perempuan Afrika Diperdagangkan ke Asia

6 Maret 2012

Kasus terbaru, 14 gadis asal Uganda berhasil dibebaskan dari cengkraman mafia perdagangan manusia, semakin membuka mata atas bisnis perdagangan manusia.

https://p.dw.com/p/14Fci
Foto: Simone Schlindwein

Apa yang diungkapkan para korban, sangat mengejutkan. Sambil menggigit kuku, Sarah menceritakan apa yang dialaminya dalam beberapa bulan terakhir. "Jika kami tidak berhasil mendapatkan penghasilan yang ditentukan, kami dipukuli atau tidak diberi makan.“ Di dahi perempuan asal Uganda berusia 23 tahun ini masih terlihat garis-garis ketakutan, saat ia menceritakan pengalamannya.

Sarah merupakan salah seorang dari 14 perempuan Uganda yang berhasil dibebaskan dari cengkraman pedagang manusia. Secara sistematis, mafia perdagangan manusia merekrut gadis-gadis yang putus asa karena tidak memperoleh pekerjaan. Seperti Sarah, para gadis diiming-iming pekerjaan yang layak di luar negeri. Janji-janji palsu ini membawa para gadis muda ini ke rumah-rumah bordil.

Dari Cina ke Malaysia

Sarah terbang ke Cina, setelah seorang perempuan Uganda menjanjikannya pekerjaan di sana. “Seseorang mengetuk pintu kamar hotel saya. Ketika saya buka, di hadapan saya berdiri seorang pria asal Nigeria. Ia mengatakan, bahwa ia telah membayar kepada bos saya untuk menghabiskan malam bersama saya.”

Menschenhandel in Nigeria
Gambar simbol perempuan Afrika yang terjerumus ke dalam bisnis prostitusiFoto: picture-alliance/Ton Koene

Tiga bulan lamanya Sarah disekap di kamar hotel ini. Merelakan tubuhnya dijadikan obyek pemuas nafsu. Makin lama tubuhnya makin lemah. Sarah tertular HIV, hamil dan pernah berpikir untuk bunuh diri. Dari Cina, Sarah dikirim untuk ‚dipekerjakan' di Malaysia. Saat tiba di bandara Kuala Lumpur, petugas imigrasi Malaysia merasa curiga dan menginformasikan konsul kehormatan di Malaysia, Hajah Noraihan.

Dari cerita Sarah, jalur perdagangan perempuan Afrika ke Malaysia terungkap. "Ada kasus pembunuhan, seorang gadis didorong jatuh dari balkon. Dua hari kemudian, dua gadis mendatangi kanor konsulat saya. Mereka melarikan diri dari mucikari. Dan teman sejawat saya di Departemen Imigrasi Malaysia mengatakan: ini adalah perdagangan manusia.“

Solusi Global

Diantar langsung oleh Noraihan, 14 gadis dipulangkan kembali ke Uganda. Di Uganda Noraihan menyerahkan kasus ini kepada kepala interpol untuk Uganda Asan Kasingye.

"Ini bukan saja masalah Uganda. Banyak gadis diseludupkan lewat negara tetangga ke Asia. Ini bukan saja jaringan perdagangan manusia Uganda, ini jaraingan global,“ dikatakan Asan Kasingye. Untuk memerangi perdaganan manusia juga diperlukan solusi global. Seluruh negara di Afrika Timur, atau bahkan seluruh negara yang terlibat, diharapkan dapat bekerjasama. Ditambahkan Kasingye.

Menurut perkiraan Kasingye, tahun 2010 saja, lebih dari 1.000 gadis muda Uganda telah diculik, sekitar 600 dari mereka diseldudupkan ke Malaysia. Uganda dan Malaysia memiliki perjanjian bebas visa. Warga Uganda dapat tinggal tanpa visa selama 30 hari di Malaysia. Dan ketentuan ini dimanfaatkan para pedagang manusia.

Simone Schlindwein/Yuniman Farid

Editor: Hendra Pasuhuk