1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Rusia-AS Bersitegang Soal Snowden

26 Juni 2013

Penolakan Rusia menyerahkan Snowden dan tudingan AS ke Cina memperkeruh keretakan Moskow-Beijing dengan Washington. Penyelesaian konflik global, termasuk perang di Suria, ikut dipertaruhkan.

https://p.dw.com/p/18whS
A plane en route to Cuba takes off from Moscow's Sheremetyevo airport, June 24, 2013. There was no sign that former U.S. spy agency contractor Edward Snowden was onboard a Russian plane bound for Cuba as it prepared to take off on Monday, a Reuters correspondent on the plane said. A flight attendant said Snowden was not on the plane and the seat he had been expected to occupy was taken by another passenger. REUTERS/Sergei Karpukhin (RUSSIA - Tags: POLITICS MEDIA)
Russland Kuba Flugzeug von Moskau nach Havanna ohne Edward SnowdenFoto: Reuters

Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut pembocor rahasia intelijen AS Edward Snowden sebagai "orang yang punya kebebasan". Demikian komentar pertama Presiden Rusia Vladimir Putin menyangkut pembocor rahasia intelijen AS Edward Snowden, saat buronan AS itu berada di zona transit bandara Moskow, Rusia. Putin mengatakan kedatangan mantan agen CIA di Moskow —setelah bertolak dari Hong Kong --"benar-benar tak diduga" pemerintah Rusia.

Snowden mencuri perhatian dunia dan meninggalkan AS setelah membocorkan rincian pekerjaannya sebagai seorang pengamat di NSA kepada media. Ia kemudian didakwa dengan tuduhan mencuri properti pemerintah, secara ilegal berkomunikasi mengenai sistem pertahanan nasional dan dengan sengaja membocorkan rahasia AS.

Vladimir Putin
Vladimir PutinFoto: Kimmo Mantyla/AFP/Getty Images

Rusia Tolak Permintaan AS

Dalam konferensi pers saat kunjungannya ke Finlandia, Putin membenarkan keberadaan Snowden di negaranya: "Memang benar bahwa Snowden datang ke Moskow. Dia tiba sebagai penumpang transit sehingga tidak membutuhkan visa atau dokumen lainnya. Dia bisa membeli tiket dan pergi ke mana pun yang diinginkannya. Sebagai penumpang transit, dia tidak melintasi perbatasan negara."

Snowden awalnya diduga terbang ke Kuba, dalam lintasan perjalanannya untuk mencari suaka di Ekuador. Ketika kemudian ia melandaskan diri transit di Moskow, Putin berkomentar: "Semakin cepat Snowden memilih titik tujuan akhirnya, semakin baik bagi kami dan bagi dirinya sendiri."

Amerika Serikat mendesak Rusia untuk menggunakan segala cara guna mengusir Snowden, yang dikabarkan tiba di Bandara Sheremetyevo Moskow, setelah meninggalkan Hong Kong pada hari Minggu lalu (23/06/13).

Russland Kuba Flugzeug von Moskau nach Havanna ohne Edward Snowden
Penerbangan ke Kuba tanpa SnowdenFoto: KIRILL KUDRYAVTSEV/AFP/Getty Images

Namun Putin menegaskan bahwa Rusia hanya mengekstradisi warga negara asing ke negara-negara yang memiliki perjanjian ekstradisi formal, “"Kami tidak memiliki perjanjian tersebut dengan Amerika Serikat," katanya. Ia juga merespon tuduhan AS bahwa Rusia melanggar hukum sebagai tudingan "omong kosong dan sampah."

Sebaliknya, juru bicara Keamanan Nasional Gedung Putih Caitlin Hayden mengatakan: "Kita memang sementara ini tidak memiliki perjanjian ekstradisi dengan Rusia, namun ada dasar hukum yang jelas untuk mengusir Snowden."

Putin mengatakan ia secara pribadi akan memilih untuk tidak menangani kasus-kasus pelarian seperti kasus Snowden dan pendiri WikiLeaks Julian Assange. Lewat akun twitternya, WikiLeaks merespon dengan berterima kasih kepada Putin: "Kami menghargai komentar Presiden Putin mendukung pada Assange dan Snowden."

Kembali, Rusia-Cina vs AS

Sebelumnya para pejabat AS menegur pemerintahan Beijing dan Moskow pada hari Senin lalu (24/06/13), karena dianggap memungkinkan Snowden melarikan diri cengkeraman AS.

Juru bicara Kementerian Cina di Beijing Hua Chunying menjawab,"Kritik Amerika Serikat
tidak berdasar. Cina benar-benar tidak bisa menerimanya."

Penolakan Putin untuk menyerahkan kembali Snowden dan tudingan AS ke Cina memperkeruh keretakan Moskow-Beijing dengan pemerintahan di Washington. Hal itu juga dianggap dapat mengancam hubungan antar negara yang mungkin penting dalam menyelesaikan konflik global, termasuk soal konflik Suriah.

A
Edward SnowdenFoto: Reuters

Ekuador pertimbangkan suaka

Snowden telah mengajukan permohonan suaka di Ekuador namun pemeritah Ekuador masih mempertimbangkan permohonannya. Assange mengatakan Snowden berada dalam rute "aman" setelah meninggalkan Hongkong, untuk menuju ke suaka di Ekuador.

Di lain pihak, berbagai kalangan di Ekuador mulai khawatir sengketa Snowden akan mempengaruhi hubungan ekonomi dengan AS. Berbeda dengan Cina, Rusia atau Kuba -- negara-negara yang cukup kuat menentang AS--, pemerintahan Obama bisa dengan cepat memukul Ekuador lewat hubungan perdagangan dengan negara dimana hampir setengah dari perdagangan luar negerinya tergantung pada AS itu. Demikian pendapat berbagai analis. Analis lain berpendapat, Ekuador cukup kuat, mengingat perekonomian negara itu tumbuh dengan pesat karena sumber daya minyak, dan hubungan yang terjalin dengan Cina.

Sementara Presiden Venezuela Nicolas Maduro juga mengatakan ia akan mempertimbangkan permintaan suaka dari Snowden: “Kami belum menerima permintaan resmi. Tapi kami akan mengevaluasi itu sebagaimana halnya kami memahami yang dilakukan Ekuador," kata Maduro dalam kunjungan resminya ke Haiti.

Snowden Moskau Ecuador Asyl
Tampak dua mobil kedutaan Ekuador di depan bandara Moskow.Foto: Reuters

Snowden melepas pekerjaannya di badan intelijen AS di Hawaii dan pergi ke Hong Kong pada tanggal 20 Mei untuk mulai menerbitkan serangkaian kebocoran pertemuan NSA. Hal itu memicu kekhawatiran pemerintahan di seluruh dunia.

AP/VLZ(ap/rtr/afp/dpa)