Quick Count Prabowo Unggul: "Rangkul Semua Kekuatan”
14 Februari 2024Beberapa hasil hitung cepat menunjukkan pasangan nomor urut 2 meraih suara terbanyak. Data hitung cepat (quick count) Litbang Kompas yang dirilis pada pukul 21.00 WIB menunjukkan duet Prabowo Gibran meraup lebih dari 58 persen suara. Sementara pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar mendapat sekitar 25 persen suara.
Pasangan nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD mendapatkan lebih dari 16 persen suara. Perolehan suara tersebut diperoleh dari penghitungan yang masuk sekitar 88 persen dari total 2.000 Tempat Pemungutan Suara (TPS) sampel.
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Dr. Haedar Nashir dalam rilis yang disampaikan kepada DW mengimbau semua pihak, khususnya partai politik dan para calon anggota legislatif, serta para calon presiden-wakil presiden dan para pendukungnya, agar bersabar menanti hasil akhir pemilu yang akan disampaikan secara resmi oleh KPU. ”Semua pihak hendaknya tidak terburu-buru mengambil kesimpulan hasil pemilu berdasarkan hitung cepat yang disampaikan oleh lembaga-lembaga survei.”
Hujan warnai suasana saat para capres mencoblos di TPS
Capres nomor urut 1, Anies Baswedan, mencoblos di TPS 60, di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Anies sebelum mendatangi TPS terlihat meminta doa restu dari ibunda. Usai melakukan pencoblosan, Anies bergerak menuju Rumah Pemenangan Timnas AMIN di Jalan Diponegoro 10, Jakarta Pusat.
Sementara itu, Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto pagi hari terlihat tiba di TPS 35 yang berlokasi di Bojong Koneng, Hambalang, Jawa Barat. Meskipun sempat dilanda hujan yang tidak begitu deras, masyarakat sekitar tampak menanti kedatangan Prabowo dan menyaksikan dia mencoblos. Setelah melakukan pencoblosan, Prabowo sempat berinteraksi dengan sejumlah warga yang ada di lokasi, sebelum akhirnya menghadiri acara pengawalan hitung cepat surat suara di Istora Senayan, Jakarta Pusat.
Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo tiba di TPS 11, Gajahmungkur, Semarang, Jawa Tengah pada pukul 08.32 WIB. Gajahmungkur sempat diguyur hujan deras sejak pagi, tapi tak lama cuaca kembali terlihat cerah. Ganjar sempat ditawarkan oleh para KPPS di TPS 11 untuk langsung mencoblos. Namun, Ganjar lebih memilih untuk tetap ikut mengantre. Usai melakukan pencoblosan, Ganjar bertolak menuju Jakarta, ke rumah Megawati Soekarnoputri di Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat.
Masyarakat memberikan suara
Sejalk pagi warga yang masuk dalam daftar pemilih berbondong-bondong ke TPS. Pukul 09.00 WIB, salah seorang pemilih bernama Ade telah mencoblos di TPS kawasan Tanjung Priok DKI Jakarta. Ia tak mau disebutkan nama lengkapnya dalam wawancara dengan DW, karena trauma dirundung kawan-kawannya ketika menyatakan pilihannya pada masa kampanye. Kepada DW Ade mengaku memilih partai baru dalam pemilu kali ini. "Partai yang belum pernah terlibat korupsi. Itu yang saya coblos. Jadi saya harap bisa membawa perubahan. Saya ingin melihat perubahan terutama soal korupsi yang telah menyengsarakan rakyat selama ini.” tuturnya.
Sementara itu Alice Regina dari Bekasi mengungkapkan isi hatinya dalam pemilu ini: "Pemilu ini terpaksa memilih yang terbaik dari yang buruk dan juga cap cis cus kembang kuncup (ed-asal memilih) karena tidak tahu mereka itu (calon legislatif) siapa orangnya dan dari foto-foto di baliho kampanye pun tidak ada yang meyakinkan,” ucapnya.
Di Surabaya, Ari yang juga tak mau ditulis nama lengkapnya menyatakan golput. ”Saya dulu pilih Jokowi bukan Prabowo, tapi sekarang mereka jadi satu. Semua elite politik cenderung demikian. Jadi bukan hanya mereka. Itu bisa terjadi lagi sekarang, Bisa jadi Puan Maharani dari PDI-P dijadikan menteri oleh Prabowo-Gibran. Dulu bermusuhan sekrang berkawan, demikian sebaliknya. Di akar rumput, masyarakat tetap saling bertikai. Politik Indonesia sudah dikuasai elite dan militer. Percuma memilih," ujarnya.
Seorang netizen atau pengikut FB Indonesia Taufik Nur Hidayat dari Gunung Kidul berkomentar: "Prinsip saya begini, saya punya hak pilih, saya memilih sesuai hati nurani saya, bukan karena suara saya bisa dibeli, ini soal lima tahun ke depan. Ini pendapat saya, tapi tolong, setiap orang punya haknya masing-masing berkreasi, bangun kedamaian dan sukseskan Pilpres 2024,” tulisnya.
Pidato Prabowo: Rangkul Semua
Selepas senja Prabowo-Gibran merayakan hasil hitung cepat bersama para pendukung di Istora Senayan, Jakarta. Didampingi Gibran, Prabowo menyampaikan pidato :"Atas nama tim kampanye nasional Prabowo-Gibran dan atas nama Koalisi Indonesia Maju, saya ingin menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada KPU dan seluruh jajaran dan tingkatan, BANWASLU yang telah menyelenggarakan pemilu terbesar di dunia dengan lancar dan sukses. Kita melihat rakyat di pelosok tanah air berbondong-bondong ke TPS melaksanakan pemilu 2024 dengan riang, tenang dan suasana kekeluargaan dan penuh kedamaian, Saudara sekalian, atas nama tim PG dan Koalisi Indonesia Maju, kita bersyukur atas hasil penghitungan cepat yang sudah ada,” ujarnya disambut teriakan gegap gempita pendukungnya.
