1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Rusia Kritik Jadwal Penarikan Tentara NATO

19 April 2012

Rusia kritik jadwal waktu penarikan pasukan NATO dari Afghanistan sebagai terlalu cepat. Dewan menteri NATO dalam KTT di Brussel tegaskan tetap akan tarik seluruh pasukan akhir 2014.

https://p.dw.com/p/14hHh
Foto: AP

Menteri luar negeri Rusia, Sergej Lavrov yang diundang menjadi pengamat KTT tingkat menteri pertahanan dan luar negeri NATO di Brussel mengatakan Kamis (19/4), jadwal waktu penarikan itu dibuat-buat dan tidak logis. "Jadwal yang ditetapkan sangat tidak fleksibel", kritik Lavrov.

Disebutkannya, proses pengalihan tanggung jawab keamanan kepada Afghanistan, harus lebih banyak berorientasi pada sejauh mana warga di sana benar-benar mampu menjamin keamanannya sendiri. Banyak pengamat militer meragukan pada tahun 2014 pasukan keamanan Afghanistan sudah siap dan memiliki kemampuannya.

Symbolbild Soldaten in Afghanistan
Pasukan Afghanistan diragukan mampu jaga keamanan pasca penarikan pasukan NATO.Foto: veneratio/Fotolia

Menlu Rusia itu juga mengritik NATO, yang tidak secara kontinyu mengundangnya untuk menghadiri pertemuan negara pengirim kontingen serdadu ISAF. Rusia selama ini mengizinkan pemasokan logistik ISAF melalui wilayah kedaulatannya. Juga sebagian dari rencana penarikan pasukan ISAF dari Afghanistan diperkirakan akan melalui Usbekistan, Tajikistan dan terus lewat wilayah Rusia.

Sekretaris jenderal NATO, Anders Fogh Rasmussen dalam KTT di Brussel juga menyerukan Rusia dan Cina untuk memberikan kontribusinya dalam pembiayaan pasukan keamanan Afghanistan pasca penarikan pasukan NATO. Untuk pembiayaan pasukan Afghanistan setelah tahun 2014, ditaksir diperlukan dana 3 milysar Euro per tahunnya.

Sengketa sistem pertahanan rudal Eropa

Dalam konflik antara NATO dan Rusia terkait rencana pembangunan sistem pertahanan peluru kendali di Eropa, sikap kedua pihak tetap keras. Lawrow menandaskan : "Kami memerlukan jaminan, bahwa sistem penangkis rudal itu tidak ditujukan ke Rusia".

Tapi terutama Amerika Serikat menegaskan, pernyataan semacam itu tidak bisa diberikan. Maksimal hanya dapat diberikan pernyataan politik dari NATO.

Dalam pertemuan antara sekjen NATO dan menlu Rusia di sela-sela KTT, Rasmussen mengatakan, sistem baru itu, secara teknis tidak dirancang untuk mengancam Rusia. "Hal itu juga tidak mengubah perimbangan strategis", papar Rasmussen. Sekjen NATO itu menambahkan, siap melakukan manuver penangkis rudal bersama Rusia, serta melakukan pertukaran data serta analisa.

AS(dpa,rtr,afp,ap)