1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Remaja Eropa Ditipu Ilusi Jihad

6 Oktober 2014

Aksi para jihadis Islamic State menjadi tema komentar dalam harian-harian internasional. Terutama disoroti ilusi jihad di kalangan remaja Eropa.

https://p.dw.com/p/1DQEN
Foto: picture-alliance/abaca/Yaghobzadeh Rafael

Harian Perancis Dernieres Nouvelles d'Alsace yang terbit di Strassburg berkomentar: Bagi ribuan remaja Eropa, jihad di Irak dan Suriah adalah sebuah bencana. Mereka merasa seolah menemukan sebuah target. Karena itu, perang melawan jihad semacam ini, tidak bisa hanya dilancarkan secara militer. Kita harus melawan ilusi yang menipu remaja dengan gagasan masyarakat global Muslim itu. Aksi Islamic State di Irak dan Suriah menonjolkan jihad, yang sebetulnya tindakan sesat dan tak jelas tujuannya. Kita harus menegaskan kembali, pernyataan para ulama moderat di Perancis, Inggris dan Jerman yang menyebutkan, kekalifatan Islamic State dan pisau jagal mereka, justru memutarbalikkan prinsip dasar Islam.

Harian liberal kiri Inggris Independent yang terbit di London berkomentar: Adalah penting, negara-negara Muslim ikut serta dalam operasi militer yang dilancarkan aliansi yang dipimpin Amerika Serikat. Tapi yang lebih penting lagi adalah dukungan untuk sebuah solusi politik di Irak dan Suriah, yang mampu menurunkan dukungan bagi Islamic State hingga tahap terendah. Tapi menimbang brutalitas Islamic State, sangat sulit menemukan jawaban yang tepat untuk masalah itu. Khususnya opsi militer dan diplomasi sangat kompleks dan secara moral perlu kompromi besar. Tapi satu hal cukup jelas, barat sebetulnya bisa membendung propaganda yang dilancarkan Islamic State.

Harian Swiss Neue Zürcher Zeitung yang terbit di Zürich berkomentar: Sejauh ini para teroris penjagal manusia itu belum dapat melancarkan serangan teror di negara Barat. Tapi, Islamic State memenangkan pertempuran di kawasan yang nyaris tidak memiliki otoritas kenegaraan, seperti di bagian Irak dan Suriah. Tapi juga jangan dilupakan, betapa kokohnya konstruksi semacam ini, melawan aliansi yang dibentuk Amerika Serikat dan Barat. Kelompok ekstrimis yang siap melancarkan aksi kekerasan, dengan baju kelompok fundamentalis Islam, dalam jangka panjang tetap relevan dari segi politik keamanan. Sebab ancaman terus eksis, apapun nama organisasinya.

Senada dengan itu Harian Jerman Frankfurter Allgemeine Zeitung juga mengomentari: Sistem kekuasaan Islamic State, yang sangat meremehkan martabat manusia dan dunia yang berbudaya, menjadi daya tarik amat besar bagi kelompok ekstrimis yang mengobarkan perang terhadap kehidupan yang damai. Daya tarik ini justru semakin besar, seiring semakin gencarnya serangan udara pihak Barat. Islamic State makin berkembang di bawah tatapan mata dunia. Kini siapapun yang beraksi dengan mengatasnamakan jihad, pasti ingin bergabung dengan sang pemenang, dan artinya saat ini bergabung dengan Islamic State.

as/hp(dpa,afp)