1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Profil "Hacker"

12 Maret 2012

"Hacker" lumpuhkan situs internet berhari-hari, membuka profil pelanggan, membocorkan rahasia. Motifnya banyak, yang dilakukan ilegal. Tetapi apakah "hacker" semuanya kriminal, atau ada juga yang baik?

https://p.dw.com/p/14JaS
Pierre Kroma waehrend einem erfolgreichen Hacker-Angriff beim Live-Hacking auf der der CeBIT in Hannover am Eroeffnungstag am Donnerstag, 10. Maerz 2005. Rund 6.000 Aussteller werden bis zum 16. Maerz 2005 ihre neuesten Produkte praesentieren. (AP Photo/ Jan Bauer) --- IT security consultant Pierre Kroma looks on as he hacked succesful a web server during a live hacking show during the opening day at the world's largest computer fair CeBIT in Hanover on Thursday March 10, 2005. Some 6,200 exhibitors from 70 nations present their latest news and products at the world's largest computer and information technology fair CeBIT which runs from March 10 until March 26, 2005. (AP Photo/ Jan Bauer)
Gambar simbolFoto: AP

Beberapa waktu lalu, seorang mahasiswa Inggris dijatuhi hukuman delapan bulan penjara karena melancarkan serangan "hacker" atau peretas. Mahasiswa berusia 26 tahun itu berhasil membuka profil seorang pekerja Facebook, sehingga berhasil memperoleh data-data penting. Ia menyatakan di depan pengadilan, dirinya adalah "peretas yang etis". Ia hanya menguji celah keamanan dan bermaksud melaporkannya kepada Facebook.

Belakangan ini, laporan ulah peretas seperti itu banyak terdengar. Menurut keterangan sendiri, peretas dari kelompok Anonymous berhasil melumpuhkan situs sebuah perusahaan keamanan AS. Sebagai protes terhadap tindakan penghematan yang diadakan pemerintah Yunani, aktivis yang tergabung dalam Anonymous menerobos situs departemen keuangan dan parlemen Yunani. Akibat serangan dari internet, beberapa pekan lalu situs dinas rahasia AS, CIA selama beberapa jam tidak berfungsi.

fingers on keyboard black; business; businessman; busy; button; closeup; communication; computer; computing; corporate; data; desk; electronic; employee; enter; fingers; hand; key; keyboard; keypad; laptop; letter; macro; male; mobile; numbers; office; people; person; smart; success; technical; technician; technology; touch; type; white; wireless; work; worker; young
Gambar simbol "hacker"Foto: Fotolia/dell

Saat ini peretas memiliki citra negatif, ujar Dr. Martin Mink, pakar untuk keamanan teknologi informatika di Universitas Teknik Darmstadt. Padahak seorang "hacker" dulunya tidak kriminal. "Secara umum peretas adalah seseorang yang secara intensif mengurus suatu hal atau memahami suatu hal dengan baik."

Masa Awal "Hacking"

Istilah "hacker" diciptakan di sekolah tinggi teknik Massachusetts Institute of Technology (MIT). Di tahun 50-an, sejumlah mahasiswa melewatkan masa luang dengan menggunakan komputer yang ketika itu baru diciptakan. Mereka yang suka membuat kereta api mainan terutama menggunakan komputer besar, IBM 704, yang sebenarnya hanya boleh digunakan pengajar yang memiliki pendidikan khusus, tutur Stefan Ullrich.

Ia adalah ilmuwan yang termasuk dalam kelompok kerja Informatika dalam Pendidikan dan Masyarakat pada Universtas Humboldt di Berlin. Oleh sebab itu, para pembuat kereta api mainan hanya dapat menggunakan komputer itu di malam hari. "Jika hari sudah gelap, para mahasiswa dapat membuat program untuk menghasilkan suara dari komputer, juga menyambungnya dengan alat-alat lain, pokoknya bermain dengan teknik yang baru," ujar Ullrich.

ARCHIV - ILLUSTRATION - Ein Aktivist mit einer Guy-Fawkes-Maske, dem Erkennungszeichen der Hackergruppe Anonymous, winkt am 22.10.2011 in Frankfurt am Main. Computer-Hackern der Organisation «Anonymous» ist es gelungen, eine vertrauliche Telefonkonferenz der Londoner Polizei Scotland Yard und der US-Bundespolizei FBI abzuhören. Die Inhalte der Konferenz wurden von den Hackern im Internet veröffentlicht. Das FBI bestätigte die Angaben am Freitag (03.02.2012). Foto: Marc Tirl (zu dpa 1623 vom 03.02.2012) +++(c) dpa - Bildfunk+++
Seorang peretas mengenakan topeng Guy Fawkes, tanda kelompok Anonymous.Foto: picture-alliance/dpa

Jadi peretas sebenarnya hanya ingin bermain, menguji batas-batas kemampuan, mencoba sesuatu yang baru. Sebenarnya "cracker", atau penghancurlah, yang memata-matai orang dan menyebabkan kerugian, jelas Dr. Martin Mink. Bagaimana orang mencuri data dan menerobos sistem sudah diajarkan di Universitas Teknik Darmstad sejak lebih dari 10 tahun lalu. Tetapi untuk tujuan bagus. Dr. Martin Mink mengajar mata kuliah "cracker", di mana mahasiswa berusaha memecahkan kode pengaman dan menerobos sistem penjagaan.

