1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Remaja, Faktor Penting Tanggulangi AIDS

1 Desember 2010

Pemerintah Indonesia akan memasukkan pendidikan seks dan HIV/ AIDS ke dalam kurikulum sekolah. Langkah ini diambil karena Indonesia akan memfokuskan pencegahan HIV/ AIDS pada remaja usia sekolah.

https://p.dw.com/p/QMoE
Gambar simbol Hari AIDS SeduniaFoto: AP

Komisi Penanggulangan AIDS mencatat, kurang dari 15 persen remaja yang punya pengetahuan memadai mengenai HIV dan pencegahannya. Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Nasional Nafsiah Mboi memaparkan, "Mendiknas akan mereview kurikulum sekolah supaya bisa dipertajam di dalam kurikulum sehingga pendidikan kepada anak tentang HIV Aids itu bisa berkelanjutan..."

Nafsiah Mboi menegaskan, alasan perubahan fokus penanganan HIV/ AIDS di Indonesia kepada remaja karena tinggihnya tingkat penularan di kalangan remaja, melalui penggunaan jarum suntik narkoba dan seks beresiko. Alasan lainya terkait dengan target tujuan pembangunan milenum atau MDGs, yang mengharuskan 95 persen remaja memiliki pengetahuan tentang HIV AIDS pada 2015 mendatang.

Ia meyakinkan keberhasilan mencegah penularan HIV/AIDS pada remaja adalah kunci penting pengendalian penularan HIV. Apalagi jumlah populasi remaja di Indonesia mencapai 62 juta orang.

Secara umum, data Kementerian Kesehatan tahun 2009 memperkirakan ada sekitar 6,3 juta orang berisiko tertular HIV di Indonesia. Jumlah pengidap saat ini mencapai 186 ribu orang, 26 persen diantaranya adalah perempuan. Nafsiah Mboy secara khusus menyoroti tinggihnya angka penularan terhadap ibu rumah tangga. Dalam 10 tahun ibu rumah tangga hampir 2000, PSK hanya 600 orang.

Pemerintah Indonesia dari waktu ke waktu berusaha keras menekan penyebaran HIV-AIDS ini, dengan antara lain mengkampanyekan seks aman. Namun kampanye penggunaan kondom, mendapatkan banyak tantangan dari sejumlah kelompok agama yang menuding hal itu memicu prilaku seks bebas.

Zaki Amrullah

Editor: Andy Budiman