1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Sanksi Baru Terhadap Iran

10 Juni 2010

Seperti telah diperkirakan, DK PBB menjatuhkan sanksi baru terhadap Iran. Sanksi itu terutama ditujukan untuk melumpuhkan kemampuan ekonomi Garda Revolusi.

https://p.dw.com/p/NmWw
Dewan Keamanan PBBFoto: Samir Huseinovic

DK PBB memutuskan penjatuhan sanksi baru terhadap Iran dengan 12 suara mendukung, dua menentang dan satu abstain. Keputusan itu diambil setelah perundingan yang berlangsung berbulan-bulan.

Brasil dan Turki Menentang

Dengan sanksi itu PBB hendak meningkatkan tekanan terhadap Iran karena program nuklirnya yang telah lama dipertikaikan. Libanon tidak memberikan suara, sementara Brasil dan Turki menentang resolusi tersebut. Pertengahan Mei lalu kedua negara itu masih mengusahakan kompromi dengan Iran. Duta besar Brasil mengatakan, "Sanksi berikutnya kemungkinan besar hanya akan menyebabkan kesengsaraan rakyat Iran.“

Atomsymbol vor iranischer Flagge
Gambar simbol. Nuklir dan IranFoto: AP

Dengan resolusi tersebut, DK PBB mempertajam sanksi yang sudah ada, bahkan menambahnya. Badan dunia itu terutama menjadikan kekuatan finansial Garda Revolusi sasaran utamanya. Ini sesuatu yang baru.

Garda Revolusi Sasaran Sanksi

Garda Revolusi yang merupakan organisasi para militer dan perusahaan besar, menjadi tiang penunjang sistem kekuasaan di Iran karena bertugas melindungi rejim yang berkuasa. Terhadap anggota organisasi itu kini ditetapkan larangan bepergian. Di samping itu, rekening bank mereka dibekukan.

Iran Kommandeurtreffen Revolutionsgarde in Teheran
Garda Revolusi dalam sebuah pertemuan tahun 2007Foto: AP

Sekarang persenjataan berat, kapal perang atau panser tidak boleh diperdagangkan dengan Iran. Kapal-kapal yang bertolak ke Iran boleh diperiksa, juga bisnis Iran di luar negeri dibatasi. Jika bank Iran di luar negeri dicurigai ikut terlibat dalam program nuklir, bank itu juga terkena sanksi.

Juga Incar Sektor Energi

AS, Inggris, Perancis dan Jerman sebenarnya juga mengincar sektor energi Iran, yaitu industri minyak dan gas, agar juga diikutsertakan dalam sanksi. Tetapi Rusia dan Cina yang menjadi anggota tetap DK PBB dan memiliki hak veto tidak menyetujuinya. Sejumlah diplomat dalam DK PBB mengatakan, walaupun ada pengurangan, resolusi yang diputuskan lebih keras daripada yang diharapkan Washington dan tiga sekutunya di Eropa, ketika negara-negara itu mulai mendiskusikan sanksi dengan Rusia dan Cina Januari lalu.

Österreich IAEA Yukiya Amano
Direktur Jenderal IAEA Yukiya AmanoFoto: AP

Duta besar AS di PBB, Susan Rice juga menilai sanksi yang diputuskan tepat dan beralasan kuat. "Karena pemerintah Iran memilih dengan jelas dan sadar untuk melanggar kewajiban pada Badan Energi Nuklir Internasional IAEA dan resolusi-resolusi Dewan Keamanan sebelumnya," demikian dikatakan Rice.

Tujuan Sanksi Tercapai?

Penetapan sanksi tersebut adalah salah satu kesuksesan pemerintahan di bawah Presiden Barack Obama. Demikian dikatakan David Albright, kepala Institut untuk Ilmu Pengetahuan dan Keamanan Internasional (ISIS) dalam wawancara dengan kantor berita Reuters. Namun banyak pihak meragukan keberhasilan sanksi itu untuk menghentikan program nuklir Iran.

Barack Obama Gipfel Unternehmer
Presiden AS Barack ObamaFoto: AP

Sanksi yang diputuskan Rabu kemarin (09/06) adalah sanksi keempat terhadap Iran sejak Desember 2006. PBB kini khawatir bahwa negara itu membuat bom atom namun menyembunyikannya di balik alasan mengadakan penelitian nuklir. Tuduhan itu disangkal Iran. Sampai saat ini negara itu tidak menghentikan proses memperkaya uranium seperti dituntut PBB, juga tidak memenuhi syarat yang ditetapkan IAEA.

Lena Bodewein / Marjory Linardy

Editor: Dyan Kostermans