1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Sarkozy vs Hollande

Daphne Grathwohl 5 Mei 2012

Sarkozy dan Hollande bertarung untuk menjadi pemimpin Perancis dalam Pemilu Presiden putaran ke dua yang digelar Minggu (06/05).

https://p.dw.com/p/14qU1
Foto: AP

Menurut jajak pendapat, Francois Hollande unggul sekitar 7 persen dibandingkan Nicolas Sarkozy. Untuk memenangkan suara mayoritas, Sarkozy berusaha keras untuk menarik dukungan dari pendukung partai ekstrim kanan Front Nasional pimpinan Marine Le Pen, yang dalam pemilu putaran pertama berhasil meraup 18 persen suara.

Marine Le Pen memang tidak dapat lagi bertarung untuk merebut jabatan presiden. Namun demikain, partainya telah membuka jalan bagi keberhasilan dalam Pemilu Parlemen yang akan digelar bulan Juni mendatang. Putri pendiri partai Front Nasional, Jean-Marie Le Pen, telah berhasil mencapai tujuannya, dikatakan Etienne François, dari Studi Perancis di Freie Universität Berlin.

Französische Präsidentschaftskandidaten 2012 Marine Le Pen
Marine Le PenFoto: Reuters

Dukungan Kanan

Dalam pemilu putaran ke dua ini, Sarkozy berupaya menarik dukungan suara dari partai kanan. Sarkozy membutuhkan sekitar dua pertiga pemilih dari Front Nasional untuk mengalahkan Hollande. Tugas yang hampir mustahil, menurut para pengamat. Selasa (01/05), sebagai protes Marine Le Pen menyerukan para pendukungnya untuk tidak turut serta dalam pemilu putaran ke dua dan tidak mendukung Sarkozy.

Namun, Sarkozy tetap berusaha. Sarkozy memang mengesampingkan kerjasama dengan Front Nasional, namun ia tetap mengusung tema yang diketengahkan kelompok ekstrim kanan. Salah satunya adalah, kesepakatan untuk mengubah konvensi Schengen, yang dicapai pada pertengahan April lalu antara Menteri Dalam Negeri Perancis Claude Guéant dan Menteri Dalam Negeri Jerman Hans-Peter Friedrich.

Claire Demesmay, dari Program Hubungan Jerman-Perancis di Dewan Hubungan Luar Negeri di Berlin, menjelaskan bahwa dalam kampanyenya, Sarkozy berulangkali mengemukakan masalah Schengen. “Banyak warga Perancis merasa khawatir dengan globalisasi, khawatir dengan perbatasan yang terbuka,“ dikatakan Claire Demesmay. Sarkozy memanfaatkan tema Schengen ini untuk meraih dukungan, “Eropa harus menjadi pelindung bagi kita. Kita tidak takut terhadap Eropa. Namun kita sebagai warga Perancis ingin menentukan bagaimana Eropa seharusnya.”

Französische Präsidentschaftskandidaten 2012 Francois Bayrou
Francois BayrouFoto: Reuters

Tanpa Arah?

Yang sulit bagi Sarkozy adalah, dikatakan Claire Demesmay, bahwa ia tidak saja memerlukan suara dari pihak konservatif dan sayap kanan, namun juga dari para pendukung François Bayrou. “Mereka (pendukung Bayrou) adalah warga yang tertarik pada tema perluasan Eropa, yang terbuka pada Eropa dan mendukung integrasi. Hal yang mustahil bagi Sarkozy.”

Memang partai milik Sarkozy, UMP, menyatakan bersedia untuk bekerjasama dengan Bayrou yang berhaluan tengah. Dan akhir April lalu, Sarkozy juga berbicara tentang pakta pertumbuhan Eropa. Namun tindakan yang berbeda dari pernyataan kampanye telah menyebabkan beberapa pihak menyatakan, Sarkozy menjatuhkan dirinya sendiri. Harian kiri Libération bahkan menuduh Sarkozy sama sekali tidak memiliki arah ideologis.

Francois Hollande Wahl in Frankreich
Francois HollandeFoto: dapd

Awal Baru dengan Hollande?

Dalam kampanye, Hollande menekankan masalah perekonomian, perluasan Eropa dan krisis keuangan yang melanda beberapa anggota Uni Eropa. “Yang penting bagi Hollande adalah kebijakan untuk mengendalikan utang seta upaya negara-negara anggota Uni Eropa untuk menghadapi masalah ekonomi,“ dikatakan Jacques-Pierre Gougeon, penasehat Partai Sosialis dan direktur Institut Hubungan Internasional dan Strategi (IRIS). “Namun Eropa tidak hanya harus berhemat, namun juga harus mengambil langkah-langkah untuk pertumbuhan, menciptakan lapangan kerja dan menciptakan inovasi.“

Beberapa pengamat mengkhawatirkan bahwa jika terpilih, Hollande tidak akan mampu menepati janji untuk melaksanakan pendekatan baru seuputar krisis utang. “Kanselir Jerman Angela Merkel tidak akan menerima itu. Dan ia bukan satu-satunya,“ dikatakan Memesmay. “Banyak negara yang menentang negosiasi baru.“

Dan Hollande juga akan melemah akibat meningkatnya kekhawatiran internasional mengenai masa depan perekonomian Perancis, yang dapat menurunkan kelayakan kredit negara ini. “Badan-badan pemeringkat menunggu, dan status Triple A Perancis dipertaruhkan,“ dikatakan Isabelle Bourgeois, pakar ekonomi dari Institut CIRAC di Universitas Cergy-Pontoise.

Apapun hasil pemilu hari Minggu (06/05), peta politik Perancis akan berubah. ”Jika Sarkozy kalah, mungkin dalam Pemilu Parlemen mendatang Partai Front Nasional akan mendapatkan banyak kursi, yang dapat menyebabkan adanya perjanjian diam-diam anatara pihak konservatif dan sayap kanan,“ dikatakan Etienne François. “Dan Front Nasional yang kuat di Parlemen Perancis tidak akan membuat seusatu menjadi lebih mudah.“