1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Antara Teka Teki Motif dan Pembatasan Senjata

4 Desember 2015

Latar belakang insiden penembakan di San Bernardino, AS, Rabu (02/12) masih jadi teka teki. Pengumpulan data dan penyelidikan masih berjalan. Sementara itu pihak berwenang umumkan resmi 14 nama korban tewas.

https://p.dw.com/p/1HHRM
USA Kalifornien Schießerei in San Bernardino
Foto: Getty Images/AFP/S. M. Haffey

Insiden penembakan di San Bernardino, AS menyulut sejumlah diskusi. Di antaranya masalah kemungkinan serangan teror juga masalah pembatasan kepemilikan senjata di AS. The Guardian melaporkan dalam 1.066 hari terakhir terjadi 1.052 penembakan masal.



Berkaitan dengan peristiwa itu, Presiden Barack Obama menyatakan Rabu, negaranya memiliki pola penembakan masal yang tidak bisa ditemukan di negara lain di dunia. Analis menilai penembakan itu adalah yang paling banyak memakan korban sejak insiden tahun 2012 di sekolah Sandy Hook Elementary School, di mana 20 anak dan 7 orang dewasa tewas.

Kini pihak berwenang mengumumkan 14 nama korban tewas dalam penembakan di sekolah bagi penyandang cacat tersebut. Selain korban tewas, 20 lainnya luka-luka. Ribuan orang berkumpul dalam acara peringatan dan doa bersama bagi keluarga dan korban insiden tersebut, yang diadakan Kamis malam di stadion San Manuel. Dilaporkan, korban berusia antara 20 hingga 60 tahun.

"Mungkin serangan teror"

Menurut polisi, serangan itu sangat terencana karena kedua pelaku membawa persenjataan lengkap. Polisi yang pertama kali tiba di lokasi bercerita mereka harus melewati beberapa jenasah dan sejumlah orang yang cedera untuk mengejar pelaku. Setelah keduanya ditewaskan polisi dalam pengejaran, pihak berwenang menemukan bahan-bahan untuk membuat bom, senjata dan ribuan amunisi di rumah mereka.



Ketika ditanyai wartawan, presiden AS Barack Obama menyatakan penyelidikan masih berjalan, dan semua kemungkinan masih diteliti. Ada kemungkinan ini serangan teror, tetapi bisa juga serangan yang berkaitan dengan tempat kerja. Pelaku serangan, Syed Farook yang berusia 28 tahun bekerja di fasilitas bagi orang cacat tersebut. Ia dan istrinya Tashfeen Malik melaksanakan serangan. Pada hari terjadinya penembakan, saksi mengatakan Syed Farook terlibat cekcok di fasilitas tersebut. Pihak berwenang masih mencari motif di belakang serangan tersebut. Tetapi penyelidikan kini diambil alih polisi federal FBI.

Debat soal kepemilikan senjata

Peristiwa ini kembali menyulut diskusi soal kepemilikan senjata. Presiden Barack Obama kembali menekankan, peristiwa ini menunjukkan AS memerlukan peraturan yang lebih ketat untuk membatasi kepemilikan senjata. Tetapi upayanya itu, seperti sebelum-sebelumnya akan gagal karena tidak disetujui Partai Republik. Dan kini anggota Kongres AS mayoritas berasal dari Partai Republik.

Pembatasan kepemilikan senjata juga didukung sejumlah netizen. Seorang diantaranya mengatakan senjata hanya dibuat untuk membunuh secara masal.


Ada juga yang mengkritik Obama karena dinilai kurang bertindak tegas.

ml/yf (the guardian, twitter, afp)