1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Sektor Penerbangan Tidak Siap Hadapi Krisis

20 April 2010

Kerugian yang ditanggung maskapai penerbangan akibat larangan terbang selama beberapa hari amat besar. Namun yang mengherankan adalah ketidak siapan sektor ekonomi ini menghadapi situasi darurat.

https://p.dw.com/p/N18K
Sebagian bandara mulai dioperasikan kembali.Foto: AP


Dampak ekonomi dari lumpuhnya penerbangan di Eropa akibat debu vulkanik dari letusan gunung api di Islandia menjadi sorotan sejumlah harian internasional.

Harian Austria Die Presse yang terbit di Wina dalam tajuknya berkomentar : Situasinya bagi maskapai penerbangan kelihatannya amat dramatis. Uni Eropa sudah menyatakan, akan membantu maskapai penerbangan yang dilanda krisis. Akan tetapi lolongan perusahaan penerbangan itu sedikit aneh. Di sebuah cabang ekonomi, yang kelihatannya tidak memiliki dana penyangga untuk krisis selama seminggu, sebetulnya tidak mengherankan jika secara komersial sebagian bisnisnya menunjukkan kegagalan. Krisis saat ini dapat dimanfaatkan untuk pembenahan struktur. Negara-negara Uni Eropa harus memberikan bantuannya secara terarah, dan hanya membantu kerugian yang benar-benar ditimbulkan oleh larangan terbang tsb.

Harian Polandia Rzeczpospolita yang terbit di Warsawa berkomentar : Menimbang krisis, tidak adanya solidaritas di cabang ekonomi penerbangan amatlah mencengangkan. Sebagian besar bandara terus menarik ongkos parkir bagi pesawat yang tidak bisa terbang. Sementara hotel-hotel menaikan tarifnya secara gila-gila bagi para penumpang yang terdampar. Amat mengherankan, para pimpinan bandara dan direktur hotel itu tidak berfikir bahwa keuntungan itu sifatnya hanya sesaat. Jika maskapai penerbangan bangkrut dan penumpang tidak ada lagi, dampak krisisnya juga akan menghantam mereka.

Sementara harian Belanda De Volkskrant yang terbit di Amsterdam berkomentar : Maskapai penerbangan mengeluhkan dampak larangan terbang bagi bisnisnya. Kerugian meningkat dan kurs saham merosot drastis. Dalam tarikan nafas yang sama, mereka juga menuntut bantuan dari negara. Maskapai penerbangan kini sedang menghadapi masa sulit. Setelah dihantam dampak krisis global dan larangan terbang, memang lebih mudah meminta bantuan dari uang pajak, ketimbang menaikan tarif. Terutama maskapai penerbangan yang lemah yang paling kencang meminta bantuan negara.

Tema lainnya yang dikomentari dalam tajuk sejumlah harian Jerman adalah dihentikannya proses pengusutan terhadap kolonel Georg Klein, komandan pasukan Bundeswehr di Kunduz yang memerintahkan serangan udara yang juga menyebabkan jatuhnya korban warga sipil Afghanistan. Harian Tageszeitung yang terbit di Berlin berkomentar : Sejak awal kejaksaan federal sudah terlihat enggan melakukan pengusutan kasus ini. Gambaran bahwa terhadap beberapa orang serdadu, dapat dilakukan proses akibat tindakannya dalam sebuah perang, bukan hanya meletupkan fantasi sejumlah tokoh politik melainkan juga para pembela hukum internasional. Akan tetapi langkah ini secara politik amat riskan. Juga misi Bundeswehr untuk pertama kalinya benar-benar terancam. Penghentian pengusutan oleh kejaksaan federal adalah tindakan pengecut.

Terakhir harian Stuttgarter Zeitung yang terbit di Stuttgart berkomentar : Memang alasan penghentian pengusutan terdengar sinis, bahwa jatuhnya korban sipil berimbang dengan kemungkinan sukses misi militer. Dengan itu, kesalahan prosedur atau juga kesalahan subyektif kolonel Klein dapat dibenarkan. Sebab tindakan semacam itu sesuai hukum perang. Artinya, delik pembunuhan di Afghanistan akan semakin sedikit yang dapat diungkap.

AS/AR/dpa/afpd