"Semua penghitungan cepat lembaga-lembaga survei, termasuk yang berada di pihak paslon lain menunjukkan angka-angka yang sama, memang paslon Prabowo Gibran menang sekali putaran," ujar Prabowo lebih lanjut. "Saya dan Gibran berpesan walaupun kita bersyukur, kita tidak boleh sombong, kita tidak boleh jumawa, tidak boleh eforia, kita tetap harus rendah hati. Kemenangan ini harus menjadi kemenangan seluruh rakyat Indonesia. Prabowo Gibran dan seluruh Koalisi Indonesia Maju akan merangkul semua unsur dan semua kekuatan. Kami akan menjadi presiden dan wapres seluruh rakyat Indonesia. Berkali-kali saya tegaskan saya akan memimpin bersama Gibran, akan melindungi, mengayomi seluruh rakyat Indonesia, apapun sukunya, kelompok etnisnya, apapun rasnya, apapun agamanya, apapun latar belakang sosialnya, seluruh rakyat Indonesia akan jadi tanggung jawab kami untuk menjaga kepentingannya, " demikian janji Prabowo
Prabowo menambahkan: "Kami akan menyusun tim pemerintahan yang terdiri dari putra-putri terbaik bangsa Indonesia. Kita harus tetap tunggu hasil resmi KPU. Kita yakin demokrasi Indonesia berjalan baik. Rakyat yang menentukan dan memutuskan dan berhak mendapat pemimpin yang dikehendaki rakyat Indonesia,” tandasnya.
Ragam pendapat atas hasil hitung cepat
Kalangan aktivis hak asasi manusia menilai, pemilu kali ini berpotensi menghalangi upaya penyelesaian pelanggaran HAM masa lalu, karena salah satu kontestannya yang dari hasil hitung cepat (quick count) berbagai lembaga survei meraup suara terbanyak, dianggap memiliki rekam jejak yang buruk dari pelanggaran HAM berat masa lalu dan bahkan secara sistematik menyangkal keterlibatannya.
Pengamat sosial, Wahyu Susilo beropini ”Dengan menggunakan metode penyangkalan sejarah seperti yang digunakan oleh anak diktator Ferdinand Marcos, Bongbong Marcos Jr melalui media sosial dan gimmick yang membius anak muda, uraian kisah-kisah kelam sejarah masa Orde Baru dianggap sebagai kampanye hitam musiman,” ujarnya sambil menjelaskan bahwa Aksi Kamisan yang dilakukan oleh keluarga korban pelanggaran HAM masa lalu dianggap sebagai kampanye musiman lima tahunan. Padahal sejatinya aksi Kamisan ini sudah berlangsung selama 800 kali sejak tahun 2007.
Dalam wawancara dengan DW, Wahyu berujar pemilu yang awut-awutan benar-benar terjadi.”Semua ini dimulai ketika konstitusi dikangkangi. Ada kecurangan-kecurangan masif. Misalnya mengenai bantuan sosial dan itu terungkap juga di film ”Dirty Vote”. Ini tragedi di Indonesia meskipun melalui cara-cara yang dianggap demokratis,” ucap Wahyu.
Wahyu juga mengkritik Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang dianggapnya punya andil dalam membuat pemilu kali ini semakin terasa tidak bermutu, ketika penyelenggara pemilu (KPU) berulang-ulang melakukan tindakan yang menurut Wahyu diskriminatif dan mengabaikan kelompok-kelompok marginal. ”Hingga saat ini KPU tidak pernah mengeksekusi keputusan Badan Pengawas Pemilu (BAWASLU) yang mewajibkan KPU merevisi peraturan KPU mengenai kuota perempuan yang dianggap merugikan keterwakilan perempuan,” paparnya. Sebaliknya, KPU dengan serampangan, langsung menerima berkas pencapresan Gibran Rakabuming Raka, setelah Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan bahwa pasal tentang batas minimal usia capres-cawapres dibatalkan. Padahal pada saat penerimaan berkas, belum ada perubahan peraturan KPU tentang persyaratan capres-cawapres", papar Wayu lebih jauh..
”Tiadanya etika politik ini juga terlihat dari keterlibatan para pejabat negara menyalahgunakan kekuasaan dan kewenangannya untuk kemenangan calon yang didukungnya,” tandasnya.
Pendapat pengamat politik Jerman
Sementara itu, pengamat politik dari Jerman Timo Duile berpendapat, biar bagaimana pun pemilu ini merupakan salah satu contoh pemilu yang secara formal demokratis, tapi demokrasi sendiri tidak memberi alternatif ideologis, demikian menurutnya. ”Salah satu masalah besar adalah bagimana institusi politik yang harusnya netral dalam kampanye diperalat secara sistematis untuk kepentingan paslon-paslon. Ini tugas untuk tahun-tahun di depan adalah memperkuat institusi politik supaya tidak tergantung kepada jaringan-jaringan elite, dan membangun partai dan calon yang menjadi alternatif, supaya benar-benar ada pilihan,” tandasnya.
Menanggapi hasil pemilu 2024, pengamat lingkungan Prigi Arisandi berujar, kualitas presiden ditentukan oleh kualitas rakyatnya, semua warga negara harus bisa menerima dan perlu menyusun agenda baru untuk bangkit, ”Dibutuhkan dua periode untuk membangun kembali demokrasi Indonesia, memberikan pendidikan politik dan mewujudkan rakyat indonesia yang lebih kritis dan terdidik sehingga akan diperoleh pemimpin yang berkredibilitas,” pungkasnya. (as)