1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Roza Otunbayeva - Pemimpin Pemerintahan Transisi Kirgistan

9 April 2010

Setelah perebutan kekuasaan di Kirgistan, pemimpin oposisi dan mantan menlu Roza Otunbayeva menjadi perdana menteri sementara. Bagaimana perjalanan karirnya?

https://p.dw.com/p/MrxI
Roza OtunbayevaFoto: picture-alliance/ dpa/dpaweb

Asap mengepul tinggi di daerah gedung-gedung pemerintah di ibukota Bishkek. Sampai jauh malam tembakan masih terdengar. Kemudian tersebar berita, presiden melarikan diri dan pemberontak membentuk pemerintahan baru. Segera setelahnya seorang perempuan berperawakan kecil dengan langkah tegas tampil di depan kamera dan menyatakan, "Baik aparat keamanan nasional maupun departemen dalam negeri sekarang telah dipimpin orang-orang baru. Kami harus mengambil alih kendali, karena keamanan menjadi prioritas utama.“

Perempuan Pertama

Askar Akajew
Presiden pertama Kirgistan, Askar Akayev.Foto: dpa

Untuk pertama kalinya dalam sejarah, seorang perempuan menentukan langkah sebuah negara di Asia Tengah. Dalam beberapa bulan terakhir Roza Otunbayeva menjadi tokoh terpenting oposisi Kirgistan. Sebagai pemimpin pemerintahan oposisi sekarang ia harus menenangkan rakyat. Pakar Kirgistan Beate Eschment mengatakan, "Roza Otunbayeva punya reputasi baik di negaranya dan di luar negeri. Karena itu ia berada di posisinya yang sekarang. Tetapi ia bukan perempuan yang berkualifikasi untuk posisi pimpinan di seluruh Asia Tengah. Dan sendirian ia pasti tidak dapat menggerakkan apapun.“

Seperti banyak politisi di Asia Tengah, Otunbayeva berasal dari masa komunis negara itu. Ia lahir tahun 1950 di kota Osh dan mendalami filsafat di Universitas Moskow. Tahun 80an ia menjadi anggota partai komunis Kirgistan, setelah itu ia menjadi Duta Besar Uni Sovyet pada badan PBB UNESCO di Paris.

Setelah Kirgizstan merdeka, ia menjadi Duta Besar di AS. Kemudian menjadi menteri luar negeri dalam pemerintahan presiden pertama Kirgizstan, Askar Akayev. Jabatan itu hanya dipangkunya selama tiga tahun, dan ia kembali menjadi diplomat di luar negeri. Tahun 2005 ia menjadi salah satu pimpinan dari apa yang disebut Revolusi Tulip, yang menggulingkan Akayev dari tampuk pemerintahan.

Kembali di Kubu Oposisi

Übergangspräsident Kirgisien Kurmanbek Bakijew
Kurmanbek Bakiyev. Presiden Kirgistan yang digulingkan beberapa hari lalu.Foto: AP

Segera setelah itu ia kembali menjadi menteri luar negeri. Tetapi itu juga tidak berlangsung lama. Segera setelah Presiden Kurmanbek Bakiyev mengukuhkan kekuasaannya, Roza Otunbayeva kembali berada di kubu oposisi. Kini ia untuk kedua kalinya menjadi pemimpin perlawanan rakyat. Beberapa pekan lalu ia menyebut Bakiyev "monster". Ia menolak pembicaraan dengan presiden, dan menunjukkan kehandalan dalam hubungan luar negeri.

Baik AS maupun Rusia memiliki pangkalan militer di Kirgistan. Kepada AS ia berjanji tidak akan menuntut penutupan pangkalan militer secepat mungkin, jika terjadi pergantian kekuasaaan. Tetapi Rusia disebutnya sebagai mitra strategis yang lebih sesuai. Moskow, yang menjaga jarak terhadap Bakiyev, segera menyatakan dukungan kepada pemerintah yang baru. Kamis lalu (08/04) Otunbayeva menjanjikan rakyat pergantian politik sepenuhnya. Penjarahan negara sendiri oleh politisi tidak akan terjadi lagi, dan supaya itu tercapai pihaknya akan bekerja keras.

Rakyat Kirgistan mengenal janji-janji seperti itu. Mereka sudah mendengarnya dua kali, tetapi tidak ada yang merealisasikannya sampai sekarang. Partai-partai oposisi tidak disenangi masyarakat. Apakah Otunbayeva dapat menepati janjinya? Itu juga tergantung, apakah ia dapat meyakinkan rekan-rekannya.

Mathias Bölinger / Marjory Linardy

Editor: Asril Ridwan