1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

050810 Kenia Verfassung

6 Agustus 2010

Rakyat di negara Afrika timur itu dengan suara mayoritas memutuskan untuk melakukan reformasi. Presiden Kibaki menyambut gembira hasil referendum ini, yang diumumkan dengan diiringi lagu kebangsaan.

https://p.dw.com/p/OeH1
Antrian panjang pemilih di wilayah kumuh Kibera di ibukota Nairobi

Kelompok penentang reformasi konstitusi juga sudah mengakui kekalahannya. Presiden Kenya Mwai Kibaki dari kubu pendukung reformasi konstitusi dalam pidatonya mengatakan, “Perjalanan bersejarah, yang kita mulai 20 tahun lalu, kini memasuki akhir yang membahagiakan. Saya menjamin kepada semua warga yang menentang reformasi ini, bahwa suara mereka juga didengar. Tapi marilah kita sekarang bersama-sama melakukan pembaruan nasional di bawah konstitusi baru ini.“

Presiden Kibaki sudah pernah mengajukan referendum untuk perubahan konstitusi pada tahun 2005, akan tetapi ketika itu rakyat Kenya menolaknya. Tidak lama sesudah itu, Kenya terpuruk ke dalam kekacauan berdarah. Setelah pemilu presiden tahun 2007, pecah bentrokan kekerasan yang menewaskan sedikitnya 1.500 warga. Konstitusi baru kini hendak mendorong rekonsiliasi dan memberikan sinyal bagi dimulainya sebuah awal baru.

Konstitusi baru itu antara lain mengatur perubahan pembagian kekuasaan di dalam pemerintahan. Presiden diawasi lebih ketat dan dapat dimakzulkan oleh parlemen. Juga para menteri dapat dipecat oleh parlemen. Sebuah reformasi di bidang pertanahan juga hendak mencegah praktek nepotisme di kalangan tokoh politik, yang dapat mengalihnamakan pemilikan lahan secara luas kepada keluarga atau konco-konconya, seperti yang sering dipraktekan di masa lalu.

Poin inilah yang paling banyak dikritik oleh kubu penentang reformasi konstitusi, yang dimotori mantan Presiden Daniel Arap Moi dan Menteri Pendidikan William Ruto. Namun kelompok penentang yang diwaikili Ruto mengakui kekalahannya, “Kami menghormati keputusan yang diambil para pemilih. Sebagai demokrat kami tunduk pada suara mayoritas. Tapi, karena terdapat kritik pada pasal konstitusi, kami mengharapkan secepatnya dilakukan konsultasi untuk penerapannya.“

Di kawasan Rift Valley, yang merupakan kubu penentang reformasi konstitusi yang dimotori Menteri Pendidikan William Ruto, situasinya dilaporkan tetap tenang. Namun sebagai antisipasi, puluhan ribu aparat keamanan tetap berjaga-jaga di sana. Namun di sebagian besar kawasan di Kenya, khususnya di pusat ibukota Nairobi, mayoritas warga berpesta menyambut reformasi konstitusi itu.

Antje Diekhans/Agus Setiawan

Editor: Asril Ridwan