1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Ratusan Orang Tewas dalam Tragedi Festival Air Kamboja

23 November 2010

Kepedihan menyelimuti para kerabat korban tragedi festival air di Phnom Penh, ibukota Kamboja. Sekitar 350 orang tewas akibat insiden tersebut.

https://p.dw.com/p/QFuQ
Panik massalFoto: AP

Perdana Menteri Kamboja Hun Sen menggambarkan tragedi berdarah dalam festival air yang terjadi Senin (22/11) di Kamboja, sebagai insiden terburuk, setelah tragedi di zaman Khmer Merah berkuasa tahun 1975-1979. Dalam pernyataan yang disampaikannya di sebuah stasiun televisi, Hun Sen pun mengumumkan hari Kamis pekan ini (25/11) menjadi hari berkabung nasional.

Penyebab Masih Simpang Siur

Tidak jelas apa sebenarnya penyebab utama pecahnya kepanikan massal yang melanda festival air di Kamboja ini. Namun juru bicara pemerintah Kamboja, Khieu Kanharith, mengatakan, terdapat rumor yang menyebar diantara para peserta festival terbesar di negeri itu, bahwa jembatan menuju Pulau Berlian yang menjadi arena festival kondisinya tidak stabil. Isu tersebut menyebabkan kepanikan luar biasa, karena orang-orang tidak tahu ke mana harus melarikan diri.

Ratusan Orang Tewas, LainnyaTerluka

Lebih dari 350 orang tewas akibat huru-hara tersebut, sementara lebih dari 400 orang terluka. Kebanyakan korban tewas karena tak dapat bernafas ketika berhimpitan serta luka dalam. Dua pertiga jumlah korban tewas adalah perempuan.

Di lokasi kejadian tampak sendal jepit dan kaca mata hitam yang rusak berserakan diantara mayat-mayat. Di lokasi ini, Senin malam (22/11) orang-orang berlarian tak tentu arah menyelamatkan diri dan saling bertabrakan, terjatuh dan saling tertimpa. Banyak juga orang menjatuhkan diri ke sungai untuk menyelamatkan diri. Seorang saksi mata menceritakan, "Menyeramkan, banyak orang yang tewas . Belum pernah sebelumnya terjadi hal mengerikan semacam ini."

NO FLASH Massenpanik Hunderte Tote in Kambodscha
Polisi berdiri di belakang barikadeFoto: AP

Sebelumnya mereka tengah berduyun-duyun menyebrangi jembatan untuk mencapai Pulau Berlian tempat diselenggarakannya konser-konser musik, yang juga dipenuhi stand-stand makanan, serta patung-patung es, sebelum akhirnya kerumunan massa menjadi kacau balau.

Selasa (23/11), ratusan orang mendatangi Rumah Sakit Calmette untuk mencari kerabat mereka yang hilang. Deretan mayat digeletakan di bawah tenda putih di halaman parkir rumah sakit. Sekitar 140 mayat di bawa ke rumah sakit ini. Hingga kini baru sekitar 60 persen jenazah yang berhasil diidentifikasi. Sementara mayat-mayat lainnya tersebar di tujuh rumah sakit lainnya di Phnom Penh. Pemerintah kini mengatur pemulangan jenazah-jenazah tersebut ke keluarga korban.

Festival Diakhiri Duka

Para peserta festival meninggalkan arena dengan derai air mata. Tragedi berdarah itu memaksa festival yang biasanya diwarnai dengan balap perahu, konser dan kembang api tersebut, berakhir duka. Lomba balap perahu itu sedianya dilakukan di Sungai Tonle Sap dan menjadi atraksi menarik bagi turis asing. Namun sejauh ini belum ada laporan adanya warga asing yang menjadi korban.

Terakhir kali, festival itu memakan korban jiwa pada tahun 2007. Saat itu, lima warga Singapura tewas setelah perahu naga mereka yang mengakut 22 orang, terbalik menjelang akhir balapan.

Ayu Purwaningsih/dw/afp

Editor: Agus Setiawan