1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KonflikAsia

Pyongyang akan Gunakan Senjata Nuklir Jika Seoul Menyerang

5 April 2022

Kim Yo Jong, saudara perempuan pemimpin Korut Kim Jong Un mengatakan, siap gunakan senjata nuklir jika Korsel menyerang. Para analis menilai peringatan itu ditujukan untuk presiden terpilih Korea Selatan.

https://p.dw.com/p/49Slw
Kim Yo Jong
Kim Yo Jong mengatakan negaranya menentang perang, tetapi lain hal jika Korea Selatan meluncurkan serangan pendahuluanFoto: Yonhap/picture alliance

"Korea Utara akan menggunakan senjata nuklirnya, untuk menghancuran pasukan Korea Selatan jika Seoul melakukan serangan pre-emptive", ancam Kim Yo Jong, saudara perempuan pemimpin Kim Jong Un sekaligus seorang pejabat senior di pemerintah dan partai yang berkuasa. Dia mengatakan Selasa (5/4) Menteri Pertahanan Korea Selatan, Suh Wook telah melakukan "kesalahan yang sangat besar" dengan melontarkan pernyataan yang mengancam  Korea Utara, demikan lapor kantor berita resmi Korut KCNA.

Menteri Pertahanan Korea Selatan Suh Wook pada hari Jumat (01/04) mengatakan, militer negaranya memiliki berbagai rudal yang dikembangkan secara signifikan, dengan kemampuan yang akurat dan cepat mengenai target apa pun di Korea Utara, jika  negara jiran yang komunis itu menunjukkan sinyal yang jelas meluncurkan peluru kendalinya. 

Peningkatan kekuatan militer di semenanjung Korea

Kedua negara Korea itu telah meningkatkan kekuatan militernya, setelah Korea Utara melakukan uji coba berbagai rudal yang semakin canggih tahun ini. Para pejabat di Seoul dan Washington juga khawatir Pyongyang mungkin bersiap untuk kembali melanjutkan uji coba senjata nuklir untuk pertama kalinya sejak dihentikan tahun 2017.

Kim dan pejabat tinggi Korea Utara lainnya hari Minggu (03/04) juga sudah mengecam pernyataan Suh dan memperingatkan bahwa Pyongyang akan menghancurkan target utama di Seoul jika Korea Selatan mengambil "tindakan militer berbahaya".

"Kritik Kim kemungkinan besar lebih menyasar Presiden terpilih Korea Selatan Yoon Suk-yeol, yang telah menyerukan pertahanan yang lebih kuat terhadap ancaman Korea Utara", kata Rachel Minyoung Lee, seorang analis dari proyek 38 North yang berbasis di Amerika Serikat.

"Korea Utara sejauh ini menahan diri untuk tidak mengkritik Yoon pada tingkat otoritatif apa pun," ujar Lee.

Pernyataan Kim Yo Jong menunjukkan, Pyongyang sedang mempersiapkan publik Korea Utara untuk kemungkinan perubahan hubungan antar-Korea begitu Yoon yang berasal dari kubu konservatif mulai memangku jabatannya pada Mei mendatang, tambah Lee. Presiden terpilih Korea Selatan, Yoon Suk-yeo sebelumnya sudah menyatakan akan bertindak lebih keras terhadap jirannya di utara itu. 

Kim: "Korea Selatan sendiri yang akan menjadi target"

Delegasi dari tim presiden Yoon berada di Washington pada pekan ini untuk bertemu dengan pejabat AS, yang menegaskan kembali komitmen mereka untuk membela Korea Selatan, demikian menurut sebuah pernyataan dari Kementerian Luar Negeri AS.

Dalam pernyataannya pada hari Selasa (05/04), Kim mengatakan Pyongyang sejatinya menentang perang (yang bisa membuat semenanjung itu hancur) dan tidak memandang Korea Selatan sebagai musuh utamanya.

"Namun, jika Korea Selatan, untuk alasan apa pun, memilih tindakan militer seperti 'serangan pendahuluan' yang digembar-gemborkan (oleh Suh Wook), situasinya akan berubah," tambah Kim. "Kalau begitu, Korea Selatan sendiri yang akan menjadi target."

Jika militer Korea Selatan melanggar wilayah Korea Utara, konsekuensinya mereka akan menghadapi "bencana mengerikan yang tak terbayangkan", pungkas saudara perempuan Kim Jong Un itu.

ha/as (Reuters)