1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

270110 EU Astronautin

8 Februari 2010

Semenjak beberapa bulan ini ESA melatih angkatan baru astronot. Para calon astronot dipersiapkan menghadapi misi mereka yang pertama. Salah satu diantaranya, Samantha Cristoforetti, astronot perempuan dari Italia.

https://p.dw.com/p/LvpW
Samantha Cristoforetti dalam laboratorium model Columbus di pusat pelatihan astronot di Köln, JermanFoto: DW/Henn

Samantha Cristoforetti harus bersaing dengan ribuan orang di Badan Antariksa Eropa ESA untuk bisa mewujudkan impiannya menjadi seorang astronot. Bulan Mei tahun 2009 lalu, ia satu-satunya perempuan calon astronot baru ESA yang diperkenalkan kepada publik. Samantha Cristoforetti tampak masih tidak percaya, bahwa ia benar-benar telah berhasil meraih cita-citanya. Ia bangga bisa mengenakan seragam astronot berwarna biru.

Samantha Cristoforetti yang baru berusia 32 tahun harus melalui jalan yang tidak mudah hingga bisa berada di tim ESA. Setelah kuliah di Universitas München, Toulouse dan Moskow, ia sempat bekerja sebagai pilot pesawat tempur di angkatan bersenjata Italia selama beberapa tahun. Saat ESA tahun 2008 membuka lowongan melalui situs mereka untuk menjadi astronot, Cristoforetti melihat tidak menyia-nyiakan kesempatan ini.

Setelah proses seleksi yang panjang, enam orang yang tersisa. Perempuan satu-satunya diantara lima laki-laki adalah Samantha Cristoforetti. Rekan satu timnya berasal dari Denmark, Jerman, Perancis, Inggris dan Italia. Ada semacam identitas Eropa dalam kelompoknya, ujar perempuan Italia yang menguasai lima bahasa ini.

Ia senang sekali bisa memiliki kesempatan terbang ke antariksa mewakili Eropa. Walau pun, negara lain seperti Amerika Serikat dan Rusia lebih sering mengirimkan astronot dan kosmonot mereka. Anggaran ESA di tahun 2009 adalah 3,6 milyar Euro. Ini berarti tidak sampai 10 Euro beban pajak tahunan yang dibayarkan oleh warga 18 negara anggota untuk program antariksa Eropa. Warga Amerika Serikat harus membayar empat kali lebih banyak bagi aktivitas badan antariksa Amerika Serikat NASA.

Saat ini Samatha Cristoforetti sudah mulai mengikuti pelatihan dasar di ESA untuk menjadi seorang astronot. Ini adalah angkatan generasi baru pertama yang dilatih ESA dalam 20 tahun terakhir. Pertama-tama materi dulu yang diberikan baru kemudian praktek, untuk mempersiapkan diri bekerja di Laoratorium Columbus.

Tetapi sampai Samatha Cristoforetti dan rekan satu timnya bisa benar-benar berada di Laboratorium Columbus di antariksa masih lama. Mereka harus melewati terlebih dahulu pelatihan yang intensif selama beberapa tahun.

"Kesempatan pertama untuk bisa terbang ke antariksa sebagai astronot mungkin baru di tahun 2013 atau 2014. Ini jangka waktu paling minimal yang kami butuhkan hingga kami benar-benar siap. Dan tentu saja, setiap dari kami berharap segera memperoleh kesempatan tersebut," demikian ujar sang astronot perempuan Samatha Cristoforetti.

Susanne Henn/Vidi Legowo Zipperer

Editor: Hendra Pasuhuk