1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Protes Anti Kekerasan Rasialis di AS Meluas

30 April 2015

Aksi protes menentang kekerasan rasialis oleh polisi di Baltimore kini merebak ke seluruh Amerika Serikat. Ribuan polisi dikerahkan untuk berjaga-jaga dan puluhan demonstran di berbagai kota ditangkap.

https://p.dw.com/p/1FI0e
USA Proteste gegen Polizeigewalt
Foto: Getty Images/K. Betancur

Kematian Freddie Gray remaja kulit hitam berusia 25 akibat kekerasan dalam tahanan polisi Baltimore dua pekan silam kembali memicu aksi protes besar-besaran di kota pelabuhan di pantai timur Amerika itu. Juga dilaporkan adanya aksi protes solidaritas di New York, Denver, Boston dan Washington DC menentang aksi kekerasan rasialis polisi terhadap warga kulit hitam AS. Pemrotes mengusung poster #blacklivesmatter.

Kasus Gray menambah panjang daftar kekerasan rasialis terhadap warga kulit hitam oleh polisi Amerika. Yang paling menonjol adalah kasus terbunuhnya Michael Brown di Ferguson dan Eric Garner di New York City. Kedua kasus juga memicu aksi protes besar-besaran anti kekerasan rasialis khususnya terhadap warga Afro-Amerika di seluruh negeri.

Pihak kepolisian memberikan keterangan, terkait aksi protes yang sebagian dibarengi penjarahan dan pembakaran toko di Baltimore beberapa hari silam, polisi menangkap 270 demonstran. Namun sekitar 100 telah dibebaskan lagi. Polisi di New York menangkap 65 pemrotes karena memblokir sebuah terowongan di jalan utama. Di Baltimore dikerahkan lebih 3.000 petugas keamanan untuk mengatasi aksi protes.

Obama mengecam

Sementara itu presiden Barack Obama mengecam aksi protes yang diwarnai aksi kekerasan, penjarahan dan pembakaran di Baltimore. Tapi dalam waktu bersamaan Obama juga mengimbau ditegakannya keadilan sosial, dan didorongnya ekonomi yang nyaris tidak eksis di sejumlah kota dan kawasan.

Jaksa Agung yang baru dilantik, Loretta Lynch juga berjanji akan menggelar dialog nasional, membahas makin meningkatnya ketidak percayaan publik terhadap petugas polisi di AS. Sejumlah warga di kawasan mayoritas kulit hitam menegaskan, pihak kejaksaan dan kehakiman harus bekerja bersama warga untuk mencari solusi masalah.

Otopsi terhadap jasad Gray menunjukkan, remaja kulit hitam ini tewas akibat cedera sistem saraf tulang belakang. Enam petugas polisi dinonaktifkan terkait kasus kematian Gray. Dan Jumat (1/5), kepolisian Baltimore harus menyerahkan laporan investigasi menyeluruh ke kantor kejaksaan. Juga biro kehakiman federal diterjunkan mengusut kasus Baltimore.

Warga kini menanti dengan tegang pengumuman kepolisian yang akan dipublikasikan Jumat. Dipertanyakan, apakah keenam petugas polisi itu akan diajukan ke pengadilan atau dibebaskan. Para aktivis pembela HAM mengatakan, pemulihan citra dan kepercayaan kepada petugas polisi di AS, sangat tergantung dari keputusan itu.

as/ml (rtr,dpa,afp,ap)