1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Putin: Kilas Balik sang Imperator

18 Desember 2015

Putin kembali pecahkan rekor. Konferensi pers akhir tahunnya dihadiri 1.400 wartawan. Sebuah show besar tahun ini yang menonjolkan Putin sebagai negarawan yang dicintai rakyatnya dan independen.

https://p.dw.com/p/1HPc6
Foto: Reuters/M. Zmeyev

Presiden Rusia Vladimir Putin, seperti biasa membuka konferensi persnya dengan sejumlah anekdot. Tapi tema utama tentu saja konflik dengan Turki dan perang Suriah. Menjawab pertanyaan wartawan, Putin menegaskan tidak mau bekerjasama dengan pimpinan Turki saat ini. "Saya tidak melihat ada prospek apapun", ujar penguasa Kremlin itu.

Lebih lanjut dengan nada agresif Putin menegaskan : "Penembakan jet kami adalah aksi bermusuhan. Dan yang membuat saya benar-benar marah, jika ini benar-benar kasus ketidak sengajaan, dan pemerintah Turki tahu, itu jet Rusia, kenapa mereka tidak mengangkat telepon, dan menjelaskannya kepada kami?".

"Sebaliknya, presiden Turki malahan menelpon presiden Amerika Serikat dan NATO", sergah Putin. "Kelihatannya pemerintah Turki hendak "menjilat" bagian tertentu Amerika." Semua yang hadir tertawa, karena tahu, bagian mana yang dimaksud. Memang ini bukan kata bijak dari seorang negarawan. Tapi itulah yang diperlukan oleh Putin untuk menarik perhatian.

Menyinggung tema krisis di Suriah, presiden Rusia itu mengatakan, ini masalah yang sangat kompleks. Semua pihak yang terlibat harus bersedia bekerjasama untuk menuntaskan konfliknya, terutama pada tatanan politik. Putin juga mengakui, sebagian pihak siap bekerjasama dengan pemerintahan Assad, sebagian lagi menolaknya.

Puji Trump

Vladimir Putin juga tetap melontarkan retorika ke Washington. Ia menyatakan, sepaham dengan presiden AS, Barack Obama agar kedua negara bekerjasama mencari solusi konflik Suriah. Dalam bagian lain konferensi persnya, Putin juga memuji Donald Trump calon kandidat presiden yang controversial dari partai Republik. Putin menyebut Trump sebagai tokoh yang cemerlang dan berbakat. Presiden Rusia itu juga memuji kiprah Trump untuk memperdalam kerjasama dengan Rusia.

Walau dilanda krisis ekonomi gara-gara anjloknya harga minyak bumi, namun popularitas Putin di negaranya tetap tinggi. Mayoritas warga yang diwawancara reporter menyatakan bangga memiliki presiden sekelas Vladimir Putin. Ia dinilai rakyat bekerja keras bagi negara dan menaikkan posisi Rusia di tatanan dunia, untuk itu Putin mendapat banyak dukungan.

as/yf(rtr,afp,dpa,ap,dw)