1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Bio-Siegel Deutschland

26 Februari 2010

Produk bio menjadi sangat populer di Jerman. Baik karena alasan kesehatan ataupun gaya hidup. Apa sebenarnya beda produk bio dengan produk biasa?

https://p.dw.com/p/MDIg
Sayur-sayuran bio di supermarketFoto: DW-TV

Sejak beberapa tahun terakhir, Jerman dilanda demam produk bio. Demikian nama bagi produk-produk bahan pangan yang proses pengolahannya sesuai standar ekologi, baik dari tumbuhan maupun hewan. Segelnya berbentuk segi enam berwarna putih dengan pinggiran hijau, di tengah-tengahnya ada tulisan “BIO“.

Standar ekologi Uni Eropa mencakup sejumlah aturan mengenai kandang hewan ternak, ladang dan proses pengolahan makanan. Misalnya larangan teknik rekayasa genetika, pestisida sintetis dan pupuk mineral. Pengawetan bahan pangan diizinkan, tetapi tanpa penyinaran radioaktif. Aroma buatan, penyedap rasa, bahan pewarna dan emulgator juga hampir tabu, serta antibiotik dan pendorong pertumbuhan dalam makanan ternak. Selain itu ladang juga harus ditanam seling. Artinya, di ladang yang sama tidak boleh ditanam gandum saja dari tahun ke tahun. Dan yang juga penting adalah, bahwa hewan ternak tidak hanya dikurung di kandang saja, melainkan dapat bergerak di lapangan atau padang rumput.

Segel khusus BIO Uni Eropa ini juga hanya diberikan kepada produk-produk yang paling tidak 95 persen komponennya diproduksi secara ekologis. Sisanya boleh hasil produksi pertanian atau peternakan biasa. Banyak supermarket di jerman, seperti Aldi, Rewe atau Edeka, yang menjual produk-produk dengan segel BIO Uni Eropa di kemasannya. Tetapi supermarket-supermarket BIO murni, yang juga banyak ditemukan di Jerman, sering hanya menjual produk dengan segel BIO yang standarnya lebih tinggi. Yang bisa mendapatkan segel ini hanyalah barang-barang yang 100 persen komponennya diproduksi secara ekologis. Artinya, si peternak harus membuat makanan ternaknya sendiri dan seluruh aspek di peternakannya memenuhi standar bio, dan bukan hanya satu dua aspek saja.

Di Eropa, Jerman terkenal sebagai negara bio. Tahun lalu, sektor produk bio mencapai keuntungan sekitar 5,8 milyar Euro atau sekitar 78 triliun rupiah. Memang sejak tahun 2000 keuntungan produk bio semakin meningkat tetapi tahun ini keuntungannya sedikit berkurang. Wolfgang Adlwarth dari lembaga penelitian pasar Jerman GfK, menjelaskan,

“Secara keseluruhan, produk bio jelas lebih berkembang daripada penjualan bahan pangan lain. Memang pertumbuhannya tidak terlalu kuat tetapi kalau kita melihat krisis ekonomi, sebenarnya penurunan yang diperkirakan jauh lebih besar. Dengan latar belakang ini, saya bisa berkata, bahwa perkembangan produk bio tetap positif.”

Keuntungan tahun lalu yang turun satu persen dari tahun sebelumnya, terutama disebabkan oleh turunnya harga barang-barang bio, demikian menurut Aldwarth. Sesuai pengamatannya, lebih banyak barang bio yang dibeli konsumen, tetapi uang yang dikeluarkan lebih sedikit. Terutama toko obat-obatan dan kosmetik serta toko-toko online mulai menjual lebih banyak produk bio. Sebaliknya, keuntungan dari produk bio di supermarket-supermarket kecil semakin berkurang. Penjelasan peneliti pasar, Adlwarth:

“Ini dapat dijelaskan, karena supermarket-supermarket ini kehilangan keuntungan karena turunnya harga. Di sisi lain, supermarket yang khusus menjual produk bio masih bisa mendapat keuntungan dan melihat dirinya sebagai pemenang dalam situasi ini.”

Secara keseluruhan, setiap rumah tangga di Jerman mengeluarkan 84 Euro atau sekitar 1,2 juta rupiah per bulannya untuk barang-barang dan minuman bio. Konsumen utama bagi sektor bio adalah apa yang disebut pembeli intensif dari kalangan menengah keatas. Menurut Gfk, ini mencakup sekitar 6 persen atau 2,3 juta rumah tangga di Jerman.

Jutta Wasserrab / Anggatira Gollmer
Editor: Hendra Pasuhuk