1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Putin Kunjungi Timur Tengah

25 Juni 2012

Di tengah krisis yang berkecamuk di Suriah, Presiden Rusia Vladinir Putin bertolak ke Timur Tengah. Di Israel ia akan membahas konflik atom Iran.

https://p.dw.com/p/15KoN
Foto: AP

Untuk pertama kalinya sejak tujuh tahun, Presiden Rusia Vladimir Putin kembali mengunjungi Israel. Setelah kedatangannya di bandara Ben Guiron di Tel Aviv, Putin membuka lawatannya dengan melakukan perjalanan ke Netanya untuk meresmikan monumen peringatan kemenangan tentara Soviet atas Nazi Jerman. Pada Perang Dunia ke II, Tentara Merah juga berhasil membebaskan kamp konsentrasi Auschwitz. Dan banyak tentara Yahudi bergabung dengan pasukan Soviet.

Setelah melakukan pembicaraan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden Shimon Peres, Putin direncanakna akan mengunjungi wilayah Palestina untuk bertemu dengan Presiden Mahmud Abbas, Selasa (26/06). Selain itu, di kota Bethlehem, Putin akan meresemikan pusat ilmu pengetahuan dan kebudayaan Rusia. Saat mengunjungi Israel pada tahun 2005, Putin juga singgah di Bethlehem. Selanjutnya, Putin akan meneruskan perjalanan mengunjungi Yordania. Di negara ini, bersama Raja Abdullah II, Putin akan meresmikan satu tempat ziarahh bagi umat Kkristen Ortodoks Rusia.

Tema Utama: Suriah dan Iran

Para pakar memperkirakan, kunjungan Putin di Timur Tengah adalah untuk mewakili sikap negaranya mengenai masalah Suriah. Dalam Dewan Keamanan PBB, Rusia telah mencegah dikeluarkannya resolusi keras terhadap pemerintahan di Damaskus, Dan bersama Cina, Rusia menentang segala bentuk intervensi militer atau bantuan kepada pihak oposisi.

Sementara itu, pemerintah Israel berharap bahwa Putin akan mendukungnya dalam masalah sengketa atom Iran. Israel menuduh Teheran tengah mengembangkan senjata atom secara rahasia. Untuk melawan program atom Iran diperlukan “sikap bersatu masyarakat internasional“, dikatakan juru bicara Kementrian Luar Negeri Israel Yigal Palmor sebelum kunjungan Putin. Moskow menolak bentuk kekerasan terhadap Teheran dan lebih mengupayakan dialog politik. Bagaimanapun, Israel tetap berharap bahwa Rusia akan mendukung penerapan sanksi yang lebih keras terhadap Iran.

yf (dpa/afp)