1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Rumitnya Merakit Jam Tangan Mekanik

24 Juli 2017

Jam tangan mekanik dianggap sebagai puncak kreasi kerajinan tangan. Pembuatannya butuh keahlian dan ketelitian tingkat tinggi. Di bengkel kerja Lange und Söhne, Anda bisa menyimak proses pembuatan jam tangan mewah ini.

https://p.dw.com/p/2h39M
Uhrenmanufaktur A. Lange & Soehne
Foto: picture-alliance/AP Photo/E. Schulz

Umur jam tangan mekanik kadang melebihi usia pemiliknya. Pembuat jam, seperti Oliver Matzdorf bahkan menganggap karyanya memiliki sifat seperti manusia: "Jam mekanik itu sesuatu yang hidup, ketidaktenangan bergerak, berdetak seperti jantung."

Di Lange & Söhne, jam mekanik dibuat secara tradisional dengan tangan manusia. Richard Stephan tengah belajar untuk menjadi pembuat jam. "Awalnya saya tidak berani menyentuhnya, karena tahu betapa berharganya benda ini. Dan juga berapa banyak pekerjaan di balik pembuatannya. Perlahan baru berani," ujarnya.

Richard Stephan adalah generasi ketiga di keluarganya yang belajar menjadi ahli pembuat jam. Di bengkel pelatihan milik perusahaan, anak muda dididik selama beberapa tahun sebelum boleh membuat jam berkualitas.   

Stephan bercerita: "Kalau mula-mula obeng atau ada suku cadang yang jatuh tidak masalah. Mudah ditemukan lagi. Sekarang suku cadangnya makin kecil. Sudah ada yang hilang dan tidak ketemu lagi."

Setiap jam terdiri dari sekitar 1000 suku cadang dan harus melewati banyak tangan. "Setiap suku cadang jam kami diproduksi secara khusus. Bagian depan dan bagian belakang berbeda. Padahal ini tidak terlihat oleh pelanggan. Para pembuat jam harus memiliki perasaan sedang merakit sesuatu yang istimewa," jelas Matzdorf pakar pembuat jam tangan mekanik.

Lempengan-lempengan mungil terbuat dari perak murni. Sejak 165 tahun, perusahaan ini berusaha mempertahankan kualitas dan kesempurnaan hingga ke sekrup yang paling kecil. Di bagian dalam jam ada tandatangan pribadi ahli pembuatnya.

"Rasa takut saat mulai sudah tidak ada lagi. Setiap pembuat jam sebaiknya tidak takut, tapi rasa hormat terhadap jam tidak boleh menghilang. Karena menurut saya ini bisa berdampak pada kualitas produk," ujar Matzdorf.

Jam mekanik sebenarnya sudah kuno dan bisa digantikan dengan jam Quartz yang lebih sederhana. Tetapi karya seni buatan tangan ini masih menarik banyak minat orang yang tidak menyukai produk massal. Sejak lama jam tangan mekanik menjadi buruan kolektor. Semakin tua umurnya, semakin mahal harganya.