"Cracking" sebagai Mata Kuliah

"Penyerang selalu lebih pandai. Jadi sangat penting, bahwa para mahasiswa dilatih, mengerti masalah, sehingga jadi lebih tahu, apa yang dapat dilakukan terhadap serangan seperti itu," demikian Mink. Belajar menyerang, agar dapat menangkis serangan. Tidak hanya Universitas Teknik Darmstadt yang menggunakan taktik ini. Di Universitas Bochum, FH Aachen, Sekolah Tinggi Bonn-Rhein-Sieg, FH Regensburg dan FH Gelsenkirchen para mahasiswa dapat belajar, bagaimana "cracker" bekerja.

Tidak ada yang dapat mencegah, agar mahasiswa tidak menyalahgunakan pengetahuannya dan merugikan orang lain. Tetapi di FH Gelsenkirchen mereka harus menandatangani pernyataan bersedia menjaga rahasia. Dr. Martin Mink dari TU Darmstadt tidak menganggapnya berguna. Ia lebih mengharapkan pengertian etis para mahasiswa. Sampai sejauh ini pengalaman buruk juga belum pernah ia alami.

epa03089893 The main website of the Greek Ministry of Justice in Athens, Greece, is seen hacked by Anonymous members from Greece and Cyprus warning that they will attack other ministries and press websites, on 03 February 2012. EPA/SIMELA PANTZARTZI +++(c) dpa
Anonymous menerobos situs Departemen Kehakiman YunaniFoto: picture-alliance/dpa

Prof. Dr. Hartmut Pohl, yang mengajar di Hochschule Bonn-Rhein-Sieg, pendapatnya serupa. "Saya hanya kenal sedikit kasus, tetapi memang ada kasus, di mana mahasiswa, menurut saya secara tidak sengaja, menyerang sebuah alamat IP. Itu memang terjadi. Satu-satunya yang saya inginkan adalah kejujuran. Mahasiswa harus mengatakannya kepada saya, dan saya akan secepat mungkin menghubungi perusahaan yang mendapat serangan."

Antara "Hacker" dan "Cracker"

Jadi "hacker" atau peretas baik, sedangkan "cracker" jahat. Gambaran hitam-putih itu berfungsi tanpa masalah dalam kumpulan seperti Chaos Computer Club (CCC). Kelompok peretas terbesar di Eropa itu adalah perhimpunan yang resmi. Dalam situs CCC orang dapat membaca dasar-dasar etisnya. "Terutama asas seperti »semua informasi harus bebas«, juga »menggunakan data umum, dan melindungi data pribadi« menjadi pokok-pokok penting dalam gerakan peretas di seluruh dunia," demikian dijelaskan Stefan Ullrich, dari kelompok kerja Informatika dalam Pendidikan dan Masyarakat di HU Berlin.

Tetapi bagaimana jika peretas melakukan sesuatu yang ilegal, menjadi Robin Hood dalam dunia digital, dan melumpuhkan situs sebagai protes, tetapi bagi tujuan yang baik? Pada kenyataannya, aktivitas "hacker" dan "cracker" tidak dapat dibeda-bedakan dengan mudah. Mereka menerobos sistem untuk mencapai tujuan politik dan menyuarakan pendapat.

Autor m.schuckart Portfolio ansehen Bildnummer 17573501 Land Deutschland Repräsentative Kategorie Gegenstände Computer Laptop Konzeptionelle Kategorie Konzepte Sicherheit Sicherheit Keywords bildschirm business büro code computer computer-sicherheit datenschutz e-business eingabe enter gehackt geheim gesperrt hacken hacker informationstechnologie internet internetsicherheit it kommunikation laptop lcd medien monitor neue medien password password eingeben passwort pc pc-sicherheit pc-tastatur persönliche daten schloss schutz sicher sicherheit sperren tastatur technologie telekommunikation verschlüsseln verschlüsselt wide web world www zugang zugangscode zugangsdaten
Gambar simbol perlindungan dataFoto: Fotolia/m.schuckart

Prof. Dr. Hartmut Pohl juga menjadi juru bicara kelompok kerja "Datenschutz und IT-Sicherheit" (Perlindungan Data dan Keamanan Teknologi Informatika) pada perhimpunan Gesellschaft für Informatik e.V. (Masyarakat untuk Informatika). Ia mengemukakan, "Kita tidak boleh sewenang-wenang di internet dan melupakan semua tata krama, atau peraturan, atau undang-undang."

Baginya, undang-undang kriminal menetapkan kriteria "hacker" dan "cracker". Pasal 202 dalam undang-undang kriminal Jerman menyatakan: "Orang yang secara tidak sah mengambil data yang tidak berhak diambil untuk dirinya maupun orang lain, juga data yang secara khusus dijaga keamanannya, dengan cara menerobos penjagaan, dapat diancam penjara hingga tiga tahun atau denda."

Mahasiswa jurusan informatika asal Inggris, yang dijatuhi hukuman penjara beberapa waktu lalu, juga ingin mengirimkan pesan. Ia hendak menunjukkan, bahwa Facebook memiliki celah keamanan. Itu tidak dapat menolongnya dari hukuman

Laura Döing / Marjory Linardy