1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

SCO Harus Lebih Aktif Jamin Keamanan Regional

Renata Permadi16 Juni 2011

Organisasi untuk kerjasama Shanghai SCO yang beranggota enam negara didirikan 10 tahun lalu sebagai imbangan berat NATO yang mengijinkan Rusia dan Cina untuk menyaingi pengaruh Amerika Serikat di Asia.

https://p.dw.com/p/11by9
Para pemimpin negara SCO dalam peertemuan tahunan di Kazakhstan, memperingati 10 btahun berdirinya SCOFoto: dapd

Dalam pertemuan tahunan hari Rabu (15/06) di ibukota Kazakhstan, para pemimpin keenam negara anggota menandatangani deklarasi yang memperingatkan pembangunan sistem penangkis rudal secara sepihak.

Pembangunan sistem pertahanan rudal oleh sebuah negara atau sekelompok kecil negara dapat merusak stabilitas strategis dan keamanan internasional, demikian disebutkan dalam deklarasi.

Moskow belakangan meningkatkan kritik terhadap rencana Amerika Serikat untuk menyebar pangkalan pertahanan rudal di Eropa. Moskow juga menekan agar dibuat jaminan mengikat bahwa sistem penangkis tersebut tidak akan memperlemah persenjataan nuklir Rusia.

Selain pemain penting di kawasan seperti Rusia dan Cina, SCO juga mencakup Kazakhstan, Kyrgyzistan, Tajikistan dan Usbekistan. Para negara anggota menguasai 3/5 daratan Eurasia, yang dihuni lebih 1,5 milyar orang, atau 1/4 penduduk dunia.

SCO yang beranggota enam negara didirikan 10 tahun lalu sebagai imbangan berat NATO yang mengijinkan Rusia dan Cina untuk menyaingi pengaruh Amerika Serikat di Asia. Tetapi SCO bukannya tidak mengharapkan keberhasilan misi militer AS di Afghanistan, gerbang menuju Asia Tengah, kata Conrad Schetter dari Pusat penelitian Pembangunan Universitas Bonn.

"Saya pikir ada dua tingkat. Tingkat pertama keterlibatan militer. Rusia juga Cina, kekuatan terpenting di SCO, tidak ingin ikut campur dalam hal keterlibatan militer di Afghanistan. wJadi merkea pasti gembira jika Amerika, katakanlah, yang mengambil keluar bara panas dari api. bersamaan dengan itu SCo juga membagnun semacam penghalang di Asia Tengah dan menegaskan pada Amerika bahwa keterlibatan lebih lanjut di Asia tengah tidak diharapkan," dijelaskan Conrad Schetter.

Afghanistan hadir pada pertemuan tahunan SCO sebagai tamu, sementara India, Iran, Mongolia dan Pakistan berstatus pengamat. Belarusia dan Sri Lanka adalah mitra dialog. Baru-baru ini AS dan Turki juga mengharapkan status sebagai mitra dialog SCO. Para pegnamat menilai, perkara Afghanistan lah yang membuat ketertarikan Barat terhadap Organisasi untuk kerjasama Shanghai, SCO, meningkat.

Pada pertemuan tahunan kali ini, tuan rumah, Presiden Kazakhstan Nursultan Nazarbayev mendesak SCO untuk mengambil peran lebih aktif dalam menjamin keamanan regional. SCO menunjukkan kapasitas kecil untuk bertindak ketika tahun 2010 lalu terjadi kerusuhan dan kekerasan etnis di negara anggotanya, Kyrgystan. SCO hanya menonton dan tidak bisa membuat keputusan apapun, kata Nazarbayev dalam pidato pembukaannya.

Namun, sebagian besar perhatian para peserta pertemuan ditujukan kepada Presiden Iran. Mahmud Ahmadinejad yang jarang tampil dalam pertemuan tingkat internasional, selama 10 menit melancarkan serangan baru terhadap Barat yang disebutnya penjajah dan pelaku perbudakan.

Renata Permadi/afp/rtr

Editor: Yuniman Farid