1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Rainbow Warrior Dilarang Masuk Indonesia

15 Oktober 2010

Kapal Greenpeace itu seyogyanya direncanakan berlabuh di Indonesia, Rabu 13 Oktober. Tetapi sampai kini pemerintah Indonesia belum memberikan ijin.

https://p.dw.com/p/Pex7
Salah satu kapal Greenpeace yang bernama Sirius.Foto: AP

Hingga Jumat ini, kapal kelompok pelindung lingkungan Greenpeace Rainbow Warrior masih belum mendapatkan ijin memasuki daerah perairan Indonesia. Kelompok itu memprotes larangan dan menekankan, bahwa pemerintah Indonesia tidak punya alasan untuk mengeluarkan larangan tersebut.

Greenpeace Sesali Perkembangan Terakhir

Kumi Naidoo wird Greenpeace Chef
Direktur Eksekutif Greenpeace International, Kumi NaidooFoto: AP

Direktur Eksekutif Greenpeace International Kumi Naidoo mengatakan, pihaknya sangat menyesali perkembangan negatif tersebut. Ia menandaskan juga, organisasinya tidak mewakili negara manapun, melainkan memberikan dukungan secara internasional bagi perlindungan lingkungan hidup dan perdamaian.

Greenpeace mengatakan, pihaknya telah berusaha untuk bernegosiasi dengan departemen luar negeri Indonesia agar mendapat ijin bagi kapal tersebut. Rainbow Warrior sedang dalam perjalanan selama dua setengah bulan di Asia Tenggara untuk mempromosikan kesadaran akan perubahan iklim, penggunaan energi alternatif dan pelestarian hutan.

Apa Alasannya?

Indonesien Demonstration gegen Atomkraftwertk bei Muria
Demonstrasi menentang pembangkit tenaga nuklir di dekat Muria, Jepara. Ratusan orang berdiri membentuk tulisan yang menuntut penggunaan energi alternatif (30/11/2007).Foto: picture-alliance/ dpa

Pemerintah Indonesia tidak memiliki alasan yang masuk akal bagi larangan atas berlabuhnya Rainbow Warrior di Indonesia, demikian dikatakan Hikmat Soeriatanuwijaya, pekerja Greenpeace yang mengurus kampanye di media Asia Tenggara.

Kepada Deutsche Welle, Bustar Maitar dari Greenpeace Indonesia menjelaskan, tujuan kedatangan Rainbow Warrior adalah untuk mendorong kepala-kepala pemerintahan di Asia, dan Indonesia salah satunya untuk mengubah pola pembangunan itu sendiri. "Jadi dari pembangunan yang selama ini lebih cenderung mengeksploitasi sumber daya alam dan cenderung menggunakan energi yang tidak terbarukan, juga pembangunan yang tidak ramah kepada sosial kemasyarakatan," demikian Bustar Maitar.

Pembangunan Bertanggungjawab

Torfwaldbrand – Indonesien
Hutan yang terbakar di sekitar Rokan Hilir, di dekat Pekanbaru, Riau (22/02/2009).Foto: greenpeace

Ia mengatakan, inilah yang didorong Greenpeace, agar kepala negara di Asia Tenggara untuk menjadi "leading", untuk mengubah paradigma itu untuk menjadi pembangunan yang lebih bersih, yang lebih bertanggungjawab baik secara lingkungan dan sosial. Ini juga terkait dengan peringatan 10 tahun Greenpeace di Asia Tenggara dan lima tahun Greenpeace di Indonesia.

Di masa lalu, kapal Rainbow Warrior beberapa kali memasuki perairan Indonesia. Kali ini, kapal Greenpeace itu memulai perjalanannya di Thailand, 17 September lalu, dan akan berakhir 30 November mendatang di Filipina. Rencananya kapal itu sudah masuk perairan Indonesia Rabu, 13 Oktober lalu dan berada sekitar sebulan di Indonesia. Kamis lalu, kapal itu melepas jangkar di perairan internasional di bagian utara pulau Jawa, sekitar enam jam dari pelabuhan Tanjung Priok.

Keterangan Yang Berlainan

Jurubicara Departemen Luar Negeri Indonesia, Teuku Faizasyah mengatakan, pihaknya sedang mencari keterangan lebih lengkap tentang tujuan kedatangan Rainbow Warrior. Faizasyah menambahkan, keterangan yang diberikan agen Greenpeace di Indonesia berbeda dengan keterangan dari Greenpeace sendiri tentang tujuan kedatangan kapal itu.

Flash-Galerie Greenpeace
Kapal Rainbow Warrior pertama yang ditenggelamkan 11 Juli 1985.Foto: AP

Sebelumnya organisasi perlindungan lingkungan itu telah mengkritik Indonesia karena mengadakan perusakan besar-besaran kawasan hutannya, guna membuat perkebunan kelapa sawit dan akasia. Pembalakan hutan dan pemusnahan tanah gambut adalah alasan utama, sehingga Indonesia dianggap salah satu penyebab utama emisi gas rumah kaca yang mengakibatkan pemanasan global.

Kapal pertama Greenpeace yang dinamakan Rainbow Warrior ditenggelamkan agen rahasia Perancis dalam serangan bom di Auckland, Selandia Baru, tahun 1985. Ketika itu kapal tersebut sedang mengalami perbaikan di tengah-tengah kampanye anti nuklir di Pasifik. Direncanakan, Greenpeace akan meresmikan kapal ketiga yang bernama Rainbow Warrior tahun depan.

Marjory Linardy/afp/dw

Editor: Ayu Purwaningsih