1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Resiko Besar Akibat Kemiskinan dan Penyakit

Mirjam Gehrke5 September 2013

Masyarakat yang sehat lebih mampu mengatasi bencana. Mungkinkah disediakan pendanaan internasional untuk upaya ini?

https://p.dw.com/p/19cdy
Foto: AFP/Getty Images

Banjir, gempa, badai dan kekeringan berada dalam kategori bencana alam. Apakah kondisi alam itu menjadi bencana bagi suatu kawasan, bergantung pada kesiapan kawasan itu menghadapinya.

"Penyakit yang dialami masyarakat akibat bencana sangat bergantung pada misalnya kesehatan masyarakat itu sebelumnya. Juga pada kualitas layanan kesehatan pada saat terjadinya krisis atau bencana", ungkap Peter Mucke, direktur organisasi Bündnisses Entwicklung Hilft, yang menerbitkan Laporan Resiko Dunia 2013.

Banjir di Jerman Timur dan Selatan beberapa bulan silam menewaskan 8 orang. Sementara banjir di Pakistan pada Juli dan Agustus 2010 menelan 1700 korban jiwa. Padahal bila dibandingkan, ancaman bencana alam di Jerman dan Pakistan itu sama. Di kedua negara, sekitar 11 persen warga menetap di kawasan yang sering kebanjiran.

"Mereka yang siap dan tahu apa yang perlu diperbuat saat bencana, memiliki peluang lebih besar untuk selamat", ungkap Mucke. Sebagai contoh, ia mengupas masalah kolera: "Di kawasan yang infrastruktur dan kebersihannya masih bermasalah, ada ancaman epidemi kolera, misalnya. Ini sudah harus diperhitungkan dan langkah untuk mengatasinya harus dipersiapkan.“

Akibat dari kurangnya persiapan dapat dilihat di Haiti. Sebelum gempa bumi 2010, Haiti terhitung negara yang bebas kolera. Kini angka penularan kolera di Haiti merupakan yang tertinggi di dunia.

770 juta orang tidak memiliki akses untuk mendapatkan air bersih

“Upaya pencegahan tidak mahal”, ungkap Mucke. Membangun toilet umum bagi sebuah sekolah di Kenya harganya antara 475 hingga 950 Euro. Menggali sebuah sumur di Ethiopia untuk 80 keluarga, harganya sekitar 1900 Euro.

Kalau dibagi, biaya persediaan air bersih bagi sebuah keluarga enam orang itu bisa hanya 24 Euro. Namun kritik Mucke, seringkali pihak yang bertanggung jawab tidak melakukan pencegahan, tapi mengambil tindakan yang terlambat.

Peluang untuk mendapatkan air bersih dan menggunakan MCK (mandi, cuci, kakus) sangat menentukan bagi kebersihan dan pencegahan penyakit. Namun hingga kini sekitar 770 juta orang di dunia tidak memiliki akses untuk mendapatkan air bersih dan sekitar 2,5 miliar tidak berpeluang menggunakan MCK. "Tidaknya ada MCK merupakan kondisi terparah pada peringkat persyaratan higenis", ungkap Thomas Kistemann dari Institut untuk Kebersihan dan Kesehatan Publik di Universitas Bonn.

Solidaritas Global

Masalah lain di negara-negara berkembang adalah akses pada layanan kesehatan. "Setiap tahun ratusan juta orang bangkrut karena harus membayar biaya medis yang tinggi bagi dirinya sendiri, anak-anak maupun keluarganya. Mereka berutang, mengambil kredit lalu kesulitan untuk keluar dari lingkaran setan yang mencekik,“ ungkap Thomas Gebauer dari organisasi bantuan Medico International.

Saat ini di Jerman biaya asuransi kesehatan berkisar pada 12 persen penghasilan masing-masing orang. Sementara orang-orang di Nigeria, India atau Bangladesh harus menanggung separuh biaya pengobatan itu sendiri. Gebauer menyadari bahwa tidak semua negara berkembang mampu menyediakan layanan seperti air bersih, MCK umum maupun layanan medis bagi seluruh warganya. Oleh sebab itu, ia berharap ada upaya pendanaan internasional untuk hal ini.