1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Sejarah Baru Hubungan RI-Cina

3 Oktober 2013

Presiden Cina Xi Jinping menjadi pemimpin asing pertama yang diberi kesempatan berpidato di hadapan parlemen Indonesia. Menandai sejarah baru hubungan kedua Negara yang dua dekade sempat terputus.

https://p.dw.com/p/19tA3
Foto: picture-alliance/dpa

Pidato Xi disampaikan satu hari setelah ia bertemua dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Dalam pertemuan, keduanya sepakat meningkatkan kerjasama di sejumlah sektor seperti perdagangan, investasi dan infrastruktur.

Menteri kedua Negara menandatangani memo kesepahaman untuk meningkatkan kerjasama industri, termasuk diantaranya turisme, teknologi dan penelitian ruang angkasa.

Selama kunjungan pertamanya ke kawasan Asia Tenggara ini, Xi juga mengusulkan pembentukan bank investasi infrastruktur yang akan membantu pendanaan berbagai proyek di wilayah tersebut.

Bank Sentral Cina juga sepakat untuk memberi bantuan untuk menopang nilai mata uang rupiah, jika diperlukan.

Nilai perdagangan antara Cina dan Indonesia meningkat dari 16,5 milyar dollar pada 2005 menjadi lebih dari 66,2 milyar dollar pada 2012. Nilai investasi langsung Cina ke Indonesia juga bertambah.

Hilangkan mentalitas Perang Dingin

Dalam pidato di hadapan parlemen, Xi menyerukan kepada Negara-negara di kawasan Asia Tenggara untuk membuang mentalitas perang dingin dan bekerja bersama bagi perdamaian dan keamanan.

“Kita harus menyingkirkan cara berpikir Perang Dingin dan secara aktif memperkenalkan konsep keamanan baru yang menyeluruh, dan bergandengan tangan merawat perdamaian di kawasan,” kata Xi.

Cina siap bernegosiasi dengan para anggota ASEAN demi “persahabatan dan kehidupan bertetangga yang baik,” kata dia.

“Cina siap memperluas keterbukaan kepada ASEAN bagi keuntungan bersama,” kata dia.

Cina dan sejumlah negara-negara Asia Tenggara terlibat dalam sengketa teritorial di Laut Cina Selatan. Beijing berkeras mempertahankan negosiasi bilateral, dan menolak bernegosiasi dengan blok ASEAN secara keseluruhan.

Xi juga mengatakan bahwa Cina siap untuk memperluas zona perdagangan bebas Cina-ASEAN untuk mencapai perdagangan regional senilai satu trilyun dollar pada tahun 2020.

“Asia Tenggara adalah salah satu hub penting Jalan Sutra maritim. Cina siap untuk mengembangkan kerjasama dengan ASEAN,” kata Xi.

“Cina sangat mementingkan peran Indonesia di ASEAN dan siap bekerjasama dengan Indonesia dan Negara ASEAN lainnya bagi kesejahteraan bersama.

Semakin dekat

Cina dan Indonesia tidak memiliki sengketa penting terkait territorial, bahkan Indonesia seringkali bertindak sebagai mediator dalam mengatasi sengketa Cina dengan Negara-negara ASEAN.

Fakta bahwa Xi adalah satu-satunya pemimpin asing pertama yang diberi kesempatan untuk menyampaikan pidato di hadapan parlemen menunjukkan perkembangan yang luar biasa dalam hubungan diplomatik antara Jakarta dengan Beijing selama 20 tahun terakhir.

Indonesia memutus hubungan diplomatic dengan Cina setelah peristiwa G30S dan menuduh Negara itu mendukung upaya kudeta yang ketika itu dituduhkan atas Partai Komunis Indonesia (PKI).

Pembekuan hubungan diplomatik itu berlanjut hingga dua dekade, dan baru dipulihkan pada tahun 1990an.

ab/rn (afp,ap,rtr)