1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Rusia Akhiri Situasi Darurat di Cehnya

17 April 2009

Rusia menyatakan operasi militer di Cehnya, yang disebut sebagai operasi anti teror, sudah berakhir. Alasannya, situasi sekarang sudah mulai normal.

https://p.dw.com/p/HZKN

Menanggapi langkah Rusia, Harian Austria die Presse menulis:

Pada pandangan pertama, kabar yang datang dari Moskow dan Grosny adalah kabar baik. Situasi di Cehnya sudah membaik sedemikian rupa, sehingga tidak diperlukan lagi situasi darurat untuk memerangi terorisme. Ini berita baik bagi Rusia, yang dari segi kemanusiaan maupun dari segi keuangan menderita kerugian besar dalam dua kali perang Cehnya. Ini juga kabar baik bagi para pengungsi Cehnya di Eropa dan bagi negara yang menerima mereka. Misalnya Austria, yang menampung sekitar 20.000 pengungsi. Lalu, apakah para pengungsi sekarang bisa membereskan koper dan segera pulang ke tanah airnya? Bisa dimengerti jika banyak yang masih ragu. Karena mereka tidak percaya pada perdamaian Cehnya di bawah kekuasaan Ramzan Kadyrov. Tidak ada kondisi negara hukum yang demokratis. Yang merajalela adalah kesewenangan dan penindasan bagi semua pengeritik Kadyrov. Jadi, kembali ke tanah air adalah sebuah resiko.

Harian Belanda Trouw dalam tajuknya berkomentar:

Selalu baik, jika suatu konflik bisa diakhiri. Terutama suatu konflik yang sudah berlangsung selama 15 tahun dan menelan korban ratusan ribu nyawa manusia. Namun di Cehnya, suasana relatif tenang ini dipaksakan oleh seorang penguasa lokal, yang mengamankan kekuasaannya dengan penyiksaan dan pembunuhan. Selain itu, sengketa sekarang sudah beralih ke negara-negara tetangga. Moskow tentu sangat berkepentingan menampilkan keberhasilan dalam perang di Cehnya. Perdana Menteri saat inilah, Putin, yang mengendalikan serangan tahun 1999 untuk menghancurkan ambisi kemerdekaan republik dengan mayoritas penduduk muslim ini. Langkah itu berhasil mengantarnya ke kursi kepresidenan dan mengukuhkan kekuasaannya di Rusia.

Harian Jerman Berliner Zeitung menanggapi berakhirnya operasi militer Rusia di Cehnya sebagai berikut:

„Langkah ini seharusnya sudah dilakukan sejak lama. Dengan menetapkan seluruh republik itu sebagai kawasan operasi anti teror, hak-hak warga ditiadakan. Negara mengijinkan kondisi tanpa hukum. Berakhirnya operasi ini memang perlu disambut, tapi tidak banyak yang bisa diharapkan. Presiden Cehnya Ramzan Kadyrov memang berhasil membawa ketertiban. Dibandingkan dengan suasana perang saudara, ini suatu kemajuan. Tapi kekuasaannya didasarkan pada rasa takut yang menumpuk pada masyarakat selama lebih sepuluh tahun di bawah operasi antiteror.

Harian Inggris Times menyoroti dimulainya pemilihan parlemen di India, yang kelihatannya tidak akan menampilkan pemenang kuat. Harian ini menulis:

Sekalipun banyak tuntutan untuk membentuk pemerintahan yang kuat, sehingga tidak tersandera oleh mitra koalisi yang berganti-ganti, jalannya kampanye pemilu yang membosankan membuat banyak pemilih yakin, bahwa tidak akan muncul pemenang kuat. Nantinya, melalui perundingan alot akan muncul pemerintah yang lemah dan mungkin tidak bertahan lama, sebagaimana yang terjadi tahun 80-an. Sekalipun demikian, penduduk India memang patut bangga dengan demokrasinya, yang berhasil melewati berbagai perang, konflik regional dan ancaman ekstrimisme agama. Berbeda dengan negara-negara tetangganya, sistem di India cukup kokoh menghadapi berbagai ketegangan lain.

HP/dpa

Editor: Christa Saloh